02

211 14 1
                                    

Berbagai pikiran buruk berlalu-lalang dalam otak Rein saat Ia tengah dipaksa mengikuti kakak kelasnya yang galak ini. Dalam hati Ia berharap agar tidak di hukum dengan membersihkan kamar mandi sekolah karena Ia sangat benci dan takut dengan kecoak. Hiii, membayangkan hewan kecil berwarna coklat kemerah-merahan berbentuk oval dengan kaki-kaki tipis panjang bergerigi itu saja sudah membuat Rein bergidik ngeri.

Kini kakak kelas yang di depannya tengah berhenti di tempat yang Ia tuju. Di depan sana ada beberapa anak dengan penampilan yang sama seperti Rein yang diyakini Rein sama-sama lupa membawa persyaratan MOS yang diwajibkan dibawa hari ini. Mereka berkumpul dengan wajah ketakutan di depan kamar mandi sekolah. Melihat tempat yang Ia datangi, seketika mata Rein membelalak tak percaya. Mama... Rein mo pulang.. Seketika nyali Rein semakin menciut.

"Ngapain lo bengong di sini? Sana gabung sama yang lainnya. Cepetan!" Bentak kakak kelas yang tadi karena melihat Rein hanya diam di tempatnya.

"eh, i-iya kak.." Jawab Rein sambil berjalan setengah berlari menuju kerumunan di depannya.

"Kalian, dalam hitungan satu sampai sepuluh, bentuk barisan 5 banjar! Cepat! SATU DUA TIGA.." Perintah salah satu OSIS dengan menggunakan TOA. Seketika para calon siswa baru yang diperintah langsung melaksanakan kemauan kakak kelasnya. Setelah berbaris, beberapa siswa putri malah saling berbisik-bisik membicarakan kakak OSIS yang memerintah mereka barusan.
"Aaa kakaknya ganteng banget.." "Kayak artis yah.."
"EH, katanya dia Ketos loh.." Diam-diam Rein penasaran juga dengan pembicaraan cewek-cewek disampingnya. Ia berusaha melihat ke depan meski terhalang punggung besar di depannya. Matanya menangkap wajah tampan yang seperti pernah dilihatnya. Itu kan cowok yang gue tabrak tadi..

"Heh! Diam! Isi barisan sini! Bisa baris nggak sih kalian ?" Bentak salah satu OSIS yang ada di belakang barisan. Setelah merapikan barisan mereka, kakak OSIS yang membawa TOA tadi berbicara lagi.

"EHM. Perkenalkan nama saya Galang Abiansyah. Panggil saja saya Galang. Di sini saya yang akan mendisiplinkan kalian. Asal kalian tahu, saya paling nggak suka ada anak yang ceroboh nggak bawa perlengkapan yang saya syaratkan. Semua hal yang kalian bawa itu nanti akan berfungsi untuk kalian sendiri. Kalau kalian nggak bawa, nanti yang susah selain kalian juga anggota OSIS. Untuk membuat kalian jera, ada beberapa tugas yang harus kalian kerjakan. Untuk yang pertama, membersihkan kamar mandi sekolah. Kakak-kakak OSIS di samping kalian sudah menyediakan perlengkapannya. Dan ingat, waktu kalian hanya 15 menit dimulai dari.. sekarang!" Galang mulai menyalakan stopwatch nya sementara para anggota OSIS lainnya membimbing adik-adik kelas mereka untuk membersihkan kamar mandi. Rein sendiri kini tengah menyikat pinggiran kloset kamar mandi bersama seorang anak perempuan lainnya.

"Duhh, bau banget sihh.. ini kamar mandi nggak pernah dibersihin kali yaa.." Cewek disebelah Rein mulai mengeluh.

"Udah, tahan dulu.. bentar lagi selesai juga." Jawab Rein sambil tetap was-was, takut kalau tiba-tiba ada kecoak yang menyapanya. Belum sampai semenit, sudah ada hewan coklat kecil yang berjalan manis melewati kaki Rein. Seketika Rein terdiam, tubuhnya menegang, dan keringat dingin mulai bercucuran dari kening dan pelipisnya.

"HUUAAAAAAAAAA! KECOAK!!!" Rein berteriak panik sambil menghentak-hentakkan kakinya. Cewek di samping Rein pun mulai panik dan lari keluar kamar mandi karena Ia sendiri juga jijik dengan hewan kecil tu.

Rein berusaha mati-matian menjauhi kecoak itu. Namun, hewan itu nampaknya malah mendekati Rein yang ketakutan dan, WUSHH. Hewan itu terbang kearah Rein.

****

Rein membuka matanya perlahan-lahan. Ia berusaha bangun dari tempat tidur namun kepalanya masih terasa berat. Kalau di perhatikan, sepertinya Ia tahu ia berada dimana. UKS Sekolah? Mungkin. Rein mengambil ponsel dalam saku rok nya. Di layar terpampang beberapa pesan dan salah satunya dari sahabatnya, Abi.

Abiyyu Alfatih P. : Lo nggak apa-apa Rein? Tadi kata anak-anak ada cewek yang pingsan di kamar mandi. Eh ternyata lo yang pingsan :(

Diandra Reinata : Udah nggak apa-apa kok Bi.. Iya tadi gue pingsan. Ada kecoak terbang ke gue.. Kan lo tau gue phobia sama kecoak.

Abiyyu Alfatih P. : Yaudah lo istirahat aja dulu. Ini lo lagi di UKS kan? Ntar pas pulang gue susul lo kesana.

Diandra Reinata : Iya Bi..

Rein mengamati keadaan UKS ini. Sepi.. Ia agak sedikit takut menyadari sepertinya hanya Ia seorang yang menghuni UKS ini. Baru saja Rein merebahkan tubuhnya kembali, terdengar suara pintu tengah dibuka.

CKLEKK..

Dari bawah kelambu UKS yang tidak sampai menyentuh lantai, Rein dapat melihat jelas ada sepasang kaki besar melangkah menuju ruangan disampingnya. Sebelah gue pasti cowok. Siapa ya?

Rein masih terdiam di tempat tidurnya, berpura-pura tidur dan menutupi wajahnya dengan selimut. Saat Ia sedang berpura-pura tidur, cowok tadi membuka sedikit kelambu kamar tempat Rein berbaring. Setelah mengintip Rein dan memastikan Ia telah tertidur, cowok tadi kembali ke ruangannya. Dalam diam, Rein tau ada orang yang mengintipnya tadi. Namun dia tak mau ambil pusing.

Dalam tidurnya, Rein mendengar suara pemantik yang dinyalakan. Tak lama kemudian, bau tembakau menguar dari ruangan sebelahnya. Siapa sih siang-siang ngerokok di UKS? Gak tau diri banget. Maki Rein dalam hati. Lama kelamaan, bau asap rokok semakin menyesakkan dada Rein. Ia benci dengan perokok.

"Uhuk, Uhuk.." Rein terbatuk-batuk pelan namun cowok disebelah ruangannya tetap dapat mendengarnya.

Takut ketahuan, cowok tadi langsung mematikan rokoknya dan bergegas pergi dari ruang UKS. Karena terburu-buru, cowok tadi lupa membawa pemantik berbentuk pistol kecil yang mirip dengan gantungan kunci miliknya yang sempat terjatuh.

Rein dapat melihat pemantik yang terjatuh itu dari bawah kelambu ruangannya. Setelah cowok itu pergi, Rein berjongkok lalu menjulurkan tangannya ke ruangan disampingnya dari bawah kelambu untuk mengambil korek gas milik cowok itu.

"Ih lucu juga.. Gue bawa dulu deh." Ujar Rein sambil mengantongi korek itu.

Tak lama kemudian, pintu kembali terbuka. Kali ini Abi yang masuk.

"Rein.. lo dimana?"

Rein membuka kelambu ruangannya "Di sini Bi.."

"Lo udah nggak papa kan? Ayo pulang.." Ajak Abi.

"Nggak apa-apa kok. Yuk. Eh, barang-barang gue gimana?"

"Nih, udah gue beresin.. Eh, tadi lo ditemenin sama kakak OSIS ya?"

Rein mengerutkan dahinya, "OSIS? enggak tuh.."

"Oh kirain. Soalnya tadi pas mau kesini gue simpangan sama kakak OSIS yang lo tabrak tadi kayaknya.. Yaudah gausah dipikirin, yuk pulang."

Mereka berjalan keluar dari ruang UKS sementara anak-anak lain sudah berhamburan keluar gerbang sekolah. Setelah menanti cukup lama, akhirnya angkot yang mereka tunggu datang juga. Tak sampai 20 menit berlalu, mereka berdua sudah minta berhenti karena memang sudah sampai di kompleks perumahan tempat tinggal mereka.

"Duluan ya Rein.." Ujar Abi pada Rein karena memang Ia sudah sampai di rumahnya. Sementara Rein harus berjalan melewati beberapa rumah lagi. Dalam hati, Rein masih memikirkan ucapan Abi saat di UKS tadi. Abi bilang, Ia bersimpangan dengan kakak OSIS, dan kakak OSIS itu adalah cowok ganteng yang ditabrak Rein tadi pagi. Berarti.. yang ngerokok di sebelahh Rein tadi kakak tadi? Kak Galang? yang katanya ketua OSIS itu? haha, gak mungkin lah. mana mungkin ketua OSIS ngerokok di UKS. Rein segera berusaha mengabaikan prasangka negatifnya pada cowok tadi.

****

Bad Boy InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang