Bc#8

9.8K 732 28
                                    

Bab 7: Campur aduk.
**

"Mom, Dad, aku pulang." teriak Keenan saat memasuki rumahnya.

"Kau sudah pulang sayang? Mau mommy buatkan sesuatu?" Tanya ibunya saat Keenan melangkah kearah dapur.

Keenan mencium pipi Keira. "Jus Jeruk Mom." Ucapnya dengan nada Riang membuat Keira mengeryit.

Anak ini salah makan obat kah?

"Ganti pakaianmu." perintah Keira membuat Keenan mengangguk senang.

Fix. Keenan aneh, lihat senyum lebarnya yang membuat Keira bergidik ngeri.

"Key sudah Pulang mom?" Tanya Keenan.

"Belum. Katanya dia ada kencan kan?" Keenan mengangguk.

"Aku kekamar dulu."

Fix. Keira tambah bingung. Biasanya Keenan akan langsung panik dan mencari cari adik perempuannya itu.

"Bye mom." Keenan mengecup Pipi ibunya itu.

Keira tersenyum tipis. Matanya manangkap warna lain di wajah Keenan.

Keenan sepertinya sedang jatuh Cinta. Wajahnya memerah samar.

**

"Mau kemana Keen?" Tanya Keira dengan wajah bingung. Anak sulungnya itu Kini tampil dengan pakian casualnya yang menambah ketampanannya.

"Kencan?"

"Boro boro kencan, pacar pun tak punya." Sindir Rian yang sedang bermain ps membuat Keenan mendelik sebal.

"Anak SD diam!" Ucapnya. Ia kembali menoleh kearah Keira."jalan jalan. Sudah lama Keenan tidak keluar."

Remaja pria itu segera pergi saat melihat ibunya mengangguk mengerti .

"KAK KEEN AYAM! Eh MAKSUDNYA AYAM GORENG!"

Keenan memilih menulikan telinganya dari suara suara gaib Aldrian dan Aldren.

*****

Keenan memberhentikan mobilnya disalah satu Caffe.

Memarkirkan mobilnya lalu berjalan masuk dengan Angkuh.

Ia hanya memesan Kopi pahit dan kembali bergelut dengan ponselnya.

"Keenan." Pria itu mengangkat wajahnya saat namanya disebut. Ia membuang mukanya acuh, wajahnya memerah dengan rahang mengeras.
Terlihat benar jika ia tidak suka keberadaan orang didepannya itu.

"Sejak kapan, Seorang Keenan menjadi pengecut seperti ini hm?" Lagi, Keenan memilih menulikan pendengarannya.

"Whoaa sek-"

"Tutup mulutmu dan pergi dari sini, Brengsek!" Desis Keenan. Ia menggebrak meja dihadapannya membuat semua orang menoleh Kaget.

Pria didepannya itu tertawa. "Brengsek? Kau tidak punya Cermin dirumah?" Bibir pria itu mengukir senyum sinis. "Yang patut dibilang Brengsek disini itu Kau! Lari dari Masalah! Kau pikir dengan meninggalkan kehidupanmu yang dulu, kau bisa membuat Keadaan sama seperti dulu!? Tidak brengsek! Rissa akan tetap koma."

Rasanya Beribu ribu Bangunan runtuh menimpa bahunya. Bebas yang ingin ia hilangkan itu kembali.

Pria itu menatapnya benci. "Kau penyebabnya! Kau penyebab Rissa Koma. Dia koma dan kau melarikan diri!"

Ia membentak Keenan, membuat orang orang semakin berbisik sana sini.

Itu semua masa lalu dan pria ini tetap membencinya. "Cih. Masih Ernest yang berpikiran sempit. Pakai otakmu. Ini bukan hanya salahku. Kau.." Keenan menatap menuding kearah mantan sahabatnya itu. "Juga bersalah disini."

"Kau yang membawaku ku club sialan itu dan memperkenalkanku dengan Adikmu saat kau sendiri tau kalau kehidupanku yang diluar batas wajar. Kau yang menyuruhku mengantarnya pulang, bangsat!"

Ernest menatap Keenan dengan napas memburu. "Aku akan menghancurkan adikmu seperti Kau-"

BUGH!

Pukulan Keras Keenan layangkan Pada pria itu. " bangsat! Jangan bawa adikku pada permasalah ini!"

Lain urusannya jika menyangkut Adik kesayangannya. Bahkan membunuh pun Keenan sanggup jika menyangkut Kebahagiaan Keyla.

Drrtt.. drrt..

Keenan lengah saat mendengar getaram dari pondelnya, hal itu membuat Ernest melayangkan tendangan beruntun diperut Keenan.

Satpam yang ingin meleraipun diam saja. Terlalu takut masuk kedalam pertengkaran dua remaja itu.

Keenan menahan sakit diperutnya. Ia menatap tajam kearah Ernest yang menatapnya benci.

Ia mengambil ponselnya yang masih bergetar diatas meja.

"Hallo mom."

Keira menangis.

Keenan segera berlari keluar saat mendengar tangisan dari ibunya.

Ia yakin. Ada hal buruk yang terjadi.

***

***

Andai waktu bisa diputar, Keenan memilih untuk tidak membiarkan Keyla pulang dengan Calvin. Andai Waktu bisa diputar, Keenan akan berusaha menjauhkan Keyla dari Calvin.

Pria itu terduduk pasrah dengan pandangan kosong.

Terakhir kali ia seperti ini adalah saat ia masih labil dulu. Tergelut dalam pikiran yang tak ada ujungnya.

Setelah mendapat Telepon dari ibunya, Keenan bergegas kerumah sakit.

Adiknya sedang berada diantara hidup dan mati.

Sepanjang Koridor Ruang Operasi Hanya dipenuhi Keluarga Besar Mereka. Semuanya menunduk Sedih dan memanjatkan doa untuk Gadis Manis itu.

Keyla..

Hanya nama itu mereka ucapkan ditengah suasana tegang.

Kay dan Keenan terdiam, menundukan kepala Mereka frustasi, sibungsu yang lahir dijam, tempat dan tanggal yang sama dengan mereka kini sedang melakukan operasi jantung.

Semua orang pun tau, meskipun presentase keberhasilannya 100%, peluang untuk hidup hanya 10%.

"Sialan." Geraman frustasi itu keluar begitu saja.

Calvin , ataupun Ernest. Keenan akan mencari tau siapa yang terlibat didalamnya. Keenan akan membuat mereka berlutut meminta maaf hingga menangis darah sekalipun.

Keenan tak suka apapun miliknya diganggu.

Clek!

Bunyi Kenop pintu mengalihkan pandangan Mereka semua.

"Bagaimana keadaan anak kami?" Tanya Ibunya saat melihat seorang Dokter pria keluar.

"Maaf--" Keenan bergerak cepat saat Melihat ibunya yang kehilangan kesadarannya. Begitu juga Dengan Ayahnya yang Segera menompang Neneknya.

Kay tampaknya memegang Kelly, si adik sepupu yang juga sama pucatnya dengan ibu dan neneknya.

Apa? Keyla.. meninggal?

Rasanya hari ini perasaannya tercampur aduk, membuat Keenan ingin muntah.
**

[3]BAD COUPLEWhere stories live. Discover now