Tiga || Makan Bareng

4.1K 213 2
                                    

♡♡♡♡

"Jadi, gimana ceritanya lo bisa tiba-tiba udah kenal aja sama Rio?" Serbu Sivia saat melihat Ify mulai duduk di bangkunya. Padahal cewek itu baru saja datang beberapa detik yang lalu. Dan Sivia mewakili teman-temannya yang lain buru-buru mewawancarainya tentang kejadian kemarin.

Sekarang kelima cewek itu sudah lengkap, duduk melingkar di meja Ify dan Febby. Mereka memandang Ify dengan tatapan ingin tahu. Cewek itu mengembuskan napas berat, kemudian dengan tampang malasnya dia menjawab, "Rio tinggal di rumah gue."

Dan seketika mereka melongo tak percaya. Seolah apa yang diucapkan Ify barusan hanya asal, Sivia tertawa, "Lo jangan ngaco deh," kata Sivia.

"Iya Fy, kita pengin jawaban yang sebenarnya." Shilla menimpali dengan tak sabar.

Ify mendengus, tuh kan, dikasih tau merekanya gak percaya. Ify gak tau harus menjelaskan dari mana dulu biar mereka mengerti. "Terserah kalian mau percaya atau enggak," katanya malas. Biar mereka yang membuktikan sendiri kebenarannya, Karena Ify lagi enggak mood buat ngomongin hal yang ada sangkut pautnya sama Rio.

Kemarin sejak kejadian di ruang tengah yang memalukan banget, Ify jadi agak males dengan sesuatu yang ada sangkut pautnya sama Rio. Padahalkan film yang Ify tonton cuma drama korea biasa,  tidak mengandung unsur dewasa. Lagipula Ify sudah tujuh belas tahun kok, kalau cuma liat adegan ciuman doang mah wajar aja dong. Tapi si Rio dengan sok taunya ngasih wejangan ke Ify kayak gini,

"Harusnya film kayak gitu gak usah ditonton, ngerusak anak bangsa aja, gimana kalau ada anak kecil liat terus ngikutin adegan yang di film tadi. Mendingan lo buang aja deh film-film gak mendidik kayak gitu."

Ify sukses dibuat melongo, ini pertama kalinya Rio ngomong panjang dan Ify sangat tidak terima kalau Rio menyuruh Ify untuk membuang semua Film-film koreanya. Enak aja main buang? Emang gue belinya gak pake duit apa?  Sebelum Ify menyuarakan protessannya Rio tiba-tiba mendekat, semakin dekat sampai wajah mereka kayaknya cuma berjarak beberapa centimeter. Wangi khas cowok menguar dari tubuh Rio yang langsung terserap oleh Ify, cewek itu menahan napasnya. Tidak tahan dengan posisi ini. Rio sangat dekat hingga Ify bisa merasakan hembusan napas cowok itu menerpa wajahnya.

"Lo ngarep gue cium, ya?" tanya Rio dengan ekspresi tanpa dosanya. Sementara, Ify melolot, bola matanya hampir keluar mendengar pertanyaan Rio barusan. Apa katanya?

"Muka lo mupeng gitu." Lalu Rio menarik wajahnya, kini terbentang jarak lagi diantara mereka.

Wajah Ify sudah memerah, kesal dengan mulut Rio yang asal ceplos, juga dengan kejadian tadi yang membuatnya salah tingkah.

"Ish, lo tuh ya, nyebelin banget!" Gerutu Ify dengan wajah merah padam. Dan lagi-lagi dia melemparkan tatapan permusuhan pada cowok di depannya itu. Ify tidak mengerti kenapa tindakan Rio tadi bisa membuat jantungnya berdebar alay kayak gini.

"Woy, Fy! Malah ngelamun," sembur Febby melihat Ify yang kayaknya lagi menerawang.

Ify mengerjap, dan ingatan tentang kejadian kemarin menguap. Dia tersadar lagi pada kenyataan ini, dirinya yang sedang menjalani masa interogasi oleh teman-temannya.

"Kita perlu bukti, Fy!" Pricilla bersuara dan usulnya itu segera mendapat respon setuju dari yang lain.

Ify mendecak sebal, "Bukti apaan? Lo tanyain aja lah sama orangnya."

"Besokkan libur tuh, mendingan kita ke rumah Ify deh. Kita buktiin kalau Ify emang enggak boong," usul Febby.

"Setujuuu!" Yang lain berseru kompak.

Ify mengembuskan napas berat, nyebelin banget teman-temannya menganggap kalau Ify itu bohong. Tapi, liat aja besok mereka pasti akan ngiler kalau tau Rio emang beneran tinggal serumah sama Ify.

Reminds Me Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang