EMPATBELAS

16.9K 778 3
                                    

"Kenapa sih Farra itu?" Tanya Jeffrey melihat Mahen yang menghela nafas.

"Dari tadi dia nangis mulu! Gue gak tau gimana cara bujuknya, sekarang Farra gampang emosian" jelas Mahen.

"Apa Farra hamil?" Tiba-tiba Karina menyela dan sukses membuat Mahen dan Jeffrey terbelalak.

"Masa sih? Katanya waktu itu kalian belum gituan" Tanya Jeffrey.

"Sebenarnya waktu itu kita udah ngelakuin, masalahnya Farra bilang kalo jangan kasih tau sama siapa-siapa termasuk kalian" ucap Mahen.

"Ohh, jadi gitu" Ucap Jeffrey menggelengkan kepalanya.

"Ada ada aja" tambah Jeffrey.

"Ooommm" tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Farra, seketika Mahen, Jeffrey dan Karina kaget dan segera berlari kearah kamar Farra.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Mahen panik.

"Oomm" Farra berhambur kepelukan Mahen.

"Om jangan cari istri lagi ya" ucap Farra terisak dipelukan Mahen.

"Gak salah lagi, Farra pasti hamil" gumam Karina.

"Kita periksa aja, biar pasti" timpal Jeffrey.

"Sayang, kamu kapan terakhir haid?" Tanya Karina.

"Aku...." Farra mencoba mengingat kapan kali terakhir dia datang bulan.

"AKU TELAT" teriak Prilly menggelagar.

Seketika sebuah senyuman muncul diwajah empat orang dikamar tersebut.

"Tapi kita harus pastiin dulu" ucap Karina.

"Yaudah, mommy telpon aja dokter kandungan kesini" perintah Jeffrey.

"Iya bentar" Karina segera menelpon dokter kandungan.

Singkat cerita

"Gimana dok?" Tanya Mahen tak sabar.

Dokter tersebut menghela nafas dan menatap Mahen, Jeffrey dan Karina bergantian.

"Apa sebelumnya dia sudah menikah?" Tanya dokter tersebut tiba-tiba.

"Iya dok, saya suaminya" jawab Mahen.

Dokter tersebut masih sedikit ragu mendengar jawaban Mahen. Tentu saja ragu, bagaimana tidak? Farra masih menggunakan seragam SMAnya.

"Apa benar?" Tanya dokter itu sekali lagi.

"Benar dok! Saya suaminya! Kita sudah menikah!" Jawab Mahen tegas.

"Huft baiklah, selamat istri anda mengandung, usianya masih dua minggu" ucap Dokter tersebut.

"Alhamdulillah" ucap Mahen, Jeffrey dan Karina serentak.

"Tolong dijaga kandungan ISTRI anda" ucap si dokter menekan kata ISTRI.

Mereka tidak menyahut perkataan dokter tersebut, karna mereka sedang larut dengan kebahagiaan medengar kabar kehamilan Farra.

Sedari tadi Mahen tak berhenti tersenyum mendengar kehamilan Farra.

"Sayang, mulai sekarang kamu gak boleh ngerjain sesuatu yang berat, gak boleh terlalu capek, gak boleh makan-makanan yang pedas, gak bo...." ucapan Mahen terpotong oleh Farra.

"Sekalian gak boleh semua" ucap Farra membuang muka.

Mahen hanya menyengir.

"Daddy, pengen duduk dipangkuan daddy" rengek Farra.

"Sini sayang" Jeffrey menarik Farra kedalam pangkuannya dan Farra menyandarkan kepalanya ke dada bidang Jeffrey.

"Sayang, kita pulang yuk. Udah mau sore nih" ajak Mahen.

Farra mengangguk dan berhamburan kepelukan Mahen.

"Gendong" rengek Farra.

"Yaudah sini" Mahen menggendong Farra seperti bayi.

"Kita pamit ya" pamit Mahen kepada Jeffrey dan Karina.

Skip

Mahen dan Farra sudah sampai di kediaman mereka berdua.

"Mandi dulu sayang" perintah Mahen pada Farra.

"Mandi bareng" rengek Farra membuat mata Mahen berkilat.

Tak membutuhkan waktu lama, Farra sudah berada digendongan Mahen dan memasuki kamar mandi.

Farra didudukan dibathup, Mahen mengisi air dan menuangkan sabun cair favorit Farra.

Farra duduk dipangkuan Mahen dengan posisi mengangkang, mereka berdua sama-sama telanjang.

Farra sengaja menggoda Mahen dengan menggesekkan milik mereka dan tangan Farrapun tak bisa diam sedari tadi mengelus dada bidang dan perut sixpack Mahen.

"Ashh... sayang..ahh...berhenti" desah Mahen tak tahan.

Bukannya menuruti perintah Mahen, tetapi Farra semakin gencar menggoda Mahen dengan meletakan tangan Mahen pada payudaranya yang sedikit berisi karna kehamilannya.

"Berhenti...oowwhh" desah Mahen tak tahan.

Farra semakin gencar menggoda Mahen, kali ini dia menggesekkan payudaranya pada wajah Mahen dan menggigit telinga Mahen.

Karna tak tahan, akhirnya Mahen membungkam bibir Farra dengan bibir tebalnya, Farra membalasnya tak kalah ganas dari Mahen.

Mereka sudah siap akan memasuki satu sama lain.

"Aahh" desah mereka berdua saat milik mereka bersatu.

Kali ini Farra yang memimpin kendali bercinta mereka.

"Ahhssh" Farra mendesah saat Mahen meremas kedua payudara Farra.

"Aaahh" Mahen dan Farra mendesah saat mendapat pelepasan mereka.

Farra menyandarkan kepalanya pada bahu Mahen. Entahlah, Farra saat ini belum puas, dia kembali menggoda Mahen dengan menggoyangkan miliknya yang masih terbenam oleh milik Mahen.

"Jangan menggoda Farra! Kau tau apa akibatnya?" Ucap Mahen dengan nafas tak beraturan.

"Baru segitu udah capek! Cih" ejek Farra.

"Menantang hah?"

Dan kalian tau apa yang terjadi selanjutnya?

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Skip

Mahen dan Farra sedang menyantap makan malam setelah percintaan panas mereka tadi sore.

"Om" rengek Farra, jika begini pasti ada maunya.

"Apa sayang?" Tanya Mahen lembut.

"Pengen mie kuah" rengek Farra manja.

"Kamu gak boleh makan mie sayang" Farra memang mengalami alergi mie.

Tiba-tiba Farra menangis kencang. "Huaaaaaaa!!! Aku pengen mie kuah!!!!!!" Teriak Farra kencang hingga terdengar sampai seantero rumah.

"Ehh ehh" seketika Mahen panik.

"Om jahat!! Aku cuma pengen kuahnya! Gak sama mienya!!!" Teriak Farra.

"Okeoke. Jangan nangis ya" ucap Mahen menenangkan.

"Om yang buatin" ucap Farra.

"Huft, oke" Mahen menghela nafas.

Mendengar Mahen menghela nafas membuat Farra menangis kencang, "Gak ikhlas nih bikin mienya? Oke! Kalo gitu gausah bikinin! Om gak dapet jatah sampai anak ini lahir" teriak Farra membuat Mahen terbelalak.

Tidak dapat jatah selama sembilan bulan? Lebih baik aku kehilangan mobil mahalku. Batin Mahen.

Maap pendek!!

Konfliknya belum. Masih cari ide dulu buat konfliknya, ga berat kok, termasuk Devran.

Mampir cerita sebelah yuk. Luv.

Revisi 8 Mei 2022

-Mahfiruz Mihrunnisa-

Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang