Light

11.6K 677 50
                                    

Langit malam di pertengahan bulan Agustus tampak cerah. Awan tak tampak menutupi langit yang kini bertahtakan bintang yang memancarkan sinarnya. Suara hirik pikuk terdengar di seluruh jalan. Rangkaian lampu kecil berwarna warni menghiasi tiang tiang besar di sepanjang jalan. Kunang kunang berterbangan di sekitar tingginya rerumputan. Lampion dan lentera dapat terlihat di berbagai tempat.

Sakura yang kini sudah terbalut dalam yukata berwarna merah dengan corak bunga berwarna putih itu berjalan keluar rumahnya. Ia sudah memiliki janji yang harus ia penuhi malam ini.

"Ayo kita pergi ke festival, ttebayo !! Aku sudah minta pada Kakashi-sensei dan Sasuke untuk ikut!"

"Eh? Sasuke-kun? Bukankah ia sedang menjalani misi?"

"Si brengsek itu kembali dua hari lebih cepat, ttebayo! Aku sudah menemuinya kemarin malam. Sakura-chan, kau harus ikut, ttebayo!"

"Baiklah, lagipula rumah sakit sepertinya tidak terlalu sibuk akhir akhir ini."

"Aku akan menjemputmu lusa malam, ttebayo. AAhh...Sakura-chan, kau pasti terlihat menakjubkan memakai yukata, ttebayo!!

"Tidak perlu, Baka Naruto."

Sepasang geta yang dikenakan di kaki gadis itu membuat suara ketukan di sepanjang jalan. Rambut panjang merah mudanya diikat sedemikian rupa, berhiaskan penjepit rambut berbentuk bunga kecil berwarna jingga.

Terakhir kali ia berkumpul bersama Sasuke dan Naruto kira kira tiga minggu lalu. Saat Naruto dan pemikiran bodohnya beranggapan bahwa Sasuke akan menghargai usahanya untuk menyelinap masuk dan melemparkan sepotong kue ulang tahun ke wajah keturunan terakhir Uchiha itu.

Dan hasilnya adalah beberapa lebam serta memar di wajah calon Hokage berambut pirang tersebut. Sakura masih bisa mengingat dengan jelas pesta ulang tahun yang akhirnya berujung pada dirinya yang harus menggunakan kemampuan Medical Jutsu-nya untuk menyembuhkan luka di wajah Naruto.

Iris viridian miliknya melihat ke sekeliling. Suasana festival ramai seperti biasanya. Berbagai tenda yang menyajikan makanan khas festival berdiri di seluruh penjuru. Waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam. Ketiga orang yang ditunggunya masih belum tampak. Gadis itu memutuskan untuk berjalan beberapa langkah menuju ke salah satu tenda yang tampak ramai.

"Kingyo-sukui?", tebaknya dalam hati. Dan benar.

Banyak anak kecil yang berkumpul dan mengitari kolam plastik itu, memegang Poi di tangan mereka masing masing.

"Ayo ! Tangkap ikan yang itu !"

"Uwaa!! Lihat ! Aku sudah menangkap tiga ekor !!, seru yang lain.

"Onii-tan !! Poi ku sobek !! Aku belum menangkap satu pun !!, tambah anak berpakaian cokelat/

Sakura hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah polos anak anak itu. Ia pun turut bersemangat saat melihat seorang anak perempuan berusia kira kira empat tahun dengan susah payah berusaha menangkap salah satu dari ikan mas di kolam itu.

Gerakan demi gerakan, usaha demi usaha ia lakukan. Namun sia sia saja, ikan ikan itu bergerak terlalu cepat dan menyulitkan tangan kecil ganak itu. Dengan cepat, seluruh kertas pada Poi miliknya habis.

Wajah anak itu tampak sedih, rasa kasihan muncul dalam diri Sakura, ia menepuk pundak anak itu dengan pelan.

"Mau kubantu?", tanya Sakura ramah.

"Uh? Kau mau membantuku menangkap ikan ini, Onee-chan?", jawab anak itu senang.

"Umm-hmm. Mengapa tidak?", ujar Sakura sambil tersenyum

Wonderful Beginning (Sequel to Unfinished Tale) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang