Kid In Love

5.7K 275 0
                                    

Deg...!

Baru jawaban pertama saja sudah membuat jantung Hana berdetak tak karuan.

Oke...perasaan ini lagi. Gak mungkin dan gak boleh, Han.

"Kedua, engga. Gue engga capek sama sekali. Ketiga, pastilah gue punya pekerjaan lain. Lo tau kan toko kue deket perempatan jalan sana? Itu toko nyokap gue. Keempat, selama ini gue selalu mikirin lo."

Bagus...semua jawaban dari lo bikin gue mau pingsan, Yud.

Yudha menjawab semua pertanyaan dari Hana dengan santai dan senyuman yang tidak pernah luput dari bibirnya.

"Dan untuk yang terakhir. Hmm..." omongan Yudha menggantung.

Yudha terlihat berpikir sejenak.

"Apaan?! Jangan ngegantung gitu deh!" Kata Hana kesal.

"Engh...gue pastiin dulu." Kata Yudha gugup.

"Oke...mastiin apa?" Tanya Hana sedikit tidak sabaran.

Yudha melangkah maju mendekati Hana, Hana benar-benar terdiam melihat hal itu. Dan Hana benar benar berada di posisi yang tidak menguntungkan. Karena Hana tidak bisa mundur lagi.

Karena Yudha lebih tinggi dari Hana, jadi Hana hanya bisa melihat langsung ke leher Yudha. Hana meletakan tangannya didepan dada membuat perlindungan, karena jarak mereka sangat...sangat dekat

"Engh...lo kedeketan Yud."

Mendengar perkataan Hana, Yudha langsung mundur beberapa langkah darinya sambil tersenyum?!

Seharusnya dia malu, bukannya malah cengar cengir kaya gitu.

Senyumannya...tatapannya yang bersahabat. Bukan...bukan bersahabat tapi lebih ke arah...ah udahlah. Gue pusing mikirin nya.

"Ternyata bener." lirih Yudha.

Terlihat wajahnya berubah menjadi merah padam.

"Gue suka sama lo."

Pernyataan cinta?

Hana menggigit pipi bagian dalamnya supaya tidak tersenyum. Gimana engga coba, Hana engga ketawa.

soalnya Yudha nyatain cintanya dengan tampang serius dengan pipinya merah seperti itu.

"Oke...terserah lo aja deh, Yudha." Kata Hana yang benar-benar sudah frustasi.

Frustasi tidak tau harus bagimana. Frustasi karena perasaan aneh ini. Dan frustasi dengan kelakuan Pria yang satu ini.

Terlihat Yudha tersenyum penuh kemenangan.

"Gue emang gak tau apa yang udah terjadi sama lo sebelumnya. Tapi menurut gue mending lo lupain aja. Dari pada lo terus ngehindari lawan jenis kaya gini. Engga ada guna nya juga, kan?" Tanya Yudha.

Hana terdiam mendengar perkataannya. Pria ini...benar-benar aneh. Seakan-akan dia bisa melihat aura Hana.

Tapi...

Perkataannya...Perkataan Yudha memang benar. Seakan Hana terkena sihir karena ucapannya. Membuat Hana berpikir kembali, berpikir tentang sikapnya yang memang selalu menghindari lawan jenis bahkan tidak mau tau tentang mereka.

Dan itu hanya karena hal itu. Kejadian itu. Kejadian yang seharusnya Hana lupakan dan tidak seharusnya mempengaruhi kehidupan Hana saat ini.

Yudha emang bener. Engga ada gunanya juga gue bersikap kaya gini. Gue harus berubah. Harus...ya walaupun perlahan-lahan.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang