Impossible

10.1K 593 51
                                    

Cahaya matahari perlahan tapi pasti mulai merambat memasuki jendela, tampak seorang yeoja mulai terusik.
Tangannya mulai mencari sesuatu diatas nakas yang berada disamping ranjangnya tanpa berniat membuka mata sedikit pun.

"OMO! AKU KESIANGAN."

Dia langsung bangkit dan terus menerus menggerutu kemana ia harus pergi. Kebingungan dan linglung dengan tingkahnya sendiri.

"Paboya, tentu saja ke kamar mandi!" lanjutnya merutuki dirinya sendiri.

"Andwae! Aku tidak boleh telat di hari pertamaku masuk sekolah. Ah, kenapa kau begitu bodoh, Min Aekyung," gumamnya pelan didalam bus sambil terus melihat benda yang melingkar di tangan kirinya. Ya, jam tangan tentunya.

Wanita itu bernama Min Aekyung. Dia pindahan dari Indonesia, waktu kecil dirinya tinggal di Korea. Namun, karena ada sesuatu yang terjadi dirinya pun mau tak mau pindah ke Indonesia.

Kenapa Indonesia? Karena ibunya merupakan orang Indonesia yang menikah dengan orang Korea. Tentu saja Ayahnya.

Dan sekarang dirinya kembali lagi. Bukan tanpa alasan yang tidak jelas. Satu tekad terus melekat pada pendiriannya. Ada seseorang yang harus ia temui disini. Di Korea.

Setelah segala kehebohan yang dia buat. Dia pun sampai di sekolah barunya meski harus menanggung malu akan keterlambatannya.

"Bagaimana kau bisa telat sekolah di hari pertamamu ini? Kau itu anak pindahan, seharusnya kau memberikan kesan yang baik di saat pertama masuk!" Cerca pria yang masih muda dan terlihat tampan dengan dagu runcingnya sampai-sampai membuat Aekyung tidak fokus.

Aekyung bertanya-tanya siapa pria ini. Ah, dia tau sekarang. Dia gurunya, bermarga Mr. Byun. Apa Aekyung bisa meramal? Jangan bodoh. Dia baru saja melihat name tag pria tersebut.

"Maafkan saya, Byun ssaem. Ini tidak akan terulang," ucapnya seraya terus membungkukan badan berulang-ulang.

Karena pria itu tak tega bahwa Aekyung merupakan murid baru, akhirnya dia diberikan toleransi, "Baiklah baiklah, karena ini hari pertamamu kau ku maklumi. Cepat masuk ke kelasmu. Dan ya, kau berada di kelas 3-1. Ingat itu."

"Nee, kamsahamnida."

Aekyung langsung mencari kelas barunya. Menyusuri lorong-lorong panjang dihadapannya. Sunyi. Tentu saja, saat ini pasti semua tengah memulai pelajarannya. Dan sampailah dirinya di kelas 3-1 yang berada di dekat tangga.

Ini hari pertamanya namun tampak dari wajahnya bahwa dia sangat malas untuk melakukan sesuatu. Padahal ini sudah jam istirahat tapi yang ia lakukan hanya menyenderkan wajahnya di meja dan menghadap ke jendela. Menatap langit kebiruan dengan daun-daun pohon yang tampak menari dihembus angin.

"Huuh." Suara hembusan nafasnya yang terdengar berat.

"Annyeong." Seorang gadis menghampiri meja Aekyung.

Aekyung mendengar seseorang bicara, namun dia tidak menoleh.

Kenapa?

Karena Aekyung berpikir pasti orang itu sedang berbicara pada orang lain bukan padanya.

"Ya! Kau murid pindahan, kenapa tidak menjawab salamku, eo?"

Murid pindahan? Batinnya.

Sadar bahwa dialah satu-satunya murid pindahan, akhirnya dia menoleh kearah wanita yang menyapanya.

Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana? Ah, mungkin aku salah.

Dia melambaikan tangannya kedepan wajah Aekyung, karena dirinya tidak juga menjawab salamnya dan hanya menampakan pandangan kosong.

"A-annyeong. Mian ku kira kau bukan berbicara padaku," ucap Aekyung menyesal padanya.

My 4d;kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang