tiga belas

9.5K 1.9K 213
                                    

[MINGYU POV]

"Sudah kau sampaikan?"

Hansol melempar bola basket yang dia bawa tepat ke arahku. Untung refleksku bagus. Kalau tidak, mungkin kepalaku sudah benjol karena ulahnya.

"Kau gila, hyung." Dia berjalan mendekatiku dengan raut wajah yang sulit kuartikan. "Kau sayang Hanna noona, kan? Kenapa merelakannya begitu saja?"

Aku tersenyum getir. Oh, jadi itu. Mungkin yang Hansol tahu hanya aku merelakan Hanna karena Hanna menyukai Wonwoo. Yah, gosip itu yang sedang berkembang di sekolah.

Nama baik Hanna jadi tercemar. Padahal dia 'pacaran' dengan Wonwoo bukan karena keinginannya.

"Aku sayang dia, Choi. Jangan khawatir."

"Lalu ini caramu? Merelakan dia begitu saja? Ya! Hyung ini laki-laki, jangan bersikap seperti perempuan!"

Aku menepuk bahu Hansol pelan. "Kau tidak tahu apa yang sedang terjadi. Terima kasih atas bantuanmu," kataku lalu pergi meninggalkannya.

***

Aku menekan bel di sisi kanan pintu. Sekotak coklat kesukaan Hanna sudah ditangan. Semoga dia ada di rumah.

"Oh, Mingyu." Sebuah suara berhasil menyentakku. Ibu Hanna yang dulu pernah aku cap sebagai 'calon ibu mertua' sudah berdiri di hadapanku dengan senyum kikuk. "Masuk, nak."

Aku tersenyum tipis lalu segera memasuki rumah Hanna yang tidak terlalu besar. Sudah berapa minggu aku tidak kesini?

Ah, itu. Terakhir saat menunggu Hanna dandan untuk 'kencan buta' dengan Wonwoo. Hari yang menyebalkan.

"Mingyu?" Aku tersenyum tipis. Dia memanggilku Mingyu. Bukan Ming lagi. "Ada apa?" tanyanya lalu duduk di sampingku.

"Coklat," kataku sambil menyerahkan coklat kesukaannya.

"Ming..."

Aku memeluknya erat, sangat erat. Ini baru berjalan sepuluh hari dan rasanya sangat sulit. Tiap hari aku selalu mencoret kalender, berharap hari dimana Hanna dan Wonwoo 'putus' segera datang. Nyatanya tidak secepat itu.

"Sudah menerima surat dariku, hm?" tanyaku pelan.

Close as stranger. Entah kenapa aku merasakan hal itu. Kita seperti orang asing yang begitu dekat. Aneh.

"Hm," jawabnya sambil mengangguk. "Maaf, aku tadi sedikit kaget. Kau tiba-tiba saja datang, padahal sudah lebih dari seminggu kita lost contact. Maaf ya."

Aku tertawa pelan. Dia masih saja lucu dan menggemaskan. "Maafkan aku juga. Aku tidak mau mengganggu rencanamu dengan Wonwoo."

Sakit mengucapkan nama Wonwoo disela-sela obrolan kami. Benar kata Hansol. Aku memang sok kuat.

"Apanya yang ganggu sih? Dasar."

Setelah mendengar suaranya aku sadar. Aku benar-benar rindu Hanna. Sangat.

"Na, mau keluar bersamaku?"

"Tidak." Tubuhku langsung menengang mendengar suaranya. "Aku mau membawanya pergi."

Wonwoo. Dia datang.

[HANNA POV]

Suara Jin BTS--dia idolaku, kalau kalian penasaran--yang mengalun indah belum mampu memecah keheningan di dalam mobil Wonwoo. Padahal biasanya aku akan menjerit kegirangan kalau lagu BTS diputar di radio, tapi ini beda. Aku sendiri tidak tahu kenapa.

Setelah adegan Wonwoo memasuki rumahku tanpa permisi, dia langsung bergegas menemui ibu untuk minta izin mengajakku pergi. Dan Mingyu yang ada disana hanya mampu tersenyum getir.

TSUNDERE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang