Chapter 25

5.3K 247 11
                                    

ALLEN'S POV

Tak terasa 5 tahun ternyata adalah waktu yang lama untuk menyingkirkan segenap perasaan ini untuk Zacquine. Setelah mengalami pasang surut perasaan dan dilema dalam hati ini, kuputuskan untuk sepenuhnya melupakan Zacquine dan mulai mencintai dirinya, Zeisha.

Pertemuan demi pertemuan yang kurasa adalah takdir dariNya, memantapkan hati ini untuk mengkhitbah Zeisha. Kini, aku berada di mall untuk sekadar membeli makanan pengganjal perut setelah bosan mencari cincin pernikahan. Tak terasa, hanya tinggal menghitung hari menuju hari H. Bahkan jantungku semakin berdetak tak karuan. Hasil hijrahku yang memang karena Allah, membawaku menuju kebahagiaan hakiki yang telah ditetapkanNya.

Setelah pergi haji dan memanjatkan doa sekitar 3 tahun yang lalu di Baitullah, aku seperti diberikan kekuatan untuk terus memperbaiki diri. Nikmat mana yang seindah ini selain nikmat Islam, Iman dan kenikmatan berhijrah? Maha Suci Allah atas segala sesuatu.

Ah, aku amat sangat bersyukur.

Allen's POV end.

Pria itu baru saja menghempaskan bokongnya ke kursi sembari menunggu pesanan. Ia tak bersama Zeisha dikarenakan wanita itu sedang ada urusan yang lain. Tak lama setelahnya, ia melihat seorang wanita yang duduk di depan kursinya, ia merasa mengenal wanita itu.

Wanita itu tengah memainkan ponselnya seperti tengah mengirimkan pesan untuk seseorang. Tak lama, seorang pria datang ke meja wanita itu dan langsung duduk juga berbicara hendak menginformasikan sesuatu.

Vivian? Gue rasa ga mungkin. Bukannya dia ke Amrik sekitar 10 tahun yang lalu? Batin Allen.

"Terus pria itu siapa?" gumamnya.

Pesanan Allen pun datang, ia tak ingin berburuk sangka sehingga melupakan hal tadi. Ia melanjutkan makan dan tidak ingin berpikir hal yang bukan-bukan.

"Gue udah dapet kabar dari mangsa gue..." ucap wanita yang berambut blonde itu.

"..."

"Gue ngerencanain semua udah lama, jadi lo mesti berhasil..."

"..."

"Cinta? Bullshit lo! Lo mau nyawa babu lo itu hilang? Gue bisa dengan mudahnya bunuh dia..."

"..."

"Dia tinggal di rumah bokap nyokap nya yang lama, dia udah ga tinggal di apartemen lagi, dan dia sekarang ada urusan sampe malem, lo bisa dengan bebas ngelakuinnya..."

"..."

"10 tahun gue sengaja cari informasi dia dan pura-pura belajar di Amrik,"

"..."

"Kalo lo berhasil, nyawa babu lo alias adek lo, bakal selamat, lo bakal gue kasih bayaran tinggi dan setelah itu lo bebas pergi kemana aja," ucapnya penuh dendam dengan nada sarkastik.

"..."

"Gue balik dulu." ucap wanita itu mengakhiri pertemuan mereka.

"Sekarang lo bebas beraksi." ucapnya sambil tersenyum licik.

~~~

Adzan Isya telah berkumandang sekitar dua setengah jam yang lalu, kini wanita itu tengah merapikan berkas-berkas kepengurusan adopsi anak di salah satu Panti Asuhan di bawah naungannya. Tempat yang begitu jauh dari rumahnya, tak menyurutkan semangatnya untuk mengasihi anak-anak yang sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi.

The beauty from heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang