⇦TIGA PULUH LIMA⇨

Start from the beginning
                                        

Deg. Jantung Karrel rasanya ingin copot. Kalimat itu. Kalimat yang diucapkan gadis itu sama persis seperti kalimat yang diucapkan Lanna saat ia berkenalan dengan Karrel.

Saat itu, ibunya berkata bahwa sepupu nya yang berumur lima tahun akan datang. Lelaki berumur tujuh tahun itu pun dengan semangat menunggu gadis yang di maksud ibunya. Lelaki kecil itu menunggu di ruang tamu.

Sampai akhirnya, seorang gadis kecil dengan kedua orang tuanya datang. Karrel kecil pun mengajak gadis itu ke taman belakang rumah. Mereka duduk di rerumputan sambil menatap langit.

"Nama kamu siapa?" tanya Karrel.

"Namaku Lanna. Kalau kamu?" tanya gadis kecil itu.

"Namaku Karrel," jawab Karrel.

"Namamu lucu."

"Hehehe ..., namamu juga," ujar Karrel.

Dan sejak saat itu. Dua orang tersebut pun semakin dekat. Sampai akhirnya salah satu dari mereka, pergi karena masalah yang datang.

"Lo kenapa?" tanya Nala saat melihat lelaki di depannya yang nampak membeku.

Karrel tersadar, "nggak, nggak papa," jawab Karrel.

"Ya udah gue duluan ya. Gue harap gue bisa ketemu lo lagi," kata Nala lalu beranjak pergi.

Dan gue juga berharap bisa bertemu dengan lo lagi, batin Karrel sambil menatap gadis itu dari belakang. Tanpa ia sadari, seulas senyum menghiasi wajahnya.

▣▣▣▣▣
Karrel kembali duduk di sebelah Kiara yang sedang tertidur. Ia menaruh bunga yang baru di vas dan membuang yang lama. Sudah seminggu sejak kejadian itu, Karrel tak pernah melihat wajah Kiara yang ceria.

Pintu terbuka, menampakkan seorang lelaki bersama seorang gadis, "Rel, gue udahberhasil ngelacak dimana Martin dan adiknya itu sembunyi," lapor Gani sambil menutup pintu.

"Dan polisi udah nyari mereka," lanjut Desi.

"Makasi," kata Karrel sambil tersenyum kecil kepada kedua sahabatnya itu.

"Jangan lemes gitu napa? Kiara pasti bangun kok," kata Gani memberikan semangat.

Karrel beranjak, "kalian tolong jagain Kia ya, gue mau pergi dulu, soalnya bokapnya Kia mau dateng. Gue nggak mau bikin masalah di sini," ujar Karrel.

Gani pun mengangguk, "siap bos!" kata Gani.

Karrel pun mengambil jaket hitamnya di atas sofa dan juga helmnya. Lelaki itu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Biasanya Karrel berjalan kaki untuk pergi ke taman. Tapi kali ini, entah mengapa dirinya ingin menggunakan motornya untuk menuju taman yang berada lumayan dekat dari sini. Karrel pun melesat menggunakan motor ninjanya yang berwarna biru.

Beberapa menit kemudian Karrel telah sampai di taman seperti biasa. Lelaki itu pun berjalan menuju tepi danau. Lelaki itu duduk di rerumputan dan mengeluarkan rokok dari sakunya. Sudah lama lelaki ini tidak merokok. Tapi satu-satunya cara untuk menghilangkan stress nya adalah merokok. Dengan begitu dirinya bisa melupakan dunia yang sangat kejam ini, walau hanya sesaat.

Lelaki itu menghirup rokok tersebut sambil memejamkan matanya, lalu menghempaskannya ke udara. Tanpa lelaki itu sadari, ada seorang gadis yang duduk di sampingnya. Gadis itu memperhatikan wajah lelaki itu, sebelum akhirnya angkat suara.

"Udara di sini sejuk ya? Tapi sayang ada orang yang ngerusak dengan rokoknya itu," komentar seorang gadis yang duduk di samping Karrel.

Mata Karrel seketika terbuka, "sejak kapan lo di sini?" tanya Karrel.

"Sejak tadi, emang kenapa?" tanya gadis dengan rambut lurus sepunggung.

"Nggak papa sih. Maaf y ague ngerokok sembarangan," kata Karrel lalu membuang rokok itu ke danau.

"Dan sekarang lo buang sampah sembarangan," kata Nala, "btw gue baru tau kalau lo orang yang ..., bisa dibilang brandal," kata Nala sambil melihat lelaki itu dari atas sampai bawah.

"Emang lo tadinya ngira gue orang yang kayak apa?" tanya Karrel.

"Tadinya gue ngira lo cowok kalem-kalem. Soalnya lo ke sini jalan kaki. Rambut lo rapi. Dan yang pasti, kemaren lo nggak ngerokok dan nggak buang sampah sembarangan. Nggak kayak sekarang, jauh banget," ujar Nala.

"Orang bisa berubah sesuai keadaan dan masalah yang dia hadapi. Gue berharap lo bukan orang yang nilai orang dari luarnya. Don't judge the book by the cover," kata Karrel.

"Gue pun juga punya masalah, tapi gue nggak sampe kyak lo," ujar Nala.

"Semua orang punya caranya sendiri buat hadapin masalah itu dan semua orang punya masalah yang berbeda-beda. Apalagi lo cewek, sedangkan gue cowok," kata Karrel, "intinya kita beda dan nggak ada orang di dunia ini yang sama. Pasti ada bedanya."

"Hmm, gue rasa lo nggak seburuk yang gue pikir," ujar Nala.

"Emang lo pikir gue buruk-buruk amat apa?" tanya Karrel.

"Menurut lo?" Nala balik bertanya.

"Lo ngeselin banget ya," kata Karrel.

"Udah banyak yang bilang gitu," ujar Nala santai.

Hujan rintik-rintik mulai berjatuhan, "Kayaknya mau hujan. Lo naik apa ke sini?" tanya Karrel.

"Naik taksi," jawab Nala sambil menatap langit yang sedang menjatuhkan air.

"Ya udah lo pulang bareng gue aja," kata Karrel.

"Nggak usah, nanti ngerepotin lagi."

"Nggak usah sok nggak enak gitu kali. Entar nyesel lagi kalau nolak tawaran cowok ganteng," ujar karrel dengan pedenya.

"Dih."

Karrel beranjak dari duduknya, "ayo!" ajak Karrel sambil mengulurkan tangannya pada Nala.

Gadis itu pun menerima uluran tangan Karrel, lalu bangkit dari duduknya, "ayo!" kata Nala sambil menepuk-nepuk celana bagian belakangnya.

Mereka pun berjalan menuju motor Karrel. Sesampainya di sana Karrel membuka jaket dan helmnya lalu memberikannya pada Nala, "nih buat lo aja," kata Karrel.

"Nggak usah, mending lo aja yang pake," tolak Nala.

"Tubuh gue lebih kuat nahan dingin daripada tubuh lo yang kurus gitu, dan kepala gue sekuat batu, walaupun gue kebentur, paling-paling cuma sekarat nggak sampe mati," ujar Karrel ngelantur.

"Apaan sih?" tanya Nala.

"Makanya ambil!" paksa Karrel. Gadis itu pun dengan terpaksa mengambil jaket dan helm Karrel, lalu memakainya. Motor Karrel pun melesat di hujan yang semakin lebat.

▣▣▣▣▣
Sorry baru update. Tapi sekarang aku usahain bakalan update secepatnya, karena banyak yang protes dan banyak yang kabur. Jangan lupa vomment!

03-07-2016

Different Where stories live. Discover now