14. Rainbow Party

414 38 7
                                    

Aku segera mengacak-acak lemariku, mencari baju yang pas untuk kupakai malam ini.

Pukul 8 malam, tepat sekali. Rasanya aku sudah cukup dengan semua persiapan yang kulakukan. Mulai dari atas sampai bawah rasanya aku sudah cantik. Ya, cantik. Akan kubuat Ethan bertekuk lutut padaku. Lihat saja.

Masih bisakah kau membuka hati pada wanita?

Mereka cantik, memiliki rambut panjang, senyum ceria dan tentu saja cute. Kumohon.

Sesampainya di tempat dimana pesta itu berlangsung, mataku langsung tertuju kepada suasana pesta. Jujur saja kuakui bahwa aku menganga melihat keindahan disini. Fairy lights membelit batang hingga cabang pepohonan, bendera pelangi terpasang di beberapa pojokan, gelembung sabun menemani langkahku ditambah angin malam yang masuk melalui rambutku yang tergerai lalu menerobos ke dalam punggung hingga leherku.. Ah dingin, apalagi dress yang diatas lututku membuat rasa dingin itu meningkat, juga bagian atas yang terbuka dan terlalu rendah membuatku beberapa kali membetulkan bajuku. Meja-meja yang dipenuhi makanan juga lilin remang-remang menambah kesan cool, romantic dan bahkan sexy untuk pesta ini.

Aku menggaruk pelan tanganku meski tak gatal, sekedar membuat rasa canggung ini berkurang beberapa persen saja. Kulihat beberapa gadis cantik tengah berkumpul dan tertawa riang bersama, ditemani segelas wine di tangan mereka masing-masing, mereka terlihat begitu bahagia terlihat dari pancaran wajah mereka.

Saat aku melewati mereka bisa kurasakan bahwa mereka memperhatikanku, memang awkward rasanya diperhatikan seperti ini.

Beruntung tepat di bawah pohon aku melihat Ethan disana, ditemani beberapa teman prianya. Tanpa ragu aku langsung menghampirinya.

"Scarly?" sapanya, ia mendahuluiku sebelum aku melakukannya.

"Hai Ethan!" balasku tanpa menunggu lama langsung menghampirinya, tak ada lagi yang dapat kuhampiri selain dia.

"Hm, siapa dia? Uh cantiknya" komentar salah satu temannya.

"Dia Scarly, housemateku" jelas Ethan.

"Scarlett" aku mengoreksi. Lagi-lagi ia salah memperkenalkan namaku.

"Ooow Scarlett, nama yang cantik" komentarnya lagi. Aku hanya tersenyum, sedikit aneh dengan sikap orang tersebut, nada bicaranya yang lembut seperti seorang gadis. "Dan aku Joey" ucapnya. Aku mengangguk pelan.

Tak lama kemudian beberapa orang gadis menghampiri kami, "Hai, aku baru melihatmu disini. Jadi kau tidak keberatan kan untuk mengenalkan dirimu?" ucap salah seorang dari mereka.

"Dia Scarlett" sahut Joey, "Ethan's housemate" tambahnya.

"Your housemate? Ethan mengapa kau tak pernah bercerita?" sahut gadis yang tadi sambil menunjuk Ethan tepat didepan dadanya.

"Hai, Scarlett. Aku Jessie. Senang bertemu denganmu" kamipun berjabat tangan. "Ingin minum? Atau kau ingin sesuatu biar kuambilkan" tawarnya. Dari penampilannya jelas bahwa ia salah satu tamu disini, tapi sikapnya seperti seorang pelayan yang siap melayani para tamu.

"Tidak terimakasih, aku bisa mengambilnya sendiri jika aku mau" balasku diiringi senyum.

Sepertinya pestanya segera dimulai, alunan musik bergenre electro pop mulai terdengar. Beberapa orang sibuk mengeluarkan kamera atau alat perekam lain. Hanya aku yang terdiam dengan tangan masih terlipat di dada. Aku menerobos kerumunan agar bisa kulihat apa yang sedang mereka perhatikan, ternyata sebuah kue berukuran cukup besar dengan corak pelangi sedang dipotong seseorang. Kini aku tahu, mungkin ini seperti perayaan sesuatu, anniversary mungkin?

"Love is love" ucap seseorang yang memotong kue tersebut disambut sorakan lalu tepuk tangan tak terkecuali aku.

Tunggu, aku mulai mengerti. Aku melihat kembali ke pojokan yang kulihat ketika aku baru datang tadi. Bendera pelangi, kuarahkan mataku kepada para tamu.

Girls with girls & boys with boys..

and... kue pun tak kalah bercorak pelangi! Kulirik meja yang terdapat kue tersebut.

Aku mendekati Ethan, aku hanya sanggup berbisik karena tak ingin ada oranglain yang mendengar. "Ethan, pesta apa ini?" tanyaku. Ia melirikku, "seperti yang kau lihat" jawabnya.

"Jelaskan" ucapku. "Pesta perayaan, kau lihat saja" ia kembali menyaksikan pemotongan kue tersebut.

"Tapi perayaan apa? Kau bisa berbicara lebih jelas kan?"

"Pride party"

"Ethan, aku ingin bicara denganmu!" aku menarik tangannya dan membawanya keluar dari kerumunan. Mencari tempat yang pas untuk berbicara dengannya. Akhirnya dibalik pohon yang cukup besar aku berhenti menariknya.

"Mengapa kau tidak bilang bahwa pestanya seperti ini?" tanyaku dengan nada tinggi namun tertahan.

"Maksudmu 'seperti ini'?" balasnya santai, lihat bahkan dia melipat kedua tangannya di dada.

"LGBT?" aku memastikan. Ethan mengangkat kedua bahunya dan menyapu pandangan ke arah mereka.

"Aku tak seharusnya ada disini" ucapku.

"Why?"

Aku menghentakan kakiku dan mencoba melangkah namun ia menahanku.

"Aku tahu bahwa kau akan marah, Scar. Itu bukan hal yang harus ditebak lagi dan bukan hal yang belum kuperhitungkan. Tapi itulah tujuanku, aku membawamu kesini agar kau paham"

"Ini tidak penting untukku, aku ingin pulang sekarang!" sahutku.

"Kalau begitu pulanglah!"

"Denganmu" ucapku sambil melipat tanganku di dada.

"Kau saja sendiri" ia tak ingin kalah.

"Aku ingin denganmu"

"Akan kupesankan taksi untukmu, lalu kau pulang"

"Tidak, aku ingin denganmu Ethan!"

"Aku hanya ingin kita berdamai dan kau mengerti, Scar. Mengapa ini sangat sulit bagimu?"

"Sudah cukup aku memahamimu. Kita damai. Jadi apalagi?"

"Tentu kita belum, Scarly. Kita hanya bersama tanpa saling memahami satu sama lain. Aku tidak mengerti dirimu dan kau tak mengerti aku"

"Sebenarnya hanya kau saja yang tidak mengerti perasaanku, sedangkan aku sudah mengerti tentangmu"

"Memahami? Mengerti? Apalagi yang akan kau akui tanpa kau lakukan? Kau seorang homophobic dan kau berkata tak membenciku" bantah Ethan, ia bahkan bertubi-tubi menyerangku dengan semua opininya.

"Aku memang tidak membencimu, Ethan"

"Kau berbohong"

"Tidak, sejak hari itu aku menyadari bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku tak membencimu dan takkan pernah bisa. Tapi aku hanya.. aku tak tahu apa yang bisa kulakukan setelah itu"

Hening. Aku melangkah dan menyandarkan punggungku di pohon lalu memeluk diri sendiri dengan mengusap-usap kedua bahuku yang kedinginan.

...

g(r)ay 🍫 troye sTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon