Sepuluh 2/2

11.3K 891 33
                                    

Prilly mengkocok telur yang sudah dipecahkannya itu, dengan daun bawang; garam; dan sedikit lada. Dengan cepat, dia menaruh wajan di atas kompor yang sudah menyala. Lalu melelehkan sesendok mentega disana.

Dia memasak telur dadar. Untuk sarapan pagi ini. Dia tak tahu bahwa Ali akan sarapan atau tidak, tapi dia sekarang sudah benar-benar lapar. Kantung mata hitam sudah tercetak jelas dibawah matanya. Efek tadi malam tidak bisa tidur.

Setelah mentega sepenuhnya meleleh, dia langsung menumpahkan seluruh isi di mangkuk tersebut. Langsung saja bunyi-bunyi khas masakan terdengar.

Dengan cepat, Prilly menyelesaikan masakannya. Prilly langsung menyiapkan piring untuk menaruh telur dadarnya itu. Telur itu berasap, menciptakan aroma menggoda.

"Apa itu?" Prilly terlonjak kaget, langsung memutarkan badannya kearah suara. "Telur dadar. Kau mau?" Tawar Prilly canggung. Pasalnya, Prilly masih saja mengingat tautan tangannya tadi malam.

Ali hanya mengangguk-ngagguk lalu langsung duduk di kursi makan. "Apakah anda juga memasak itu untuk saya juga?" Ali bertanya.

"Maaf, aku hanya memasak untuk satu porsi saja. Bagaimana kalau aku buatkan lagi?" Ali hanya menaikkan sebelah alisnya, menimang-nimang. Ali melihat kearah jam di tangan kirinya."Saya sudah telat, saya permisi dulu." Ali lalu berdiri dari kursi, dan tiba-tiba terdiam.

"Apa aku boleh membawanya?"

• • •

Prilly menopang dagunya, pikirannya saat ini sedang bekerja. Prilly sedang ingin membuat video cover baru nya, dan yang pasti bernyanyi dengan bermain piano.

A thousand years Christina Perri atau Stay Rihanna?

Prilly menimbang, mungkin Stay.

Prilly lalu berjalan kearah piano, manrik kursinya dan duduk. Lalu membuka tutup piano itu dengan mata berbinar. Selalu begitu.

Kamera memang sudah terpasang. Lalu, dia sekarang sudah siap dengan handphonenya yang memberikan kunci-kunci dari lagu itu.Prilly menekan tombol recording di kameranya yang berdiri diatas tripod.

Prilly mulai bermain Piano itu, menekan kunci demi kunci. Tidak terlalu sulit, pikirnya.

All along it was a fever
A cold sweat hot-headed believer
A threw my hands in the air I said show me something
He said if you dare come a little closer

Round and around and arpund and around we go
Ohhh now tell me now tell me now tell me now you know

Prilly lalu melihat kearah kamera sekilas sambil tersenyum.

Not really sure how to feel about it, something in the way you move
Makes me feel like I can't leave without you, it takes me all the way
I want you to stay

I want you to stay

Permainan Prilly mulai pelan. Lalu dia menyelesaikannya dengan senyuman. Setelah itu, ia kembali menekan kembali tombol recorder menandakkan kalau dia sudah selesai merekam.

Prilly lalu membawa kameranya kekamar untuk dia segera edit.

• • •

"Rafael, apakah kau sudah lebih baik?" Rian dan Ali sedang duduk berdua di cafe dekat perkantoran. Beberapa pasang mata memperhatikannya.

Rian si pemilik perusahaan Adrian Corporation itu? Benarkah? Lalu siapa yang berada dengannya.

Malik? Oh, dia CEO nomor satu di Vilice itu kan? Benar benar sempurna.

Malik dan Rian adalah dua pria tampan idaman. Sayang sekali Malik sudah punya istri.

Benarkah? Apa kau yakin? Dengan umur yang masih muda seperti itu? Apa kau tidak curiga bahwa itu hanyalah pernikahan politik?

Tidak. Justru istrinya adalah Prilly. YouTuber muda asal Prosè. Aku pernah melihat acara pernikahannya, itu terjadi tidak begitu lama. Pernikahan mereka memang sangat diimpikan. Beruntung sekali Prilly bisa bersanding dengan pria tampan sekaligus mapan seperti Malik.

Bisik-bisik wanita-wanita disebelah Ali dan Rian. Kedengarannya tidak seperti bisikan melainkan sindiran. Karena, mana mungkin bisik-bisik bisa terdengar?

Apa? Berita pernikahannya sampai ke negeri jauh ini? Bisikinta dalam hati. Ali hanya menggelengkan kepalanya tipis.

"Saya merasa baik. Apa yang terjadi dengannku kemarin, Rian?"

"Kau tiba-tiba saja berteriak kesakitan. Lalu, pingsan. Untung ada aku disaat itu, kalau tidak Prilly tidak akan kuat membopongmu kearah kasur." Ucap Rian.

"Terimakasih?" Rian bertanya. Bukan, menyindir lebih tepatnya. "Terimakasih."

• • •
• • •

We're in this, together
Hear our hearts beats together
We stand strong together
We're in this forever
This one's for you

(This One's for You - David Guetta feat. Zara Larsson)

•••

a/n: Hai lagi! Lagu diatas spesial UEFA EURO hehe. Aku mau minta pendapat ya.

Kan Digo's Cold Girl mau selese noh. *tenang HURT masih lama, mungkin dibagi dua sesi(?) karena ini baru awal banget ya. Mau minta pendapat,

A) Repost ulang ceritaku yang My Boyfriend is Superstar

B) Bikin cerita baru. *ini sebenernya udah ada ide sih, cuma belom dibikin plot bla bla bla nya

C) Enggak ngapa-ngapain ((Yha))

D) Hiatus menulis dan berganti bikin cover. (((YHA)))

Enggak deng, gausa milih. Aku udah tau jawabannya, aku mau pilih D aja.

Prilly: Nat! Seriusan! Mau hiatus? Ih nanti anak-anakku ceritanya gimana?

Nat: Lah? Emang lu bakal punya anak? Orang plotnya aja, Lu nikah ama Ali, terus lu dijahatin sama Ali, terus, lu cerai deh.

Prilly: APAAAHHHH!

Nat: Enggak lah, bercanda. Lu abis ke Prosè ini kecelakaan pesawatnya.

Prilly: lebih sinting lagi.

Ali: Gabisa gitu dong! Masa ceritanya hadi kaya begitu! Aku kan sayang sama Prilly.

Nat: Lah, elu lagi bukannya lu irit ngomong ye tong?

Ali: Kaga tau dah. Zainuddin sudah lelah. Ceilah.

Nat: Garung iya enggak sih?

Prilly: Elu kali yang garing!

Ali: Kisah cinta kita yang enggak akan garing (peluk Prilly)

Nat: Meluk diri sendiri aja dah.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang