Date?

7.3K 829 20
                                    

Olimpiade itu telah berakhir sejak lima belas menit yang lalu. Tapi Yoora masih saja terlihat tak tenang. Ia sangat berharap kalau sekolah mereka akan kembali menjadi juara untuk tahun ini.

"Igeo." sekaleng minuman mendarat tepat diatas kedua pahanya. Ia melihat kerah samping lalu memberikan senyuman manisnya kepada orang itu.

"Gomawo." sepertinya Yoora benar-benar sangat haus. Hanya butuh beberapa detik untuk Yoora menghabiskan seluruh isi yang ada didalam kaleng itu.

"Hah." ia menggunakan tangan kanannya untuk menghapus sisa minuman yang masih tertinggal disekitaran bibirnya.

"Apa kau selalu merasa gugup saat mengikuti olimpiade?" Yoora lalu menoleh sebentar kearah pria itu.

"Ne, bagaimana aku tidak gugup. Setiap tahun aku pasti diutus untuk mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade." pria itu hanya mengangguk seraya menyesapi minuman kalengnya.
"Jungkook-ssi. Aku lapar." Yoora memegangi perutnya yang sudah berbunyi itu. Jungkook, hanya dapat terkekeh karena ia juga dapat mendengar suara perutnya Yoora.

"Cah, kajja." Jungkook langsung berdiri dan Yoora pun  mengikutinya.

"Kalian mau kemana?" langkah kaki kedua anak manusia itu langsung terhenti saat guru Kim baru saja tiba entah dari mana.

"Kami akan pergi makan." Yoora mengangguk dengan cepat. Yoora melihat keseluruhan penampilan guru Kim saat ini yang jauh dari kata rapi.

"Ikutlah dengan kami ssaem." ajak Yoora dengan cepat. Guru Kim lalu mengangguk setuju. Jungkook sedikit terkejut mendengar Yoora mengajak guru Kim untuk makan bersama mereka.

Tapi Yoora tak perduli dengan hal itu. Kini ia tengah berjalan menuju kantin yang ada disekolah ini dengan guru Kim yang ada disebelahnya. Bahkan ia tak perduli dengan Jungkook yang masih tertinggal dibelakang.

"Ah tunggu sebentar." guru Kim merogoh isi saku celananya untuk mengambil ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Setelah itu guru kim langsung pergi meninggalkan Yoora.

Tapi guru Kim tak lupa menyuruh murid kesayangannya itu pergi kekantin terlebih dahulu. Jungkook langsung berjalan kearah Yoora yang terlihat sedang kesal.

"Kim ssaem tidak bisa menemani kita." Jungkook meletakkan tangannya tepat diatas pundaknya Yoora. Dan ia langsung mendapatkan tatapan tak suka dari gadis mungil itu.

"Kajja." mau tak mau gadis itu harus ikut dengan Jungkook, jika tidak cacing diperutnya akan terus-terusan berdemo disana.

****

Langit kota Seoul hari ini terlihat kurang bersahabat. Langit mendung membentang diatas sana. Angin juga berhembus dengan kencangnya sehingga hawa berlipat-lipat lebih dingin dari pada kemarin.

Angin itu juga yang membuat Yoora kerepotan memegangi roknya agar tidak terbang tertiup angin. Tidak biasanya bis datang selama ini. Dirinya tak bisa lama-lama berada disini. Karena jika tidak ia akan bersin berkali-kali.

Yoora sangat terkejut saat sebuah motor berhenti tepat didepannya. Orang itu langsung membuka helmnya setelah itu ia menampakkan senyuman khasnya pada gadis itu.

"Neo!" Yoora langsung menunjuk kerah pria yang sedang sibuk menata rambut kecoklatan miliknya.

"Ayo naik." Yoora menggeleng kuat. Ia memundurkan langkahnya aagar menjauh dari orang itu.

"Ayolah. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu bis." Jungkook langsung menyerahkan satu helm lagi yang sengaja dibawa olehnya.

Benar juga. Jika ia terus saja menunggu bis disini maka dirinya akan terlambat. Setelah memakai helm itu Yoora langsung menaiki motor itu dengan rasa ragu.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang