DELAPANBELAS

12.2K 705 17
                                    

Farra POV

Sejujurnya aku masih kecewa kepada Mahen.

Seenaknya dia mengataiku. Dia tak tau gimana sakitnya jadi ibu rumah tangga diusia yang bahkan belum genap tujuh belas tahun.

Aku masih mendiamkannya. "Kamu mau makan?" Tanyanya.

Aku masih belum diizinkan pulang dari rumah sakit. Dua hari aku disini.

"Ngga" aku terus mendiaminya. Diapun tak pernah kapok bersamaku walaupun aku mendiaminya.

"Sayang" suara mommy terdengar di ambang pintu kamar inapku.

"Mommy" aku merentangkan tanganku pertanda aku ingin dipeluknya.

"Mommy kenapa baru dateng sekarang?" Tanyaku memajukan bibirku.

"Maaf sayang, mommy ada urusan" selalu begitu. "Kan ada suami kamu sayang" aku membuang muka saat mommy mengatakan itu.

Aku tau mommy memandang Mahen, tapi kuacuhkan saja.

"Mommy mau makan" rengekku.

"Katanya tadi ga mau makan?" Ngapain juga nih si Mahen bilang kek gitu? Hadeeh!

"Mommy! Aku mau makan!" Ucapku ketus. Anak durhaka.

"Sini Om suapin" apaan sih si Mahen ini?

"Mommy denger gak?" Ketusku lebih tinggi.

"Iya sayang" mommy mengambil alih sendok ditangan Mahen.

Kulirik Mahen, terlihat matanya menyiratkan kesedihan.

Tapi aku masih ingin menghukumnya.

Setelah makanku habis, mommy menyodorkan air mineral padaku.

Dan setelah itu aku kembali berbaring.

"Oh ya mom, akhir akhir ini aku kok gak ngalamin morning sicknes ya?" Tanyaku pada mommy. Ada apa dengan wajah mommy dan Mahen?

"Mom" aku memanggilnya sekali lagi.

Mommy langsung tersadar dari lamunannya. "Morning sicknes itu tidak sering sayang. Bisa berhenti kapanpun" ada apa dengan wajah mommy? Seperti menahan tangis. Matanyapun berkaca-kaca.

"Mom" aku memanggilnya. "Kenapa mommy nangis?" Tanyaku sekali lagi.

"Ohh..ee..mommy hanya terharu sayang, seperti kemarin kamu menangis minta digendong kepada mommy. Sekarang kamu sudah besar" oh mommy. Aku menitikkan air mataku. Dan memeluk mommy.

Mahen AlifindraPOV
Hatiku mencelos.

Farra menanyakan kenapa dia tak mengalami morning sickness.

Sabar sayang, sebentar lagi aku akan membuatmu hamil tanpa kau ketahui.

Hatiku semakin sakit melihat pemandangan Farra berpelukan dengan Karina.

Aku tak sanggup melihatnya, akupun keluar dari kamar inap Farra menuju taman untuk menenangkan diri.

Apa aku salah menyembunyikan semua ini?

JELAS!

Tapi tujuanku adalah agar Farra tak bersedih.

Jelas Farra akan bersedih saat mengetahui bahwa anaknya keguguran. Dia akan merasa kecewa padamu Mahen saat dia mengetahui bahwa kau merahasiakannya. Ucap sisi malaikatku.

Sudahlah Mahen! Farra tak akan bersedih. Diamkan saja! Buat dia hamil lagi, agar dia tak curiga bahwa dia keguguran. Dia akan memaafkanmu jika dia hamil lagi. Ucap sisi devilku.

Itu salah Mahen. Kau telah menyakiti Farra. Lihat! Farra menanyakan kenapa dia tidak merasakan kehamilannya. Apa kau tega? Beri tahu saja! Ucap sisi malaikatku.

Jangan beritahu Mahen! Hamili dia sekarang! Agar dia tak curiga dan tak akan kecewa padamu dan menjahuimu. Katakan saja kalau waktu itu dia tak hamil hanya salah diagnosa. Ujar sisi malaikatku.

Benar juga. Aku akan merahasiakan dari Farra. Aku akan menghamilinya secepatnya!

Aku berdiri dari kursi taman setelah perdebatan siputih dan simerah. Aku memilih simerah.

Kau hebat Mahen. Kau mempercayaiku. -Merah-

Kau kan menyesal Mahen! Lihat saja!. -Putih-

*abaikan putih merah*

Aku berjalan menuju kamar Farra setelah menenangkan pikiranku.

Baru saja aku akan membuka pintu, tiba-tiba saja Karina keluar dengan wajah sembab.

"Aku mau bicara"

Disinilah aku dan Karina berada. Kantin.

"Apa yang akan kau bicarakan?" Tanyaku to the point.

"Kamu gak kasih tau Farra kalo dia keguguran?" Tanya Sisi balik.

"Ngga! Aku ga bakalan kasih tau. Aku akan menghamilinya secepetnya. Maka dari itu dia tak akan bersedih" ucapku tegas.

Karina mendongakkan kepalanya dan menatapku nyalang.

"Ini salah Mahen. Dengan kamu merahasiakannya, Farra akan semakin kecewa sama kamu! Dimana pikiran kamu? Hah??" Sentak Karina tiba-tiba.

"Aku tak peduli! Diam dan ikuti rencanaku!!" Aku berdiri dan berlalu mengacuhkan teriakan Karina yang menggema.

Aku memasuki kamar inap Farra dan menampakkan Farra yang tengah tertidur dengan wajah polosnya.

Maafkan aku sayang.

Air mataku tak bisa kutahan.

"Sayang" panggiku lirih ketika Farra membuka matanya.

"Gimana keadaan kamu? Masih sakit" tanyaku khawatir.

"Baik" jawabnya singkat.

Huft. Maafkan aku sayang.

"Mau buah?" Tawarku.

Farra hanya menggeleng.

"Mau keluar" ucap Farra saat aku tawar yang lain.

"Bentar yah, Om ambil kursi roda dulu" aku keluar dari ruangan Farra untuk mengambil kursi roda.

Disinilah aku berada. Ditaman rumah sakit bersama Farra.

Farra terlihat menikmati udara sore ditaman ini.

Aku mengambil bunga dan merangkainya menjadikan mahkota dan memakaikan dikepala Farra.

"Ish, Om ngagetin tau" aku tersenyum, Farra sudah tak marah padaku.

"Kamu gak marah lagi sama Om?" Tanyaku senang.

"Mana bisa aku marah lama-lama sama suami aku ini" Farra memelukku dan ratusan kupu-kupu hinggap diperutku.

"Makasih sayang, maafin Om ya" aku menatapnya dan mengelus rambutnya.

"Iya" Farra menatapku dengan senyum. Oh senyummu mengalihkan duniaku.

Aku memeluknya dan mengecup keningnya.

Author POV

Mahen tak tau jika masalah akan menghampirinya.

Buat yang kaga sabar. Hihihi.

Revisi 6 Juni 2022

-Mahfiruz Mihrunnisa-

Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang