2. Resiko Pahit

9.2K 712 19
                                    

Prilly hari ini cukup banyak melamun, teguran dari atasannya sudah sekali keluar karna laporan yang salah ketik cukup banyak.

Sally yang duduk tepat di depan bilik Prilly menatap khawatir pada sahabatnya itu. Dengan helaan nafas kasar Sally beranjak dari duduknya dan mendekati bilik Prilly.

"Prill"

"Ah?"

Bahkan saat Sally hanya menegur dengan suara kecil prilly langsung terlonjak, Sally benar-benar khawatir.

"Bengong mulu sih?"

"Ah emang gue bengong ya"

"Ck, udah kaya ayam sakit gitu lo, kenapa sih say?" tanya Sally alias Soleh.

"Gpp"

"Ck, nggak usah boong deh, Ali belum ngabarin?"

Anggukan lemas langsung tercipta dari kepala Prilly, hari ini hari selasa, sudah dari kemaren Ali berada di Paris, namun Ali sama sekali belum memberi kabar apapun.

Prilly berkali-kali menelepon Ali, namun tak juga ada tanggapan, chat yang dia kirimpun sama sekali tak dia baca.

Prilly tahu Ali pasti sibuk, tapi apa sesibuk itu?

"Aduhh cintaaaa, please deh yaa, nggak usah galau mulu gara-gara cogan napa sih? Dia itu lagi sibuk keles"

"Iya sibuk banget ampe lupa sama gue" ucap Prilly sinis.

Sally memutar matanya malas kemudian mengambil kursi di dekatnya untuk duduk mendekati Prilly.

"Jangan kaya mau mati gitu lah say cuma karna si cogan, percaya sama dia"

Sally memang sudah mengetahui tentang Ali dan sahabatnya, tentang bagaimana hubungan tak sehat mereka, hubungan yang nampak baik namun di dalamnya penuh luka.

"Gue pengennya gitu Soleh, tapi dia lagi sama Agatha loh, Agatha!"

"Sally say Sally" peringatan itu sangat tegas, karna Sally memang selalu tak mau di panggil Soleh, "dan gini yaa, si Ali kan udah mau tuuh berkomitmen sama lo, dia udah janji bakal cintai lo, ya udah lah nggak usah dipikirin lagi, besok juga pulang yaelah"

"Ck.. Nggak segampang yang lo omongin tamelllll" gemas prilly, dia lelah terus diceramahi, dia berdiri membawa berkas dan siap membawa ke ruangan Manager.

"Tamel?"

"Iya, Tangan Melambai" ucap Prilly kemudian menjulurkan lidah pada Sally, tangannya melambai menirukan banci taman lawang kemudian segera berlari.

"Wah kurang ajar lo songong, gue cium juga lo" teriak Sally tak terima.

Prilly mendengar, namun dia hanya tertawa. Dalam hatinya dia terus berdoa agar Ali menjaga janjinya.

°°°°°°°°°

"Jadi begitu pak" ucap Richard, client yang bekerja sama dengan Ali, meskipun Perusahaannya di Paris namun dia asli orang indonesia yang sukses di Paris, dia fasih bahasa Indonesia.

Ali mengangguk-angguk sembari memperhatikan berkas yang ada di tangannya dengan cermat.

"Baiklah pak, kalau gitu kita bicarakan lagi besok, saya akan pelajari berkas ini"ucap Ali.

"Baik pak Aliandra, kalau begitu saya pamit dulu" Richard berdiri diikuti Ali dan Agtaha kemudian mereka bersalaman tanda berakhirnya diskusi hari ini.

Setelah pak Richard pergi, Ali menoleh pada Agatha yang sedang membereskan berkas-berkas di meja.

"Langsung pulang?" tanya Agatha setelah selesai membereskan berkas-berkas.

Cinta Kita [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang