Sepuluh || She is Keke

3.3K 168 9
                                    

Setelah sampai di depan kelas, Ify buru-buru melepaskan rangkulan Rio di bahunya. Cewek itu berdiri dengan posisi sejajar sama Rio. Menatap Rio tajam, sambil menahan kesal. Gimana Ify nggak kesal coba, tiba-tiba saja  Rio memperkenalkannya sama orang sebagai ceweknya.

Mulut Ify udah gatel banget pengin nyumpahin Rio. Tapi dia tahan dulu, sebab, dia merasa ada yang nggak beres. Ify merasa asing dengan cewek tadi, sedangkan Rio yang notabenenya adalah orang baru di sekolah ini kelihatan udah kenal banget sama cewek itu.

"Rio, lo apaan sih? Seenaknya ngakuin gue cewek lo!" Sembur Ify nggak terima.

"Berisik," komentar Rio lempang.

Ify makin bete. Tuh kan ngomong sama Rio mah butuh kesabaran ekstra.

Saat Ify hendak memprotes, Rio lebih dulu menarik lengan Ify kemudian menyeretnya ke dekat tembok. Napasnya tercekat karena dirinya berada dalam posisi yang nggak mengenakan, terjepit tembok sama badan jangkung Rio. Cowok itu mengurung Ify dengan kedua tangannya.

"Lo harus bantuin gue." Rio mulai bersuara.

"Bantuin a-pa?" tanya Ify sedikit tergagap. Cewek itu gugup juga karena jaraknya sangat dekat dengan Rio. Jantungnya juga memberi reaksi aneh.

"Lo harus pura-pura jadi pacar gue!"

Sepersekian detik berikutnya bola mata Ify membulat maksimal. Jadi pacar pura-puranya Rio? What The Hell! Ify segera menolak, "gue nggak mau!" ucapnya ketus.

"Terserah, pokoknya kalau ketemu cewek yang tadi lo harus akting jadi cewek gue." Rio kemudian menarik tubuhnya menjauh dah memasuki kelas.

Sementara Ify, cewek itu masih mematung berusaha mencerna kalimat yang diucapkan Rio tadi. Setelah sadar, dia mendengus. Sebuah pertanyaan muncul di kepalanya, emang cewek itu siapa, sih?

"Woy, Fy!"

Ify terlonjak, reflek menoleh. Di depannya sekarang ada Sivia dan Gabriel. Setelah membuang napas dengan dramatis cewek itu bertanya, "Lo baru dateng?"

Sivia mengangguk, kemudian pandangannya beralih pada Gabriel,  "Gara-gara dia bangunnya kesiangan! Untung gerbangnya belum ditutup!" serunya menggebu.

Gabriel yang mendengar itu meringis kecil. Tadi pagi dia emang kesiangan, gara-gara semalem asyik ngintipin mbak-mbak yang ngekos di sebelah rumahnya. Eh enggak gitu juga ding, alasan yang sebenarnya adalah; Mbak-mbak yang kos itu minta bantuan supaya benerin atap kamarnya yang bocor. Kalau aja Ibunya nggak maksa dia pasti nggak bakalan mau.

"Lo kok masih di sini?" Sivia heran menyadari Ify yang masih di luar kelas sementara bel pelajaran pertama udah berbunyi sejak tadi.

"Ini juga mau masuk, kok," sahut Ify cepat.

"Gue ke kelas dulu ya, Vi," cetus Gabriel.

"Iya, awas kalau nggak ada gue jangan genit sama cewek!" Sivia menimpali.

Gabriel tertawa kecil kemudian mengacak kepala Sivia dengan mesra, "Siap boss," katanya geli kemudian melesat pergi.

Ify menggerutu, berasa jadi obat nyamuk. Sivia sama Gabriel nggak menghormati orang jomblo banget sih? Pagi-pagi udah bikin Ify gerah aja. Ify heran kenapa cowok imut kayak Gabriel bisa tahan pacaran sama kaleng rombeng kayak Sivia. Dia jadi ingat lagunya Al, Cinta itu buta dan tuli, tak melihat tak mendengar. Emang bener, buktinya Gabriel bisa nerima Sivia apa adanya. Ify jadi mikir, kapan ya gue punya cowok kayak gitu? 

"Malah ngelamun, kesambet setan tau rasa, Lo!"

Ify mengerjap. Mulutnya manyun, emang ada gitu setan di pagi bolong kayak gini?

♡♡♡♡

"Lo tau gak? Sekolah kita kedatangan bintang iklan!" Sivia tergopoh-gopoh sambil membawa nampan berisi jajanan teman-temannya. Dia menyimpan nampan tersebut di meja, lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang udah di sedian buat dia.

Keempat cewek di sekelilingnya menatap Sivia heran, cewek itu kelihatan excited banget. Dia abis dengar gosip apa lagi sih? Bintang iklan yang mana pula?

Setelah mengatur napasnya, Sivia mulai berbicara, "Lo tau Nira Ananda nggak? Yang ada iklan sabun itu loh!"

"Sabun yang mana? Merk Sabun kan banyak!" kata Shilla sedikit kesal.

"Sabun aromateraphy." Sivia nyengir.

Beragam ekspresi yang ditunjukan keempat temannya itu. Salah satunya Ify, dia memasang wajah datar nggak tertarik dengan bintang iklan yang di katakan Sivia tadi.

Sedangkan Shilla, cewek itu terlihat penasaran, "emang kenapa, Vi?" tanyanya.

"Anaknya mau sekolah di sini. Namanya Keke."

Oke, ini terlalu berlebihan, tapi mereka agak kaget juga sih. Soalnya sekolah ini kan bukan termasuk sekolah elit, tapi nggak biasa juga, standar-standar aja lah. Jadi mereka ngerasa aneh, kok anaknya si bintang iklan itu mau ya sekolah di sini?

"Tuh dia orangnya!" seru Sivia heboh menunjuk seorang cewek yang lagi jalan di koridor. Cewek itu melangkah dengan anggun, sangat menyita perhatian orang-orang karena gayanya memang mencolok. Semua yang melekat di tubuhnya barang-barang bermerk terkenal.

Cewek itu membalikkan badannya ke arah Sivia, Ify, Shilla, Febby, dan Pricilla.

Ify melongo, dia jadi ingat kejadian tadi pagi. Nggak salah lagi! Itu cewek yang tadi dikenalkan Rio padanya. Apalagi mngingat permintaan Rio yang menyuruhnya bermain drama. Sebenernya siapa sih cewek bernama Keke itu? Apa hubungannya sama Rio?

"Woy, Fy! Lo kenapa deh?" Sivia menyenggol bahu Ify. Cewek itu memberikan reaksi yang berlebihan, mulutnya masih terbuka. Kanget. "Tuh kan, kayaknya lo butuh aqua deh, jadi sering ngelamun gini." Sivia mengoceh membuat Ify mendengus. Dia nggak butuh aqua, tadi cuma lagi mikir keras aja, makanya nggak fokus.

"Eh, Fy, betewe kemarin gue ngeliat lo di alun-alun, lo ngapain malem-malem di sana?" tanya Febby.

Hah. Kencan pertamanya bocor. Tadinya Ify nggak mau kasih tahu tentang kedekatannya dengan Alvin dulu sebelum semuanya pasti. Dia bakal ngasih tahu teman-temannya kalau dia udah resmi jadian sama Alvin. Eh emang yakin bakal jadian? Kayaknya cuma Ify doang yang ngarep.

Gara-gara pengakuan Febby tadi, Ify jadi harus menjelaskannya pada mereka. "Iya, kemarin gue jalan bareng sama Alvin."

Yang reaksinya paling berlebihan adalah Sivia. Cewek itu melongo, dengan mulut sedikit terbuka. Kalau ada lalat lewat, pasti masuk deh ke mulut Sivia yang menganga itu.

"SUMPAH DEMI APA, LO?!" Tuh kan, Sivia lebih heboh daripada tadi.

"Biasa aja, buk. Nggak usah alay," cibir Pricilla.

Sivia cuma mendelik, selanjutnya ia menatap Ify kembali meminta penjelasan.

"Gue pusing, mau ke UKS aja, bye!" Ify buru-buru bangkit dan berjalan menjauhi kantin. Menyisakan keempat cewek itu dengan perasaan kepo tingkat dewa!

Sivia misuh-misuh nggak jelas, kesal karena Ify nggak berterus terang padanya. Apalagi meninggalkannya di saat lagi penasaran kayak gini. Tega banget sumpah!

Bagi Ify sendiri, melarikan diri adalah hal yang paling tepat. Saat ini kepalanya lagi pusing gara-gara mikirin Rio dan cewek tadi. Siapa namanya? Keke?

♡♡♡♡

TBC

A/N
gue update cepet lagi yeayyy, efek nggak ada kerjaan haha.

Reminds Me Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang