⇦TIGA PULUH EMPAT⇨

160K 10.2K 1.1K
                                    

Sumpah demi apapun itu, gue benci banget di gantung, dan sekarang lo ngegantungin gue thor parah lu. Next buruan dong anjir gue penasaran banget gila endingnya bakalan gimana ini, lu mah thor udh kayak sinetron aja dikit" bersambung udh lgi tegang" nya ni eh malah bersambung di gantung kek gini. Nexxtttttt buruan lah thor gue lelah menunggu (": penasaran bngt ini gila, baru kali ini gue penasaran sma cerita wp ampe gini bngt wkk..

*s.e.m.a.n.g.a.t t.h.o.r

lincahyaaa

▣▣▣▣▣

Tubuh Karrel menegang. Semua badannya terasa kaku melihat dua orang yang ia percaya ternyata musuh terbesarnya. Mereka lah orang yang menusuk Karrel dari belakang secara perlahan-lahan. Dan kini mereka ingin menusuk Karrel sampai mati, agar lelaki itu tidak bisa bangkit lagi.

"Kenapa? Kaget?" tanya lelaki yang tak lain adalah Martin.

"Salah gue apa?" tanya Karrel.

"Salah lo? Lo tanya salah lo? Banyak!" bentak Jenny di hadapan Karrel.

"Kalian semua jahat, kalian gila!" teriak Kiara. Gadis ini sudah sangat marah pada dua orang di depannya.

Martin berjalan mendekati Kiara, "Dek Kia kok ngomong gitu sih? Kita semua kayak gini ada alasannya, jadi kita nggak jahat dong," kata Martin. Lelaki itu menempelkan pisau di pipi gadis itu, lalu ia berbisik, "cuma sedikit licik."

"Bangsat lo! Jauhin Kiara! Atau—."

"Kalau gue nggak mau kenapa? Nggak boleh?" tanya Martin.

"Mau kalian apa sih?" tanya Karrel frustrasi.

"Mau kita? Lo tanya mau kita? Kita mau lo menderita, kayak keluarga kita dulu," kata Jenny.

"Iya, gara-gara bokap lo, bokap gue jadi bangkrut. Dia kehilangan milyaran uangnya gara-gara bokap lo. Dan karena itu juga bokap gue depresi dan akhirnya meninggal. Lo mau tau nggak nyokap gue gimana? Nyokap gue bunuh diri gara-gara nggak bisa terima kematian bokap gue," kata Martin kepalanya yang tadinya tertunduk sekarang terangkat, "dan gara-gara itu, adik gue pindah sekolah ke luar negri, dia tinggal sama tante gue."

"Dan lo mau tau hidup gue? Hidup gue menderita! Sejak SMP gue udah nyari uang sendiri. Mungkin keberuntungan ada di pihak gue. Gue dapet warisan dari kakek gue. Dan warisan itu gue pake buat kehidupan gue sehari-hari," jelas Martin, "Tapi waktu itu gue denger kabar kalau nyokap lo meninggal, mungkin itu balasan buat keluarga lo. Tapi gue belum puas sampe di situ. Akhirnya gue ngehancurin keluarga lo, gue ngirim perempuan yang buat Ayah lo jatuh cinta sama dia. Dan gue buat lo salah paham sama Ayah lo. Lo nggak tau kan kalau sebenarnya Ayah lo lumpuh di sana?"

"Gue juga ngerusak kakak lo, gue ngirim orang buat bikin masa depan kakak lo hancur. Gue ngelakuin itu mulus banget, tanpa hambatan. Sampe-sampe lo nggak tau kalau gue udah nebar banyak bom di kehidupan lo," kata Martin dengan bangganya, "dan suatu hari gue denger lo punya sepupu dan lo suka sama sepupu lo itu.

"Gue akhirnya punya recana. Gue ngeracik bom yang buat semuanya hancur. Gue nyuruh dokter buat bohong, gue nyuruh dokter bohong kalau Lanna itu sakit, padahal dia nggak ada sakit sama sekali. Dan tanpa gue duga, dia malah mempermudah pekerjaan gue. Dia donorin jantungnya buat lo dan entah apa yang dia lakuin, akhirnya persahabatan lo sama Dimas hancur. Gue seneng banget, karena itu sangat mempermudah gue," kata Martin.

"Belum sampai di situ, gue masih belum puas. Gue akhirnya mikirin cara buat lo tambah sengsara. Kebetulan gue satu sekolah sama lo waktu SMA. Dan lo dengan bodohnya jadiin gue sahabat. Itu pun juga memudahkan pekerjaan gue. Gue ngehubungin adik gue buat balik ke Indonesia. Dan kita berdua mulai meracik sesuatu yang buat lo hancur," jelas Martin.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang