lima belas [spesial Wonwoo POV]

Start from the beginning
                                    

"Na, jangan menghindariku!" Karena waktuku tidak banyak! Aku mau menghabiskan enam hari ini denganmu. Aku mau membangun kenangan manis bersamamu.

"Kita akhiri saja sandiwara ini. Toh Mina sudah tidak menggangguku lagi kan? Toh Mina juga sudah tidak merengek minta dijodohkan denganmu kan? Masalah selesai! Kita berhenti saja."

Aku terhenyak. Suara bisikan disana-sini mulai terdengar. Mereka semua tahu kalau kami hanya bersandiwara. Tapi bukan itu masalah utamanya.

Hanna pergi dari hadapanku. Punggungnya makin mengecil, dan lama-lama menghilang.

Poin pentingnya; kita selesai. Dan hatiku sakit.

***


Dua hari berlalu. Aku terus mengurung diri di kamar. Tidak makan, sekolah dan turun dari rajang barang sedetikpun. Percaya atau tidak, bahkan seragamku masih menempel di tubuhku.

Pintuku terketuk, disusul suara Bibi Ahn yang berteriak agar aku membukakan pintu. Sial! Aku tidak tahu kalau efeknya akan sebesar ini.

"Jeon Wonwoo! Kalau tidak dibuka, aku gedor pintu ini sampai rusak!"

Aku mendesah. Kalau Bibi Ahn sudah memanggilku Jeon Wonwoo, berarti dia marah besar. Aku mengalah. Aku tidak mau Bibi Ahn dapat masalah hanya karena menggedor pintuku.

"Apa, bi?" tanyaku pelan. Bibi Ahn menatapku tak percaya. Matanya membulat sempurna.

"Wonwoo-ya."

Dia menangis lalu memelukku erat. Aku yakin kalau beliau prihatin dengan kondisiku yang sangat amat kacau. Aku tidak tahu kalau patah hati harus semenyiksa ini.

"Bi..."

"Menyerah saja. Aku tahu kalau dia hanya perempuan bayaran." Bibi Ahn langsung melepas pelukannya. Mataku dan matanya bertemu. Mata yang sangat kubenci. "Bi, pergilah. Aku mau bicara dengan anak ini."

Tanganku mengepal sempurna. Aku benci hidupku yang penuh drama. Ibu, ayah dan istrinya yang menyebalkan, bahkan Hanna. Semua penuh drama.

"Dia bukan perempuan bayaran. Aku menyayanginya!"

Dia tertawa. "Melihatmu sekacau ini, aku jadi yakin. Dia pasti sudah menepati janjinya."

Aku terhenyak. Sekujur tubuhku menegang mendengar ucapannya. "Kau..."

"Aku tahu semuanya, sayang. Jadi lupakan Hanna-mu itu, lalu pergilah dengan Mina. Perempuan seperti Hanna tidak pantas untukmu."

Aku menatap punggungnya yang makin menjauh dengan perasaan campur aduk. Marah? Pasti! Kecewa? Sangat. Terutama pada diriku sendiri.

Kakiku segera melangkah menuju kamar lalu meraih ponselku yang tergeletak berhari-hari di lantai.

Sebelum tanganku menekan angka satu yang otomatis menyambungkanku dengan Hanna, sebuah panggilan sudah lebih dulu masuk.

Bukan dari Hanna. Tapi Mina.

"Apa?"

"Buktikan sekali lagi kalau kau memang kekasih Hanna yang sangat mencintainya."

Aku terdiam mendengar suaranya. Mataku terpejam, bibirku sedikit bergetar.

"Katakan, apa maumu?"

***

Terletak di pinggir kota, sepi, lembab dan gelap. Sebenarnya apa maksud Mina menyuruhku datang ke gudang ini?

"Kenapa kau disini?"

Aku tersentak mendengar suara itu. Kim Mingyu. Dia disini.

"Mina menyuruhku."

"Mina? Dia juga menyuruhku datang ke sini." Aku menatap Mingyu dengan alis menyatu. Ini tidak benar. "Apa Mina memintamu untuk membuktikan kalau kau mencintai Hanna?"

Aku terdiam sejenak. "Hm."

"Kenapa kau datang? Ha?" Mingyu menarik kerah bajuku keras-keras. Napasnya memburu, matanya berkilat-kilat. "Kau mencintainya? Kau mencintai Hanna?!"

"Dia bukan lawanmu, Kim Mingyu." Mingyu melepas kontak mata kami. Matanya menatap sang pengundang dengan sorot tajam. "Kalian terlalu bersemangat rupanya."

"Apa maksudmu? Kenapa dia ada disini? Katakan padaku!" teriak Mingyu.

"Maksudku?" Mina menyeringai. Dan tepat disaat itulah aku melihat segerombolan pria besar bertato datang menghampiriku dan Mingyu. "Buktikan kalau kalian mencintai Hanna."

"Dengan?" tanyaku setenang mungkin.

"Pergi atau tetap tinggal. Sebelum mereka menghabisi kalian."

Tanganku mengepal sempurna. Jadi ini cara yang dia mau? Pergi sebagai pengecut atau tetap berada disini sebagai pria sejati yang mencintai Hanna?

Dia memang gila.

***

Sek aseeek Wonwoonya menye-menye manjaa. Kok geli ya bayangin wonu macem gitu astagah😂

Gimane? Ini part khusus yang ane maksud. Gak ada khusus2nya ye? Astagah nagaah. Maafkeeun yawla.

Btw cuma mau bilang kalau chap yg akan datang adalah yg terakhir. Uda dpt jawabannya blm? Kira-kira mingyu ato Wonwoo yg menangin hatinya hanna? Bhaaaq kita liat sajoo.

Jgn sedih ya kalo cerita ini berakhir (pdhl gaada pngaruhnya juga) karena aku udah siapin sesuatu buat kalian. So pantengin terus ya.

Makasih buat dukungan kalian. Vote, komen, kritik, saran, yg kalian kasih bnr2 sesuatu bgt. Aku sayang kalian para readerskuu. Merci beaucoup🙇🙇🙇🙇

TSUNDERE✔Where stories live. Discover now