Few Days to Lebaran -Puasa Edition-

833 75 8
                                    

Di pagi hari beberapa jam setelah adzan shubuh dibulan puasa, Kisame, Dei, Sasori, dan Zetsu bersantai di ruang tamu sambil ngobrol.

"Hh, bentar lagi puasa udahan..." Kata Kisame sambil selonjoran di sofa.

"Gak kerasa ya udah hampir sebulan" kata Zetsu.

"Iya bang, hari pertama puasa kerasanya baru kemaren udah mau lebaran lagi" ujar Deidara nambahin, sambil dudukin perut Kisame yang selonjoran sampe hampir muntah.

"Woy! Jangan di perut gue napa? Kalo gue batal gimana?!" Kata Kisame marah-marah.

"Emang kalo muntah batal ya bang?" Tanya Dei dengan polosnya.

"Iya!!" Kata Kisame masih marah-marah.

"Lah, kak, marah-marah kan bikin batal" kata Sasori. "Kata om ustadz Sasuke pas taraweh kemaren juga gak boleh marah-marah pas puasa"

Ngedenger adek bungsu gak jadinya ceramah gitu Kisame langsung istigfar dan pergi mau tadarusan sendiri.

"Lagian kak, batal itu kalo muntahnya disengaja!!" Sasori teriak-teriak nambahin ceramah ke Kisame.

"Aish, anak ayah sholeh semua" kata Pein, ikut duduk diruang tamu.

"Aish, ayah kita gak sholeh" kata mereka bertiga ngeliat ayahnya yang pernah ngaku S.B.

"Beda banget sama ayahnya Boruto yang ustadz" kata Zetsu.

"Om Kakashi yang suka baca gituan aja ustadz, ayah mah apalah" kata Sasori, kayak ngejek gitu.

"Ayah kan udah tobat sama yang gituaaan" kata Pein sambil kayak ada nangis air terjun gitu.

"Tapi nanti teh balik lagi" kata mereka serempak nyudutin ayahnya.

"Yuk ah, kita bakar barang-barang ayah" kata Zetsu memberi komando dan disambut sama semua orang yang ada di seluruh rumah itu sampe yang diluar rumah juga ikut.

"Tinggal beli lagi kok" kata Pein santai.

"Tuh kan, udah ada niat mau balik lagi ke jalan sesat!" Kata Kakuzu. "Boros uang + hasrat. Ayah kita sesat guys!" Tambahnya lagi.

"Yuk, kita bacain surah Yasin" usul Hidan. "Bungkus pake kain kafan dulu, sholatin, undang warga Konoha juga. Terus bacain surah Yasin" lanjut Hidan.

"Lu balas dendam ya sama yang waktu hari pertama puasa?" Kata Pein.

"Enggak tuh, cuma kepikiran aja. Ayah kan cocok jadi pocong. Muka ancur di pierchingan, matanya ungu muter-muter lagi kayak bawang bombay" kata Hidan. "Kan cocok jadi setan" mendengarnya, seluruh anggota keluarga mengangguk.

"Ini rinnengan woy! Jangan salahin ayah matanya kayak gini!" Kata Pein membela diri.

"Sabar ay, puasa" kata Tobi.

"Tobi, kamu dipihak ayah kan?" Tanya Pein ke Tobi.

"Enggak, Tobi dipihak kakak-kakak. Kan Tobi anak baek" kata Tobi.

"Yosh! Ayo kita siapin peralatannya!" Kata Zetsu.

"Ayo!!" Mereka semua langsung mencar di sekitar rumah nyari alat dan bahan buat ngubah Pein jadi pocong tanpa keluar budget karena tentunya nggak boleh sama Kakuzu.

"Dapet kain kafannya!" Kata SasoDei dari gudang.

"Dapet talinya!" Kata KisaIta dari kebon.

"Dapet kapasnya!" Kata KakuHidan dari dalem kamar.

"Kita udah siapin Qur'annya!" Kata TobiZetsu udah diruang tamu.

"Mayatnya udah ibu iket ya!" Kata Konan sambil ngiket Pein.

Akatsuki Family [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang