9. Suara di kamar Ethan

484 40 3
                                    

Sudah sore, aku menuju kamar mandiku. Usai mandi, secangkir teh dan cookies menemaniku berdiam di dekat jendela.

"Ah cookie" Ethan tiba-tiba datang dan mengambil satu milikku.

"Hey kau sudah membaik?"

"Sebenarnya masih flu"

"Seharusnya kau ber-"

"Berbaring? Aku benci berbaring, Scarly" bantahnya sambil berangsur duduk didekatku.

"Baik, tapi jangan tidur lagi di tempat terbuka"

"Aye aye captain" ucapnya sambil tersenyum dan mengangkat tangannya seperti hormat, mirip bawahan kepada atasannya. Aku tertawa kecil

"Hey jangan mengcopy!" protesku.

Ethan malah tertawa sambil mengacak pucuk kepalaku.

"Jujur saja, aku merindukanmu" ucapnya sambil mulai mengunyah cookie tersebut lalu melirik-lirik samar dan tersenyum ke arahku.

"Sudah berapa hari kita jarang bertemu?" Ethan kembali mengusap kepalaku, kali ini tangannya berangsur turun dari pucuk kepalaku hingga ke punggungku, mengikuti panjangan rambutku.

"Entahlah, seingatku belakangan ini kita tak berangkat bersama, makan siang atau sekedar berbincang" aku melipat bibir bawahku.

"Ya memang, maka dari itulah aku merindukanmu" lagi, ia berkata ia merindukanku. Sebenarnya akupun sama, namun tak usah kutunjukan karena sedari tadi aku menatapnya saja rasanya sudah cukup kugambarkan.

"Um.. bolehkah?" tanyanya melirik ke arahku.

"Boleh apa?"

"Memelukmu"

"Eh? tidak boleh"

"Apa yang tidak boleh, hmm?" ia mendekat ke arahku dan memelukku, erat.

Aku..senang. Tanganku mencoba membalas pelukannya meski rasanya canggung.

Kemudian ia duduk kembali.

"Oh iya, tunggu sebentar" ucapku, aku bergegas menuju kamarku, aku teringat sesuatu.

Tak lama kemudian aku kembali dengan barang yang sudah kubungkus dalam kotak berwarna merah muda itu. Kusodorkan ke arahnya.

"Semoga kau menyukainya" ucapku. Ethan memperhatikan sejenak lalu membukanya setelah kuisyaratkan untuk membukanya.

Setelah kotak tersebut dibuka, Ethan merentangkan t-shirt nya.

Aku membelikannya sebuah t-shirt yang bertuliskan "SE" dibagian depannya. Aku membelinya dua, yang satunya untukku. Tak selamanya valentine harus berbagi cokelat bukan?

"SE, Scar Ethan?" tanyanya. Aku tersenyum.

"Kau pintar sekali, seharusnya kau bertanya bukan langsung menebaknya"

Ethan tertawa karena melihatku manyun. "Ini jelas sekali, Scar"

Aku memukulnya pelan.

"Haha, oke cool" Pujinya sambil melipat kembali t shirt tersebut.

"Dan aku membelinya dua, jadi aku juga punya"

"Benarkah? Kau harus memakainya" sahutnya.

"Tapi kau juga"

"Tentu"

Tanpa berlama-lama Ethan memakai t shirt nya, begitupun aku.

"Bukankah kita cute? kita harus berfoto, Scarly"

g(r)ay 🍫 troye sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang