Part4-TNoH

217 19 1
                                    

Hari-hari Raka tak lagi sama seperti sebelumnya. Senyum selalu terukir di wajah Raka. Semester pertama, tahun ketiga, Raka nggak lagi ngemodusin orang-orang. Kini perhatiannya hanya satu, Vira.

Walaupun Vira berpacaran dengan Raka, nggak ada tuh yang sampai membuat Vira berubah menjadi cewek pada umumnya. Namun, hal itu tak membuat Raka bosan, malah membuat Raka semakin suka karena Raka memiliki pacar yang berbeda dari cewek lainnya. Ada satu hal yang sepertinya berubah, Vira menjadi lebih pendiam diluar dan berubah manja pada Raka.

"Makan Vir." bujuk Raka saat Vira sedang sakit.

"Ngga Ka, lidah gue gak enak."

"Gua gue gua gue, kita pacaran pake aku-kamu lah."

Vira memutar kedua bola matanya malas. "Hih, ogah."

"Gue suapin deh."

"Hmm.."

Tanpa basa-basi lagi, Raka langsung memaksa Vira untuk membuka mulutnya dan menyuapi ceweknya itu.

✖✖✖

Raka: Vir, besok jogging ya. Aku jemput nanti.

Vira: Oke! Gak pake telat ya.

Setelah jogging, Vira duduk di pinggir trotoar sambil mengatur napasnya. Raka datang dan memberikan sebotol minuman untuk Vira.

Raka duduk di samping Vira. "Lebay amat sih, Vir."

Vira memukul bahu Raka. "Iyalah, gue lari beneran, lo mah main-main doang. Iya kan?"

Raka hanya terkekeh tanpa membalas ucapan Vira.

"Lari lagi deh yuk?" ajak Raka.

"Sendiri aja sono," jawab Vira cuek kemudian meneguk minumannya.

Raka menggelengkan kepalanya. "Untung gue cinta."

✖✖✖

"Vir cantik amat sih," ujar Raka sambil tersenyum menggoda dan mengedipkan matanya kala melihat Vira datang dan duduk dibangkunya.

Vira menoleh. "Mata lo kenapa Ka?"

"Wajahmu mengalihkan duniaku."

"Ih, lo sakit ya?"

"Susah romantis ya, Vir," ujar Raka kesal.

Vira tertawa melihatnya, ia tak ingin Raka kebiasaan berkata manis.

Ponsel Raka bergetar, ia membuka pesan masuk.

Angga: You'll take ur risk kan, Ka? Hahaha makan omongan ya Ka?

Raka menoleh ke Angga, cowok itu sedang tertawa sambil mengangkat tangannya mengisyaratkan ampun. Raka membalas pesan Angga.

Raka: Kapok ngomong gitu, gak lagi dah hahahaha.

"Chat sama siapa tuh?" tanya Vira.

"Tuh sama yang di ujung sana," balas Raka sambil menunjuk Angga.

Vira melihat Angga yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Angga! Ngomongin apa sih sama Rak-bwbwbu..."

Raka membekap Vira dan berbisik di telinganya. "Jangan kepo-kepo dong kamu."

Vira mencubit perut Raka, barulah ia bebas. "Awas ya Ngga kalo ngomongin macem2!" teriak Vira lagi. Angga tertawa melihatnya, Vira benar-benar berbeda.

***

Banyak yang mereka lewati, tanpa terasa hari ini merupakan hari jadi mereka yang ke-5 bulan, Ujian Nasional sudah selesai dan entah mengapa, Vira berubah menjadi cuek kembali.

"Vir, kantin gak?" tanya Raka saat bel istirahat berbunyi.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang Vira baca, ia menjawab dengan dingin. "Mager."

Raka menyipitkan matanya. Apa yang salah? Kok Vira jadi gini? Batinnya.

"Vir, kamu kena-"

"Kan gue udah bilang, Ka. Gue mager. Lo gak liat gue lagi baca buku apa?" ujar Vira dengan nada tinggi membuat orang di sekitarnya ikut bingung apa yang terjadi dengan mereka.

"Vir, ini terlalu cepet buat lo balik lagi kayak dulu," ucap Raka tanpa emosi karena cowok ini tahu, bahwa Vira nggak bisa dibuat lebih marah lagi dari ini.

Vira berdiri dan menatap Raka. "Ya kalo lo gak suka, putus aja." kemudian ia pergi meninggalkan Raka dan ribuan pertanyaan di otak Raka.

Raka mengejar Vira. "Vir, lo kenapa sih?"

Vira berusaha melepas tangan Raka yang memegang pergelangan tangannya kuat. "Lepasin, Ka."

"Lo kenapa?"

"Gak."

Saat tangannya berhasil lepas, Vira berlari entah kemana.

"Ada apa sih?" tanya Raka pada dirinya sendiri.

***

Di sekolah, Raka dan Vira saling diam. Entah apa yang salah dengan Raka atau apa yang salah dengan Vira.

Raka: Udah makan Vir?

Vira: Udah.

Raka: Lagi apa?

Vira: Main hp aja.

Raka: Gak tidur?

Vira: Nanya mulu, gak bosen apa?

Raka: Yaudah maaf, goodnight ya.

Dan pesan Raka tak berbalas. Namun, tengah malam, Vira membalasnya.

Vira: Ka, kita udahan aja ya.

Ekspresi Raka kali ini nggak bisa dijelaskan. Raka sangat amat terkejut membacanya. Setahu Raka, hubungan mereka sedang baik-baik saja sebelumnya.

Raka: Ketemu bisa, Vir? Besok gue ke rumah lo ya?

Vira: Nggak, kita udah aja ya Ka. Makasih.

Dan Raka hanya bisa merutuki dirinya sendiri. "Gue ngelakuin salah apa sih?" ia menarik rambutnya frustasi.

Hari-hari berikutnya Vira dan Raka tak lagi saling bicara. Namun, Raka masih terus memperhatikan Vira. Saat Vira makan dikantin dan lupa membawa uang, Raka yang akan membayarnya. Ia rela, walaupun Vira tak lagi sama.

Vira datang ke meja Raka. "Ka, cukup ya sok baiknya, sorry ngerepotin." Vira memberikan uangnya, berniat mengganti uang Raka.

Raka tersenyum dan menolaknya halus. "Gue gak maksud sok baik kok." kemudian ia pergi. Semuanya berubah sekarang. Sepertinya dunia Raka tak lagi sama.

Sampai saat hari kelulusan tiba, hubungan mereka berdua masih sama, tanpa kejelasan mereka teman atau bahkan masih berstatus pacar?

***

"Vir, jangan lupa ya barang yang mau dibawa," ujar mamanya. Vira mengangguk.

Setelah mamanya keluar kamar, Vira membuka notenya menulis di sana, ia mengungkapkan segalanya disana. Entah mengapa, sejak ia dekat dengan Raka, ia merasa menjadi lebih baik dan saat jauh dari Raka, semuanya berubah.

Gue kayak gini punya alasan, Ka.
Gue juga gak mungkin rela bikin lo kayak gini.
2 tahun sekelas, setahun jadi musuh, 5 bulan pacaran dan sisanya kita kembali menjadi orang asing.
Gue tau yang gue lakuin salah, tapi gue gak mau lebih salah dari ini.
Sorry Ka, gue gak maksud ngerusak segalanya.

Vira menutup notenya dan menghembuskan nafas pasrah.

***

Special wishes from Kahfi:

4. Makin dewasa ya Vir. Semoga kita bisa saling ngerti. Happy birthday! Me love you. -Kahfi-

Keterlambatan cerita ini karena Kahfi yang lama ngasih wish, bukan saya, okesip.

16Jul'16

The New(old) HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang