tiga

13.4K 2.6K 130
                                    

Chap 3 dataang, semoga ceritanya nggak cheesy dan mengecewakan(?) Happy reading😊

Suara nyaring Kang ssaem seakan hilang dari pendengaranku. Sudahlah, penjelasan tentang logaritma dan kawan-kawannya itu tak lebih penting dari mengamati Jeon Wonwoo yang sedang asik mendengarkan lagu menggunakan earphonenya.

Ngomong-ngomong aku sudah mengatakannya, kan? Wonwoo memang pintar, tapi jangan harap kalian melihatnya belajar. Itu hal paling mustahil di dunia. Sangat.

Aku yakin Kang ssaem tahu kalau Wonwoo sedang larut dengan kegiatannya. Tapi mau bagaimana lagi? Kang ssaem pasti mati jika harus berurusan dengan ayah Wonwoo. Apalagi dia guru baru di Hwasung.

Aku menatapnya seksama. Sebenarnya apa sih yang bisa melelehkan kedinginannya? Apa yang bisa melunakkan kepalanya yang keras itu? Ini sudah hari keempat dan dia selalu menolakku!

Maksudku menolak untuk membantuku masalah pensi. Kuharap kalian tidak salah paham.

"Jangan lupa, tugas kelompok dikumpulkan minggu depan. Satu kelompok dua anak. Mengerti? Selamat siang!"

Dan setelah itu Kang ssaem keluar. Tugas lagi tugas lagi. Yang satu belum selesai, yang lainnya datang menghampiri. Astaga, masa muda--

"Jeon Wonwoo!"

Aku menghentikan monolog panjangku begitu melihatnya berdiri dari bangkunya. Wonwoo menatapku datar, seakan tengah bertanya; ada apa? cepat katakan atau aku pergi.

"Soal pensi aku be--"

"Aku tak tertarik."

Sial! Dia memotong ucapanku dengan jawaban yang sama. Aku yakin dia bosan mendengarku, tapi aku jauh lebih bosan tahu!

Wonwoo melangkahkan kakinya meninggalkan kelas yang sepi. Tak ada lagi. Ini senjata terakhir.

"Aku akan lakukan apapun asal kau membantu kami! Ya?"

Wonwoo menghentikan langkah kakinya. Wajah datar itu kembali menyapaku. Uh, sebenarnya apa yang mau ia sampaikan? Kenapa raut wajahnya selalu sama?!

***

"Apa? Kau bercanda kan?"

Aku menggelengkan kepalaku lemah. Yerin menatapku tak percaya. Jangankan dia, aku saja tak percaya.

"Serius Wonwoo memintamu melakukan itu?" Lagi-lagi aku mengangguk. "Aku tak bisa membayangkan bagaimana marahnya Mingyu kalau dia tahu i--"

"Kenapa denganku? Kenapa aku marah?"

Tiba-tiba saja suara itu datang dari belakang kami. Sial, kenapa Mingyu bisa masuk ke ruangan ini sih? Dia kan bukan anggota organisasi!

"Ya, jangan seenaknya masuk bodoh! Kau bukan anak buahku," seru Yerin. Aku tahu dia sama kagetnya denganku.

"Wae? Anak buahmu saja memperbolehkan aku masuk kok," kata Mingyu santai.

"Itu karena kau merayunya. Aissh, bodohnya aku menyuruh Hwangmi dan Yuna menjaga pintu," kesal Yerin.

Ah pantas saja. Mereka fans berat Mingyu.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Kenapa membawa namaku? Na, kalian membicarakan apa?"

Aku menatap mata polos milik Mingyu. Astaga, kenapa aku jadi bersalah? Aku tidak melakukan hal yang salah kan?

"Aku akan menjelaskannya di jalan. Rin, kami duluan."

"Na, kau harus menerimanya. Harus!"

Aku makin bersalah sekarang. Yerin benar-benar mengajak Mingyu perang.

***

Kami hanya diam sepanjang perjalanan. Baik aku dan Mingyu enggan mengeluarkan sepatah katapun. Walau begitu aku sadar kalau dia terus menatapku dengan mata penuh selidik. Aish, ini gara-gara Jeon Wonwoo gila!

"Kau tahu kalau aku sedang menunggumu bicara."

Aku menatap Mingyu dengan cengiran lebar. "Jadi kau menungguku?" tanyaku bodoh.

Mingyu menghentikan langkahnya lalu menatapku serius. Tinggiku yang hanya sebatas dadanya memaksaku untuk mengangkat kepala agar mata kami bertemu. Uh, aku benci 'tatapan introgasi' Mingyu.

"Katakan padaku. Apa ini masalah Wonwoo?" Aku membulatkan mata. Bagaimana dia tahu? "Kurasa tebakanku benar."

Mingyu tersenyum kecut. Kan, aku benar-benar benci situasi ini. "Baiklah, aku akan jujur. Janji jangan marah."

"Tergantung."

"Ming!" seruku kesal. Mingyu hanya terkekeh pelan. "Ini masalah pensi. Kau pasti tahu."

"Em. Kalian membutuhkan dana tiga jut won kan?"

Aku mengangguk.

"Lalu? Wonwoo menyetujuinya?"

Lagi-lagi aku mengangguk.

"Bukannya bagus? Lalu apa masalahnya?"

Aku terdiam cukup lama mendengar pertanyaan Mingyu. Bagus, memang bagus kalau Wonwoo tidak meminta hal aneh.

"Masalahnya ada pada syarat yang Wonwoo berikan," jawabku. Mingyu menyerngitkan dahi. "W-wonwoo memintaku untuk jadi pacar palsunya."

Aku memejamkan mata.

Satu.

Dua.

Tiga.

Empat.

Eh? Kenapa hening? Aku memberanikan membuka mataku. Mingyu masih setia pada posisinya. Dan tentunya masih setia menatapku dalam.

"Jeon Wonwoo brengsek!" Mingyu melangkahkan kakinya menjauhiku. Kan, dia meledak. "Beraninya dia meminta pacar orang jadi pacar palsunya? Heol, apa dia buta? Dia tidak tahu kalau aku selalu menggandeng tanganmu di sekolah? Geu saekki jinjja!"

Aku meraih tangan kekar Mingyu. Napasku dan napasnya sedikit memburu. Dia ngos-ngosan karena emosi--aku yakin seratus persen--sedangkan aku ngos-ngosan karena mengejar langkah panjangnya.

"Kau kan janji tidak marah."

"Kau bodoh? Laki-laki mana yang tidak marah mendengar permintaan konyol Wonwoo? Kalaupun kau bukan pacarku, aku pasti sudah menghajarnya jika dia mengatakannya di depanku. Bukannya itu sama saja dengan mempermainkan perempuan? Pacar palsu jidatmu."

Aku tersenyum tipis. Entah kenapa dia terlihat manis sekarang. Aku menyukainya. Dia terlihat gentle.

"Apa? Kenapa tertawa?" tanyanya kesal.

"Kau lucu," jawabku. Tanganku meraih pipinya yang terlihat sedikit chubi akhir-akhir ini. "Jangan khawatir. Semua pasti baik-baik saja."

"Tapi, Na--"

"Ming, kau tahu kan betapa sulitnya membujuk dia? Kau mau membantuku kan?"

Mingyu mendesah sebal. "Kenapa dia memintamu untuk melakukannya?"

"Hari sabtu nanti dia akan pergi ke kencan buta yang dirancang temannya."

"Terus dia memintamu untuk datang bersamanya? Jadi pacarnya?" Aku mengangguk. "Kalau tidak suka kenapa dia mau saja diajak kencan buta? Aneh."

Mingyu segera melepas tanganku dari pipinya lalu merangkulku erat. "Baiklah, hanya untuk sabtu. Lebih dari itu awas saja. Kubunuh Jeon Wonwoo."

***

Bikin chap ini sambil mikirin wonwoo yang sakit /mendadak mellow/😢 cepet sembuh ayah dari anak-anakku, jangan maksain kerja terus. Kesehatanmu lo mas😢

Btw jgn lupa vomentnya ya teman-teman. Terimakasih~~

TSUNDERE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang