chapter 2

464 67 1
                                    

3 tahun kemudian

Wendy POV
"Sejeong, sudah jam berapa ini?? Segeralah bangun, kau bisa terlambat sekolah!" teriakku.

Bagaimana bisa dia masih tertidur nyenyak disaat sudah kesiangan seperti ini.

aku memang tertidur lama semalam. Hampir setiap hari aku memang pulang larut malam, karena aku mengambil kuliah malam.

Aku kuliah di Seoul University mengambil jurusan art music. Saat ini aku tengah berada di semester 3.

saat ini aku sedang memasak sarapan untuk adik semata wayangku.

Dimana dia? mengapa dia belum saja keluar dari kamarnya?. Kumatikan kompor dan segera pergi menuju kamar Sejeong

"Kyaa! Son Sejeong! Ini sudah jam 7 kurang!" Ujarku sambil membuka pintu kamarnya.

Yah, pemandangan seperti ini memang kerap kali aku rasakan. Berteriak teriak hanya untuk membangunkannya. Tetapi nihil, si kerbau satu ini tetap saja tidak bisa bangun.

"Kyaa! sejeong-ah!! Bangunn!!" Teriakku sambil mengguncang tubuhnya.

ini lah kebiasaannya, susah untuk dibangunkan. Mulut ini sampai berbuih hanya karna membangunkannya.

"Sejeeonggggg!!" Aku semakin memperkuat guncanganku.

"eonnie aku masih mengantuk, bisakah aku mengambil cuti hari ini heoh?" Ujarnya tersendat sendat dan masih dengan mata tertutup, bahkan dia sampai menenggelamkan kepalanya dibawa bantal.

Aku segera mengambil bantal tersebut dan segera menarik tangannya.

Matanya masih saja tertutup. Aha, aku ada cara, kudorong tubuhnya hingga ke ujung ranjang dan akhirnya dia terjatuh.

akhirnya aku berhasil, dia tersadar namun dengan respon yang sangat lucu.

"Kyaa Eonnie! adakah cara lembut untuk membangunkan ku?" Ujarnya sambil berusaha membuka matanya sambil menggaruk kesal rambutnya yang tergerai hingga berserakan.

"Tidak ada kerbau yang dibangunkan dengan cara lembut. Segeralah mandi, eonnie sudah siapkan sarapan. Eonnie tunggu dibawah!" Tegasku sambil melangkah keluar kamar Sejeong.

sejeong POV

"Sejeong kau sudah mandi kan? Cepat keruang makan!" Kudengar kembali celotehan kakakku yang super duper cerewet.

"ne eonnie! Aku segera kesana!" setelah kupoles bedak tipis, aku ambil sebuah hair pin berbentuk bunga dan kujepitkan disisi kanan rambut sebahuku. Tak lupa kerapikan kembali dasi yang melingkar di kerah kemeja ku. Lalu kuambil almamater merahku dan mengancingkannya. kuraih ransel ku di meja belajar dan segera menuju ruang makan sebelum ada suara halilintar menggelegar.

"Eonnie masak apa hari ini?" kuletakkan tasku dimeja makan.

"Eonnie masak nasi goreng" balasnya sambil menghidangkan sepiring nasi goreng didepanku.

"kau pergi kesekolah dengan siapa?" Tanya eonnie lagi. kutelan dahulu nasi gorengku lalu kujaeab pertanyaan eonnie.

"Molla, Sepertinya aku akan pergi bersama eonnie naik cafe truck!" Jawabku lalu kuminum seteguk air putih. Oiya, eonnie memang memiliki cafe truck. Untuk memenuhi kebutuhan kami, biaya sekolahku dan biaya kuliah eonnie, eonnie memiliki ide untuk membuka cafe truck, eonnie juga bekerja paruh waktu di salah satu florist di Gangnam. terkadang aku kasihan melihatnya. Kuliah, bekerja dan berjualan dilakukannya setiap hari. Pasti sangat lelah. aku juga ingin membantunya, namun dia melarangku, dia mengatakan tugasku hanya belajar. Aku benar benar bangga memilikinya. Setiap pagi hingga siang, dia akan berjualan di cafe truck. dia menjual berbagai macam coffee, cookie, burger, dan kue kue lainnya. Tak usah dipungkiri, eonnie memang ratunya dibidang baking mem baking . di siang hingga sore, dia akan bekerja di florist. Sekitar jam 5 sore, eonnie pulang kerumah sebentar untuk istirahat. Dan malam hari dia akan berangkat kuliah.

begitulah keseharian eonnie. Bahkan aku hanya melihatnya di pagi hari dan sore hari. dia selalu pulang kuliah hingga larut malam. aku bertanya apakah kuliah selama itu?"

"Anyeong hasseyo! Sejeong-ah!" Panggil seseorang dari luar.

Aku tau siapa dia. Biasanya memang aku selalu berangkat kesekolah bersamanya.

"Jimin menjemputmu?" Tanya eonnie.

"Dia selalu begitu, bahkan aku tak memintanya untuk menjemputku" jelasku sambil mengambil tisu dan mengelap mulutku.

"yaak! Kau tau? Laki laki dan perempuan itu tidak ditakdirkan untuk bersahabat!" Ujar eonnie sambil melangkah keluar sambil membawa tasku. Apa maksud kalimatnya tadi.

Aku segera berlari keluar setelah meletakkan piringku ke wastafel.

Diluar Jimin dan motornya telah menyambut kedatanganku.

eonnie memasangkan tasku ke punggungku.
aku masih penasaran apa maksud pernyataan eonnie tadi.

laki laki dan perempuan tidak ditakdirkan untuk bersahabat?
Buktinya, aku dan Jimin bersahabat. Banyak kok diluar sana laki laki dan perempuan bersahabat.

"Eonnie maksud pernyataan mu tadi apa?" Bisikku sebelum melangkah menuju motor Jimin.

Dia tersenyum lalu berbalas berbisik.
"Kau akan segera tau maksudnya!" Ujarnya lalu mengusap puncak kepalaku.

"Sudahlah, Jimin sudah menunggu!" ujarnya lagi.

aku tak peduli lagi apa maksudnya, eonnie kan selalu begitu bertingkah sok misterius wkwk.

"Anyeong eonnie!" aku melambaikan tamganku pada eonnie.

"helm!" Jimin menyerahkan sebuah helm berwarna merah dengan polkadot hitam. Yah helm itu memang sering hinggap di kepalaku. Sampai helm itu berbau shampoo ku.

"hati hati di jalan Jimin-ah!" Ujar eonnie pada Jimin

"Oke. Serahkan padaku. Kami pergi dulu noona!" Jimin membunyikan klekson nya dan segera meninggalkan halaman rumah kami.

wendy POV

kulihat motor Jimin mulai menjauhi komplek rumah.
Aku memang selalu memercayai Sejeong pada Jimin.
Sewaktu eomma meninggal, saat itu Sejeong baru saja akan masuk SMA. Semenjak meninggalnya eomma, Sejeong mulai menjadi anak yang pendiam dan tertutup. Padahal, sebelumnya dia adalah anak yang sangat ceria. Namun setelah kedatangan Jimin ke kehidupannya, sifat dingin, pendiam dan tertutup Sejeong perlahan mulai menghilang, hingga saat ini dia kembali bisa menjadi ceria.

Tak kupungkiri, Jimin memang anak yang sangat baik dan juga bertanggung jawab. dia sangat sering datang kerumah sekedar membawa makanan dan mendengarkan Sejeong curhat. Benar benar lelaki idaman. Bahkan aku sangat setuju jikalau Jimin dan Sejeong lebih dari sekedar hubungan persahabatan. Siapa juga yang tidak mau memiliki adik ipar sebaik Jimin? hahaha.

tak sengaja aku melihat cafe truck berwarna biru tosca warna favoritku terparkir di bagasi. tabungan eomma lah yang kupakai untuk membeli truck dan sebagai modalku berjualan.

Kutatap jam di tanganku, sudah menunjuk jam setengah 8. Aku akan segera berjualan.

Tbc

Ululu, jangan lupa voment eaah. Jangan lupa baca somvlak roomchat juga yee. Muaachhh

LOVELY GANGSTER || On HiatusWhere stories live. Discover now