▶️ 22. Prom(?)

1.4K 124 9
                                    

Veranda tersenyum saat melihat Keenan yang sudah berdiri di depan mobilnya, kacamata hitam juga bertengger di hidung mancungnya.

Veranda melambaikan tangannya pada Keenan, sementara itu Keenan tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut datangnya Veranda kepadanya.

"Kamu udah lama di sini?." Keenan menggelengkan kepalanya

"Mau lama pun, aku rela nungguin kamu ini." Ucap Keenan sambil mengusap rambut Veranda.

"Semlekom pak haji! Wadu.. Pelukan sih pelukan, tapi tau tempat juga kalii." Cibir Jeje yang baru saja keluar dari tempat yang sama dengan Veranda

"Sirik aja." Jawab Keenan dan melepaskan pelukannya dengan Ve, merangkul pinggang Veranda posesif.

"Hargain kaum jomblo kek gue dikit lah, Keen.." Kini Frans yang ikut berceloteh, Keenan dan Veranda terkekeh melihat sahabat sahabatnya.

"Anyway, gimana test kalian, lancar?." Tanya Keenan

"Yoi! Pastilah, ogut kan belajar. Ngga kaya si tante noh, bukannya belajar malah molor." Ujar Nabilah melirik Shania

"Heh! Tidur itu manusiawi! Tinggal tunggu hasil aja, nilai gue pasti lebih bagus dari elo!." Ujar Shania pede.

"Udah, berantem ae. Gue beliin tahu bulat lama-lama." Ujar Jeje

"Lah, mau buat apaan, Je?." Tanya Adam

"Nyumpelin mulut mereka berdua, ribut aja lagi. Pala gue aja gue mau pecah mikir test tadi, eh ini ditambah ocehan mereka. Ya Tuhan.. Dede gakuatt." Ujar Jeje mendrama, dah disambut tawa oleh yang lainnya.

"Kamu gimana, bisa?." Keenan menunduk menatap Veranda.

"Bisa dong." Jawab Ve manis.

"Bagus." Keenan mengacak poni Veranda.

"Bubar, bubar! Ada orang mau pacaran ini.." Ujar Boby menengahi Keenan dan Veranda.

"Khodijah juga mau dipeluk dan dikecup mesra begitu, abangg~." Ujar Farish genit pada Keenan.

Keenan bergidik ngeri mendengar ucapan sahabatnya itu, sementara yang lainnya tertawa.

"Udah jam segini, makan siang aja gimana?." Tanya Keenan

"Kuy! Takis.. Duwhh.. Emang pak bos doang yang mengerti dirikuuu~." Ujar Nabilah

"Heh! Kena semprot bidadari tau lu!." Ujar Jeje

"Waaa~ bundadarii ampun."

"Gapapa, ambil aja ini paus. Buang sekalian." Ujar Veranda, Keenan mendengus

"Jahat banget." Desis Keenan, membuat yang lainnya tertawa.

***

Aku menatap satu persatu wajah teman temanku, mereka sudah tiga tahun menemaniku dan membantuku.

Menjadi tempat ku berbagi cerita, senang maupun sedih. Masa SMA masa  sekolah terenak, katanya.

Dan ternyata benar, aku merasa sangat senang. Aku bertemu teman, bukan sahabat, emm sepertinya bisa dibilang keluarga.

Yap, keluargaku di sekolah. Kebahagiaanku semakin lengkap setelah hadirnya Veranda di hidupku.

Lebay? Yaa katakanlah. Aku tak perduli.

"Nan, lo ga makan?." Ucapan Jeje membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum kearahnya.

"Kamu kenapa?." Tanya Ve sambil memegang lenganku.

Aku melepaskan tangannya dan menggenggamanya, mengusap punggung tangannya lembut.

Gadis ini, dia yang membawa cinta padaku.
Dia yang mengenalkan bagaimana rasanya mencintai pada orang lain. Lebih tepatnya, mencintai dia.

I Love my BMX BoyWhere stories live. Discover now