¤ Chapter - 3 ¤

143K 6.4K 35
                                    

*

Heppy Reading....

*****

Pagi ini aku berangka ke kampus pukul setengah 8 pagi. Karena ospek di mulai pukul 08.15 menit. Sekarang aku sudah memakai baju yg kemarin dan di lengkapi atribut yg di suruh kakak senior membawanya. Seperti pita berwarna pink yg melingkar di pergelangan tanganku, menguncir rambutnya menjadi dua dengan pita yg sama, dan papan nama yg bertuliskan namaku.

Kini aku ada di dlm sebuah angkot yg akan mengantarku menuju kampus. Ya setiap harinya aku memang naik angkot jika ke sekolah dan sekarang ke kampus. Biasanya perjalanan menuju kampus membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai sana.

Aku turun dari angkot ketika jam di tanganku menunjukkan pukul 8 pagi. Suasana di kampus sudah terlihat ramai. Mereka masuk kedalam dan berkumpul di lapangan. Aku berdiri di depan pos satpam menunggu sasa. Katanya dia masih di jalan jadi aku menunggunya saja.

Aku kembali memikirkan tentang perjodohan ini. Aku berfikir apa pilihanku benar atau tidak. Bagaimana jika yg aku pilih salah? Ah.. enggak enggak prilly kamu harus positif thingking gk boleh kayak gini ya. Gk boleh. Aku tersentak kaget saat ada yg menepuk pundakku. Aku menoleh ke belakang dan menemukan sasa yg tengah tersenyum cengengesan padaku. Aku menatapnya dengan mengerucutkan bibirku kesal.

"Sasa... lo ngagetin gue tau. Untung gue gk jantungan." Ujarku dan di jawab senyum senyum aja sama dia.

"Sorry prill... habisnya elo gue panggil panggil gk nyahut. Eh... ternyata lo ngelamun??? Yaudah gue kagetin. Mikirin apaan sih lo?" Tanya sasa dengan muka bertanyanya. Apa aku harus memberitahu sasa tentang hal ini? Tidak. Ya tidak aku tidak akan memberitahu sasa. Aku tidak mau sasa sedih.

"Gue.... gue... lagi mikirinnnn..... mikirin ospek. Ya mikirin ospek. Gue takut nanti gue di hukum sama kakak senior nanti. Soalnya kemarinkan gue gk ikut perkenalan. Ketua ospeknya aja gue gk tau." Ujarku. Sasa menaikkan sebelah alisnya tidak percaya. Namun akhirnya dia menganggukkan kepalanya.

"Bentar. Lo bilang lo belum tau siapa ketua ospek kita?" Tanya sasa heran padaku. Aku menganggukkan kepalaku. Sasa terbelak tidak percaya lalu menggelengkan kepalanya.

"Lo bo'ongkan? Kemarin aja kalian di uks berdua. Masa lo gk tau sih?" Ujar sasa. Aku mengerutkan dahiku bingung. Aku kembali mengingat hari kemarin. Saat aku di uks menemukan buku dan aku membacanya. Saat aku sedang membacanya tiba tiba buku itu di tarik oleh seseorang. Dan oh.... jadi dia ketua ospeknya? Aku mendegus dan menatap sasa.

"Gue gk suka sama dia. Orangnya sombong dan dingin. Dia itu menakutkan." Ujarku dengan jengkel. Sasa tertawa keras.

"Hahahah....prillyyyy.... lo gimana sih? Semua cewek cewek di sini aja pada ngagumi dan menyukainya. Lo gak suka sama dia? Kalau gue mah... tentu suka lah sama dia. Dia ganteng kaya lagi. Gue mau deh jadi ceweknya. Yah.... walau gue akui kalo dia itu dingin dan menakutkan." Ujar sasa. Aku merengut mendengarnya dan aku langsung meninggalkannya ke lapangan karena ku lihat semua maba sudah berkumpul di sana.

"Eh... prill... lo kok ninggalin gue sih? Tungguin...!!!" Seru sasa tapi aku menghiraukannya dan tetap berjalan ke lapangan.

Ospek berjalan dengan lancar. Hari ini kami di suruh membersihkan kampus ini yang bisa di bilang besar tapi kotor itu sampai pukul 11. Setelah itu kami di pulangkan. Besok kita disuruh menunjukkan bakat yang kita miliki ke kakak senior. Aku belum bertemu dengan ketua ospek itu karena katanya dia ada urusan keluarga jadi tidak bisa ikut ospek. Masa bodohlah.

*****

Aku sedang berada di dlm rumah. Hari sudah mulai petang. Oma masih belum pulang. Aku menunggunya di kursi makan. Kami biasa makan malam jam 7. Dan sekarang sudah hampir jam 7. Tapi oma masih belum datang. Aku sangat khawatir. Tadi aku telfon dia ada di perjalanan. Tapi sudah lama aku menunggunya masih belum datang juga.

#1 My Cold Senior Is My Husband ( Diterbitkan )Where stories live. Discover now