"Tapi, Onee-chan, Poi ku sudah habis, dan uang yang kumiliki sepertinya sudah tidak cukup.", kata anak itu dengan nada kecewa.

Sakura hanya tersenyum dan mengeluarkan pecahan 100 yen dari dompet kecilnya dan menyerahkan uang itu kepada pemilik tenda.

"Berikan aku satu buah Poi dan mangkuknya, paman.", ucap Sakura diikuti dengan tawa riang anak tadi.

Beberapa saat sesudah Sakura memegang Poi dengan sebuah mangkuk di samping kiri kakinya, tangan wanita itu bergerak cepat untuk menangkap ikan yang ada di kolam. Anak perempuan tadi memperhatikan Sakura dengan takjub.

"Onee-chan, kau sudah menangkap dua belas ekor !!!", seru anak itu kegirangan.

"Ya, kurasa ini cukup.", jawab Sakura sambil melihat Poi miliknya yang sudah setengah berlubang.

"Antar mangkuk berisi ikan ini dan berikan ke Paman itu, ia akan membungkusnya untukmu.", lanjut Sakura sambil melihat kearah gadis kecil dihadapannya.

Dengan satu anggukan, anak itu kemudian berlari membawa mangkuk berisi kedua belas ikan emas yang baru saja ditangkap Sakura. Matanya berbinar binar saat pria penjaga tenda itu memberikannya hadiah kecil karena ia berhasil menangkap sejumlah banyak ikan. Sepasang jepit rambut dengan corak bunga sakura dan tiga ekor ikan mas yamg sekarang sudah berenang didalam kantong plastik berisi air.

"Arigatou, onee-chan!!", seru anak itu senang sambil membungkukkan badan dihadapan Sakura.

Sepasang iris emerald cerah itu hanya bisa memandang senyum tulus yang diberikan oleh anak perempuan tadi.

"Sama - sama, omong omong, kita belum berkenalan sejak tadi. Siapa namamu gadis kecil?", tanya Sakura penasaran.

"Aku? Aku Momoko !!", sahut gadis itu dengan antusias.

"Baiklah Momoko. Namaku adalah Sakura. Haruno Sakura.", balas Sakura sambil mengelus kepala anak itu.

"Ngg, Arigatou Haruno-san !!", kata anak itu.

"Sama sama Momoko-chan, sekarang kembalilah bermain bersama teman temanmu.", ujar Sakura sambil perlahan lahan berdiri.

"Un !!", jawab gadis itu sambil menganguk sambil berlari meninggalkan Sakura yang masih berdiri di tengah keramaian.

Sakura masih memandang kearah keramaian, memastikan agar anak itu bertemu dengan teman temannya. Perhatiannya teralih saat ia mendengar sebuah suara memanggil namanya.

"Sakura."

Sakura berbalik badan, kearah darimana suara itu berasal. Dilihatnya kini seorang pemuda bermata onyx dan berpakaian yukata dengan warna biru gelap berdiri dihadapannya. Rambut pria itu sesekali tertiup angin lembut musim panas.

"Sasuke-kun.", ucap gadis itu tanpa sadar. Warna merah merona kini menghiasi kedua pipinya. Detak jantung gadis itu terasa semakin cepat ketika dilihatnya pemuda itu berjalan kearah tempat dimana ia berdiri saat ini.

Saat mereka berdiri berhadapan, Sakura memperhatikan wajah pemuda itu. Dibawah sinar lampion, garis wajah sang Uchiha terlihat dengan jelas. Kedua matanya tampak sedikit lelah. Ada kira kira dua bekas luka goresan di pipi sebelah kiri dan satu di dahi sebelah atas.

"U-um...Sasuke-kun, tunggu sebentar.", pinta Sakura gugup.

"Aa.", jawab Sasuke singkat, menyadari apa yang akan dilakukan gadis dihadapannya setelah melihat kumpulan chakra yang memancarkan warna hijau pudar di tangan gadis tersebut.

Dengan pelan, Sakura menyembuhkan dan sebisa mungkin menghilangkan bekas luka yang ada di wajah pemuda itu. Wajahnya semakin memerah menyadari bahwa saat ini, ia menyentuh wajah pria yang dikaguminya sejak dulu.

Wonderful Beginning (Sequel to Unfinished Tale) Where stories live. Discover now