School 2015 [season 2 : what happen]

1.7K 105 4
                                    


CHAPTER 3 - THE REALITY


Eun Byul bergegas untuk segera berangkat ke Bandara, hari ini adalah hari kepulangannya ke Korea. Sudah delapan bulan dia berada di Melbourne, rencananya untuk tinggal selama satu tahun akhirnya dia putuskan untuk berhenti dan pulang ke Seoul. Jam sudah menunjukkan pukul 13.24 masih enam jam lagi menuju waktu kepulangannya ke Korea namun karena hari ini adalah hari terakhirnya di Melbourne, dia tidak ingin ada hal yang tertinggal yang menyebabkan kesulitan di waktu depan.

"Jaga dirimu baik baik Eun Byul, jika kau ada waktu bisakah kau menyempatkan sedikit waktumu untuk memberi kabar kepada nenek tua ini?" perempuan berambut pirang berumur enam puluh tahunan itu berbicara sembari memeluk gadis berbaju hitam itu.

"Tentu saja Sherly aku pasti akan menelponmu sesampainya disana, aku juga akan berkirim e-mail denganmu. Sampaikan salamku untuk Ely, maafkan aku tidak bisa menunggunya hingga dia pulang." Ucap Eun Byul. Sherly, perempuan berumur enampuluh tiga tahun itu adalah ibu kost dimana Eun Byul menyewa salah satu kamar dirumahnya, dia tinggal bersama Ely, cucunya yang berumur sepuluh tahun yang sekarang masih berada di sekolah. Ely bersikeras untuk tidak masuk sekolah hari ini demi mengantarkan Eun Byul pulang, tapi Sherly dengan sabar membujuk Ely untuk tetap berangkat ke sekolah, jadilah hari ini kepulangan Eun Byul hanya bersama Sherly.

"Baiklah, aku berangkat Sherly. Jaga dirimu."

"Sepertinya, kata kata terakhirmu itu lebih cocok aku ucapkan padamu. Jaga kesehatanmu Eun Byul, kau yang paling tahu itu."

Perjalanan menuju airport membutuhkan waktu hampir empat puluh menit, Eun Byul hanya membawa satu koper hitam dan tas gendong kecil bermotif bunga-bunga karena semua barangnya telah dia kirimkan satu minggu sebelumnya. Sampai di depan pintu masuk airport dia pun segera mengambil handphone dan mencari tiket pesawat di elektronik mailnya. Sembari mengantri memasuki gate Eun Byul sibuk mencari passportnya, dibukanya semua bagian di dalam tas kecilnya itu, dia yakin sekali sudah memasukkan passportnya itu tadi malam. Karena sibuk berjalan sembari mencari passportnya antrian dibelakangnya semakin menumpuk, Eun Byul pun keluar dari antrian masuk karena merasa menghalangi orang lain yang sama terburu-buru seperti dirinya.

"Arrgh, dimana sebenarnya passport itu."

Dreet..

[Sherly] : Eun Byul, passportmu tertinggal. Kau ini bagaimana, berapa jam lagi pesawatmu berangkat.

Pesan singkat itu membuat raut wajah Eun Byul berubah seketika. Mengapa disaat penting seperti ini dia bisa melakukan hal teledor seperti itu. Dia baru ingat sebelum berangkat dia sempat meletakkan passportnya diatas meja.

[Eun Byul] : itu salahku Sherly, tunggulah, aku akan kembali. Pesawatku masih empat jam lagi.

Dengan terburu-buru Eun Byul berlari ke arah parkiran dan mencari taksi yang bisa membawanya ke rumah Sherly. Hampir sepuluh menit Eun Byul menunggu hingga akhirnya dia bisa mendapatkan taksi. Sepanjang perjalanan tidak berhenti dia melihat jam di tangan kirinya, entah apa yang terjadi sepanjang jalan tapi rasanya perjalanan ini membutuhkan waktu lebih lama dari seharusnya. Hampir dua jam akhirnya Eun Byul bisa kembali ke airport, waktu yang masih sangat cukup untuk bisa beristirahat sebelum perjalanan yang lama menuju Seoul. Eun Byul pun berlari sembari membawa telepon genggam dan passportnya. Setelah masuk Eun Byul disambut ruangan seluas lapangan sepakbola yang sejauh mata memandang terlihat orang-orang yang sibuk mengantri pada counter maskapai penerbangannya masing-masing. Eun Byul pun ikut mengantri pada maskapai yang akan mengantarkannya kembali ke Seoul, Qantas Airlines. Tigapuluh menit waktu yang diperlukannya untuk menukarkan tiketnya. Helaan nafas lega terlihat dari wajah Eun Byul, akhirnya setelah dua setengah jam dia dapat merasa lega.

SCHOOL 2015 [season 2 : what happen] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang