Part3-TNoH

257 28 1
                                    

Kebiasaan usil Raka muncul kembali. Ia datang pagi-pagi hanya untuk menaruh kecoa mati di loker Vira, berharap Vira akan teriak-teriak ketakutan layaknya cewek pada umumnya.

Raka berdiri di balik loker, mengintip Vira yang sedang berjalan ke lokernya. Raka mulai tersenyum licik saat Vira membuka lokernya. Diluar dugaan Raka, Vira nggak teriak sama sekali. Cewek itu dengan santainya memegang antena kecoa itu dan membuangnya ke tempat sampah. Hal itu membuat Raka seperti kehilangan akal. Ia berjalan mendekati Vira.

"Lo kok gak ketakutan sih?" Tanya Raka dengan wajah polosnya saking terkejutnya melihat Vira tidak ketakutan.

Vira menutup lokernya dan melihat Raka dengan tatapan malasnya. "Jadi, kerjaan elo?" tanya Vira

"Eh- bukan."

"Basi Ka, paham?" Kemudian ia pergi meninggalkan Raka.

"Super aneh," ujar Raka sambil menggelengkan kepalanya.

Vira berjalan menuju kelasnya sambil mendumel. Bisa-bisanya itu orang nyoba nakutin gue, batinnya.

***

Tanpa terasa sudah hampir setahun Raka berada di kelas 11. Hampir setahun juga Raka-Vira sulit untuk akur walau terkadang mereka lupa kalau mereka adalah musuh. Hingga kenaikkan kelas tiba. Entah apa yang salah dengan Raka, ia sangat amat berharap dapat sekelas lagi dengan Vira.

Hari pertama di tahun ketiga, Raka tidak telat, ia penasaran dengan teman sekelasnya tahun ini. Jadi, Raka berangkat lebih pagi supaya kejadian tahun lalu tidak terulang lagi. Nama yang ia cari setelah namanya adalah Vira. Dan ternyata, Raka satu kelas lagi dengan Vira. Ia tersenyum lega, harapannya terkabul.

Ketika masuk ke dalam kelas, Vira sudah duduk di tempatnya. Tempat yang sama seperti sebelumnya. Bedanya, tahun lalu tempat itu adalah tempat paksaan karena ia telat, namun kali ini tempat itu adalah pilihan Vira sendiri. Raka pun mengikuti Vira, ia duduk di belakang Vira, lagi.

Vira berbalik melihat Raka yang sudah duduk manis di tempatnya. Matanya membelalak lebar.

Raka mengangkat sebelah alisnya.

"Lo ngapain Ka duduk di belakang gue lagi? Kan tahun ini lo gak telat, jadi bisa milih," ujar Vira.

Sangat berbeda dari biasanya, kali ini Vira bertanya tidak disertai dengan tatapan sinis yang biasa ia berikan untuk Raka.

"Nggak apa, gue cuman udah nyaman aja sama tempatnya."

Vira hanya bergumam 'oh' sambil kembali keposisi sebelumnya. Entah apa yang salah dengan Vira dan Raka. mereka sama-sama berusaha menutupi senyum mereka. Diam-diam mereka senang karena posisi duduk mereka yang akan tetap sama dalam satu tahun ke depan.

***

Sabtu yang membosankan bagi Raka. Kerjaannya hanya berbaring di kasur sambil memainkan game di ponselnya. Namun, tiba-tiba terpikirkan satu ide

Raka: Vir, nonton yuk.

Vira: Lah tumben, modusan lo abis?

Raka: Wih, gue udah gak punya stok gituan ahahaha.

Vira: Alesan aja lo. Yaudah, jam berapa?

Raka: Nggak bisa malem sih.

Vira: Lah yaudah bagus dong, terus kenapa?

Raka: Nggak sih, jadi gak malmingan gitu hehe. Yaudah nanti siang gue jemput.

Vira: Hidih, gue juga gak mau malmingan sama lo Ka, ntar gue diamuk sama modusan-modusan lo.

Raka: Dibilang udah gak ada stok-_-. Oke siang ya, Vir.

Vira: Ayey, Capt!

Raka segera bersiap-siap untuk menjemput Vira padahal masih sejam lagi. Namun, cowok itu tak ingin terlambat sedikitpun. Setelah dirasa cukup rapih, Raka langsung mengambil jaket dan kunci motornya. Ia segera berangkat menjemput Vira.

Vira bukan tipe cewek yang harus dandan feminin kalau jalan bareng cowok. Sekarang saja ia hanya mengenakan jeans dan sweater berwarna cokelat. Bagi Vira penampilan seperti itu sudah lebih dari cukup untuk sekadar pergi ke bioskop, apalagi perginya sama Raka yang bisa dibilang musuh Vira selama setahun belakangan ini, sangat amat melebihi dari kata cukup.

Suara mesin motor khas milik Raka terdengar sampai ke kamar Vira. Cewek itu langsung melompat dari tempat tidurnya menuju luar. Entah mengapa, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dibanding biasanya. Padahal, Vira yakin dia benar-benar membeci Raka.

Senyum Raka terbit kala melihat Vira membuka pagar. Tanpa basa-basi Vira langsung mengambil helm yang dibawa Raka dan segera naik ke jok belakang motor Raka.

Hampir seharian mereka menghabiskan waktu bersama. Hari inipun kataan itu tak ada, menghilang entah kemana tertutupi rasa asyik yang nampaknya begitu besar.

"Vir, jadian yuk?" tembak Raka tiba-tiba saat mereka sedang makan di sebuah restoran.

Sontak, Vira tersedak. Raka langsung memberikan minumnya untuk Vira. Vira menatap Raka bingung. Keningnya berkerut samar. Kerasukkan apa cowok ini? Batinnya.

"Lo mau main-main sama gue? Mau ngusilin gue pake cara gini Ka?" tanya Vira. "Basi," lanjutnya.

Raka menepuk dahinya, mencoba menghilangkan emosinya karena cewek di depannya ini. "Demi apapun, gue gak ada niat gitu. Sejak kerkom waktu itu, gue ngerasa kita bukan musuh yang kayak pas awal banget. Biarpun gue jail gak jelas, itu juga bukan berarti gue benci lo kan?" ujar Raka penuh keyakinan.

"Lo lagi taruhan sama siapa sih, Ka?" tanya Vira lagi masih penasaran.

"Vira, gue serius kali," balas Raka dengan wajah sedikit kesal.

Terjadi keheningan di antara mereka berdua.

"Vir, jadi lo mau kan?" tanya Raka lagi.

Vira nampak seperti berpikir sebentar. Ia memperhatikan wajah Raka, mencari kebenaran disana. Vira benar-benar takut bila cowok didepannya itu melakukan hal seperti ini untuk jahil bukan sungguhan.

"Vir, percaya sama gue. Ini bukan trik."

Vira menatap mata Raka kemudian menunduk sebentar, ia menarik napas panjang dan mengangguk pelan.

"S-serius Vir?"

Wajah Vira berubah datar dan kembali menatap Raka sinis. "Gue bingung deh, lo mau jawaban apa sih? Gue iyain gak percaya, gue jawab gak tar galau." Vira berdecak kesal.

Raka menghela nafas panjang. "Gue lupa lagi berhadapan sama siapa, oke jadi kita pacaran?"

Vira kembali tersenyum dan mengangguk membuat Raka kesenangan setengah mati.

Raka bernapas lega. "Thank you, Vira."

Lagi, Vira mengangguk. Mulai hari ini, permainan kucing anjing mereka hampir selesai.

---

Special wishes from Kahfi:

3. Happy birthday untuk yang kesekian, Vir. Gue harap hubungan ini tetep berlanjut sampe besok, besok, besok, besok mulu deh pokonya. Semoga bisa langgeng. -Kahfi-

Yuk mari komennya. Telat berapa hari? Banyak hari yeay! Btw, buat alur kecepetan banget ya? Soalnya ngejar target *nangis*. Vomments dong pak, bu xD. Btw lagi, mohon maaf lahir dan batin ya. Saya sebagai author pasti banyak salah+beberapa minggu kedepan bakal late updatenya karena pulkam hehe. Selamat lebaran semua! -sasq

5Jul'16

The New(old) HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang