13. Trauma

61.9K 5.9K 333
                                    

Bagian Tiga Belas

Arella merasa pusing dan agak sejak kemarin saat pulang mengantar Ferrel balapan.

Sebelum balapan selesai, Ferrel mengantar Arella pulang karena katanya tidak mau kalau dirinya menjadi sosok cowok gabener karena mengajak Arella keluyuran sampai malam. Sebenarnya, agak canggung setelah Arella marah-marah pada Ferrel dan memasukkan tiga ratus ribu ke dalam kantong cowok itu secara paksa. Tapi, mau gimana lagi, Arella gatau jalan pulang kalaupun mau nekat sendiri.

Sekarang hari senin, dan Arella tidak masuk sekolah atas saran Mamanya yang memintanya untuk beristirahat di rumah.

"Mama mau ke Bandung, urusin kerjaan kira-kira seminggu. Nanti Arden pulang kamu minta anter ke dokter ya, uang udah mama transfer ke rekening kamu sama Arden masing-masing," kata Pricill, pagi tadi sebelum berangkat dan meninggalkan Arella sendiri di rumah karena Arden sudah berangkat sekolah.

Sedang berusaha untuk tidur kembali di atas kasur, ponsel Arella bergetar.

CECAN DIRGAHAYU (4)

yesterday
Marissa Angeline Leaton: mana nih yang abis nganterin ferrel balapan, ga nongol-nongol

Lisa: display name lo panjang bgt, pusing.

Hana: (2)

Marissa: dah noh bct.

today
Hana: arella, lo di mana?

Arella: gue gamasuk, sakit.

Setelah mengetik jawaban sekenanya, baru saja Arella hendak meletakkan kembali ponselnya, dan ia teringat akan sesuatu. Bukan-bukan, melainkan teringat akan seseorang. Sandi.

Arella: san, gue gamasuk, sakit. gmn dong, ceritanya gmn?

Sandi Kurnia: bsk aja mau? apa ntar plg sekolah ketemuan dmn gt?

Arella: yauda ntar plg sekolah lo kerumah gue aja, kan gue lg sakit. HAHA.

Sandi Kurnia: tai-_- ini sbnrnya yg butuh siapa

Arella: yaelah san:-(

Sandi Kurnia: yaudah-yaudah.

Arella: yeay! makasih sandiiiiii

Arella terus bersyukur dalam hati, dan pikirannya tiba-tiba terbesit akan sesuatu seperti: kenapa sifat Ferrel itu nggak kayak Sandi yang easy-going, asik sama baik? Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, bisa jadi itu memang daya pikat Ferrel dengan sikapnya yang angkuh. Dan setelah meletakkan kembali ponselnya, Arella memutuskan untuk turun ke bawah dan sarapan.

***

Bell tanda istirahat berbunyi.

Jordan langsung berdiri dan berteriak "Akhirnya ya Allah." Tepat saat Ms. Andrea masih berada di ambang pintu kelas, yang menyebabkan ia mendapatkan tatapan tajam. Namun Jordan hanya cengegesan saja menanggapi itu seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

Catastrophe [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang