Chapter 16

8.3K 628 99
                                    

Jungkook menghempaskan badannya pada sofa ,diikuti dengan Yeri. Disinilah mereka, dirumah baru pemberian orangtua mereka. Rumah ini tidak terlalu besar tetapi sangat nyaman untuk ditempati. Hanya mempunyai 2 kamar tidur, kamar utama untuk mereka sebagai suami istri dan kamar lainnya yang lebih kecil, yang kata ibu mereka itu persiapan untuk bayi.

Yeri benar-benar ingin berteriak kencang ketika ibu mereka tetap membicarakan tentang bayi dan semuanya yang menyangkut tentang cucu. Dirinya tidak pernah berfikir untuk membuat bayi dengan Jungkook.

Rumah ini tidak terlalu besar namun indah dan nyaman. Tetapi Jungkook dan Yeri belum siap memiliki rumah sendiri. Sangat aneh,tinggal dirumah hanya berdua dengan Jungkook.

"Aku ingin tidur." Tiba-tiba Yeri berbicara.

"Kau tidur duluan, aku ingin menonton pertandingan bola." Jawab Jungkook.

"Aku takut." Yeri menghela nafasnya. Dirinya mengerucutkan bibirnya sembari memejamkan matanya. "Aku akan tidur disini saja."

"Oh ayolah Yeri!Baiklah ayo kita tidur!" Jungkook mengerang frustasi. Dirinya tidak tahu sejak kapan Yeri menjadi penakut. Sejauh ini,yang ia tahu Yeri adalah gadis yang pemberani.

"Kau bilang kau ingin menonton pertandingan bola, tak apa, aku akan menemanimu disini." Ujar Yeri dengan suara mengantuk, dirinya membaringkan kepalanya di pinggiran sofa.

"Dasar, gadis ini." Seketika Jungkook melingkarkan tangannya disekeliling tubuh Yeri kemudian menggendongnya ala bridal style. Yeri terperanjat dan mulai untuk bergerak.

"Hey, apa yang kau lakukan?"

Jungkook tidak mengucapkan apa-apa, dirinya berjalan perlahan menuju kamar mereka kemudian membaringkan Yeri diranjang.

Yeri terperanjat kaget dan ingin berteriak tetapi seketika wajah Jungkook tambah dekat dengan wajahnya. Yeri bisa melihat mata Jungkook yang menjadi kelemahannya. . Dia benci melihat mata Jungkook tapi juga menyukainya. Perlahan tangan Yeri menyentuh dada Jungkook dan mengelusnya lembut. Yeri mengulas senyumannya .

Dan tidak disangka Jungkook juga tersenyum. Tangannya perlahan bergerak kepinggangnya kemudian mengelusnya.

"Aku ingin itu." Bisik Jungkook lembut. Dia tahu ini permintaan aneh.Tapi Yeri ada istrinya,dan itu sah saja. Dia selalu menahan hormonnya karena dirinya tidak ingin melakukannya tanpa cinta. Jungkook tersenyum lagi. "Kau siap untuk memberiku?"

Yeri terdiam. Dia tahu,itu adalah kewajibannya sebagai istri.Sejujurnya dirinya juga menginginkan itu tetapi ia tak bisa. Ia takut semuanya akan berubah setelah itu.

Entah apa yang membut Yeri mengangguk.Jungkook mulai menciumi leher Yeri lantas turun ke dadanya, perutnya dan seluruh bagian tubuhnya. Itu terasa nikmat. Jungkook melepaskan kaus Yeri dan mulai mencium perut putih abs-nya. Yeri terperanjat sembari mengelus rambut Jungkook. Ini aneh. Perasaan ini sangat aneh.

Jungkook mencium bibirnya setelah selesai menikmati perutnya. Yeri membalas ciuman itu.Dirinya bisa merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.

"Sial!" Umpat Jungkook . Dirinya menyentuh celana pendek Yeri dan mulai mengelus kewanitaannya dari luar dan mencium lehernya liar membuat Yeri sedikit mengerang.
"Yeri,aku tidak tahan lagi."

"Bagaimana yang aku rasakan?" Tanya Yeri disela-sela nafas beratnya. "Cinta atau nafsu?"

Jungkook seketiak terdiam ketika dirinya mendengar pertanyaan Yeri. Yeri menghela nafasnya, dirinya perlu tahu bagaimana perasaan Jungkook.

Sesuatu yang baru yang disebut cinta mungkin? Atau mungkin hanya sekedar nafsu semata?

"Aku.. aku tidak tahu." Jungkook menggelengkan kepalanya sembari mengubah posisinya. Ia duduk dibibir ranjang seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dirinya bingung. Ia tidak tahu perasaan apa ini. Perasaan aneh yang nyaman. Dia menyukai memiliki perasaan ini tapi tidak tahu perasaan ini disebut apa. "Aku merasa sesuatu yang baru, dan aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, aku benar-benar tidak tahu perasaaan apa ini Yer."

Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang