Satu

570K 18.9K 474
                                    

Seorang gadis berlari dengan bertelanjang kaki dan memakai dress selutut dengan model kemben berwarna putih yang terkena kotoran, bagian atasnya pun terdapat sedikit robekan. Sambil berlari gadis berusia 22 tahun itu terus memegangi robekannya agar tidak memperlihatkan bagian dadanya.

Gadis itu bernama Angela, ia berlari sekuat yang ia bisa setelah sebelumnya berhasil kabur dari seorang lelaki yang mengejarnya. Lelaki yang merupakan suruhan Papanya. Ya, Angela kabur dari rumah karena suatu hal.

Sungguh, Angela merasa telah lari sekencang-kencangnya namun ternyata lelaki yang mengejarnya hanya berjarak kurang dari sepuluh meter. Ia menyesali mengapa jalanan bisa sesepi ini. Ke mana orang-orang sebenarnya sehingga teriakan meminta tolong tak ada satu pun yang merespons?

Lelaki yang mengejarnya dengan gesit terus berusaha meraih tubuh Angela. Jika gadis itu menengok dan lengah sedikit saja pasti akan kalah.

Dari jauh, sinar lampu sebuah mobil mendekat. Angela merasa senang akan selamat. Gadis itu berusaha merentangkan tangan di tengah jalan agar mobil itu berhenti. Namun sayang sepertinya fokus pengemudi itu entah ke mana hingga tak menyadari ada seorang gadis yang berdiri menghalangi jalan.

Pengemudi itu mulai menyadari saat sudah sangat dekat dan beberapa saat kemudian gadis itu menjerit, jeritannya terhenti saat ia sudah terkapar tak sadarkan diri. Sang pengemudi menarik napas lega, untung saja tak sampai menabrak gadis itu. Tapi, anehnya gadis yang hampir ditabraknya sudah terkapar membuatnya merasa bingung.

Sementara lelaki yang mengejar Angela mendengus kesal dan pergi karena ia sudah tahu karakter Angela, gadis itu pasti akan berbicara yang tidak-tidak pada pengemudi demi mendapatkan pertolongan.

Beberapa saat kemudian sang pengemudi yang bernama Leo, turun dari mobil untuk melihat bagaimana kondisi Angela. Ia menyentuh pergelangan tangan gadis itu, rupanya masih hidup. Akhirnya Leo membawa ke rumahnya. Lagi pula Leo tak merasa menabraknya jadi lebih baik membawanya ke rumah saja. Ia yakin gadis itu hanya pingsan jadi tak perlu membawanya ke rumah sakit.

Sesampai di rumah, Leo langsung merebahkannya ke atas kasur. Perhatian Leo teralih pada sebuah kalung bertuliskan 'Angela' pada liontinnya.

Leo memperhatikan tubuh Angela dari kepala hingga ujung kaki. Sebagai lelaki normal, ada reaksi aneh saat melihat tubuh Angela dengan dress yang tak bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya. Leo mengutuk dirinya sendiri yang malah menginginkan Angela. Padahal ia belum tahu siapa Angela. Terlebih dengan pakaian seperti itu kemungkinan bukan gadis baik-baik. Leo tak mau gegabah dengan macam-macam pada Angela. Lebih baik diamkan saja. Biarkan Angela bermalam sekali ini saja.

Leo pun menutup tubuh Angela dengan selimut. Itu lebih baik dari pada terjadi hal yang tidak diinginkan. Leo berpikir, sepertinya malam ini ia akan menghabiskan banyak sabun untuk mandi.

oOo

Sinar matahari di balik tirai memaksa masuk dan membuat Angela bangun dari tidurnya. Angela mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Saat Angela membuka mata, ia mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam hingga ada di sini. Angela langsung beranjak dan membuka tirai. Sinar matahari semakin menyilaukan saat tirai itu dibuka. Otomatis Angela menyipitkan matanya selama beberapa detik. Setelah itu pandangannya fokus pada lelaki yang berdiri dekat kolam renang. Angela bisa melihatnya dengan mudah karena sedang ada di lantai dua. Tapi sungguh, Angela sangat kagum pada rumah ini. Tidak terlalu besar hanya saja benar-benar sangat mewah.

Angela jadi teringat sesuatu. Mungkinkah tadi malam lelaki itu berbuat macam-macam padanya? Angela berusaha memeriksa pakaiannya masih lengkap dan memang sejak awal ada robekan di bagian dada. Firasat Angela, lelaki yang menolongnya adalah lelaki baik-baik. Angela kemudian menuruni tangga bermaksud menghampiri lelaki itu.

"Hey!" Angela menepuk pundak Leo dari belakang. Leo yang terbiasa sendiri jadi terkejut. Ia jadi ingat kalau seorang gadis yang tadi malam ia tolong kini masih berada di rumahnya.

"Selamat pagi, maaf membuatmu terkejut," kata Angela lagi. Leo tak bisa fokus dengan pakaian Angela yang sangat seksi.

"Kamu pasti menolongku tadi malam, perkenalkan aku Felinda Angela. Orang-orang biasa memanggilku sayang. Oh maaf, maksudku mereka memanggilku Angela." Angela tampak mengutuk dirinya yang berkata seperti itu. Angela memang memiliki pribadi yang bersahabat dan mudah akrab dengan siapa pun selain itu tak jarang lelaki yang menganggap dirinya centil.

"Iya, sebenarnya tadi malam aku hanya berjalan pelan. Aku bahkan tak menabrak tapi kamu malah pingsan. Mobilku bahkan tak menyentuhmu," ucap Leo.

Angela tertawa mendengar penjelasan lelaki itu.

"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Leo.

"Sepertinya aku berbakat menjadi artis. Apa aktingku bagus?" Angela malah balik bertanya.

"Aku semakin tak mengerti dengan apa yang kamu katakan. Maksudmu apa?"

"Aku pura-pura tertabrak dan pingsan demi menghindari lelaki yang mengejarku."

Dalam hati Leo merasa kesal. Tadi malam dengan susah payah membopong Angela sampai ke lantai dua. "Jadi kamu pura-pura pingsan?" tanya Leo memastikan.

Angela pun mengangguk.

"Kamu ini! Kenapa saat sudah sampai masih berpura-pura. Kalau begitu aku tak perlu membopongmu sampai lantai atas," ucap Leo kesal.

Bagai tanpa merasa berdosa Angela nyengir memamerkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. "Maaf aku lelah dan ngantuk. Aku sudah berlari kencang untuk menghindari lelaki itu."

Leo sebenarnya merasa kesal tapi tentu saja tak mungkin memberi pelajaran pada gadis itu. Melihat Angela, Leo bagai teringat seseorang. Entah kenapa wajahnya sangat familiar.

"Hey, kenapa diam saja. Siapa namamu?" tanya Angela tiba-tiba dan membuyarkan lamunan Leo.

"Leo." Sambil menyodorkan tangan untuk menjabat tangan Angela, Leo merasa ada getaran aneh saat tangannya bersentuhan dengan tangan lembut Angela. Leo semakin yakin. Angela itu benar-benar mengingatkannya pada seseorang.

"Aku takut lelaki itu masih mengincarku. Apa kamu tega kalau aku diculik?" ucap Angela tiba-tiba.

Leo tidak mengerti maksud Angela yang tiba-tiba bicara seperti itu. "Maksudmu?"

"Maksudku aku ingin kamu membiarkan aku tinggal di sini untuk sementara. Tapi, untuk selamanya juga boleh, sih."

Mulut Leo otomatis terbuka mendengar apa yang Angela bicarakan. Sungguh Leo tak tahu akan berbuat apa. Di sisi lain Angela mengingatkannya pada seseorang dan membuat Leo ingin terus dekat dengan Angela. Tapi di sisi lain haruskah Leo bisa tinggal bersama dengan wanita yang berpenampilan seperti itu? Mungkinkah Leo bisa tahan untuk tidak macam-macam pada Angela?

Angela merasa heran melihat Leo yang sedari tadi membuang muka. Membuat Angela merasa tertantang karena biasanya lelaki akan menatapnya dengan buas. Tapi lain halnya dengan Leo.

"Oke, kalau diam artinya setuju. Baiklah aku mau mandi. Sebagai tuan rumah yang baik tolong siapkan sarapan," ucap Angela kemudian masuk ke rumah. Bahkan Leo belum memberi keputusan untuk mengizinkan atau melarang Angela tinggal. Gadis itu secara otoriter mengambil keputusan sendiri.

Leo berdiri terpaku menatap Angela. Sungguh Angela adalah gadis yang sangat pemberani bahkan seharusnya ia menganggap Leo lelaki asing tapi ini malah mau tinggal bersama. Leo menjadi makin kesal. Terlebih dirinya disuruh menyiapkan sarapan, yang benar saja?

My Sexy AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang