Another Chance

12.6K 853 26
                                    

Sepasang mata onyx menatap lurus kedepan. Aura marah terpancar disekeliling pria berambut raven itu. Bibirnya membentuk garis tipis, tak sepatah katapun ia ucapkan semenjak awal perjalanannya. Tangannya mengalirkan chakra ke tubuh mungil gadis yang terkulai lemas di dekapannya itu, langkahnya semakin cepat. Satu detik lebih lambat, berarti satu detik lebih dekat gadis ini dari ambang kematian. Gerak pria itu makin cepat, merutuki siapapun yang telah melakukan hal ini kepada gadis yang kini masih tak sadarkan diri. Tak banyak yang bisa diperbuat pria itu selain secepat mungkin sampai ke gerbang Konohagakure.

"SAKURA!!", pekik seorang wanita dengan rambut panjang ketika pria itu berlari di lorong rumah sakit Konohagakure. Suasana mendadak kacau dengan orang orang yang berlarian kesana sini. Seorang tenaga medis berlari kearah pria itu sambil mendorong tempat tidur.

Pelan pelan, sepasang tangan kekar itu menempatkan tubuh lemah gadis itu diatas tempat tidur. Sesaat kemudian, dilihatnya beberapa orang masuk ke ruang perawatan darurat, termasuk seorang wanita dengan wajah yang terlihat panik. Sebelum memasuki ruangan, wanita itu berpaling kebelakang, menghadap sesosok pria dengan wajah yang tak mampu ia artikan ekspresinya.

"Uchiha-san, terima kasih karena membawa Sakura ke tempat ini secepat mungkin. Aku akan mngabarimu tentang keadaannya nanti.", tukas wanita itu cepat sambil akhirnya berlari kedalam ruangan itu.

"Aa. Tsunade-sama.", gumam pria itu dengan nada marah. Tangannya terkepal.

"Haruno Sakura. Bertahanlah. Dan tetap hidup. Aku takkan mengampuni siapapun yang melakukan ini.", gumam pria pemilik nama belakang Uchiha itu dalam hati.

#####################################################################################

Sepasang mata emerald itu mengerjap ngerjap pelan. Cahaya lampu diatasnya terasa menusuk matanya yang sepertinya sudah cukup lama tak melihat cahaya terang. Rintihan kecil keluar dari bibir gadis yang saat ini berpakaian pasien di rumah sakit Konohagakure. Sedikit demi sedikit ia palingkan pandangannya ke samping. Dilihatnya beberapa kuntum bunga Carnation di vas kecil diatas sebuah meja berwarna putih. Lengan, pergelangan kaki, lebih tepatnya seluruh tubuh gadis itu terbalut perban. Rasa sakit masih menjalar di seluruh tubuhnya.

"Aku...masih hidup?", gumamnya lirih sambil mencoba mengingat ingat tentang apa yang terjadi sebelumnya. Pandangannya terlaih kepada sesosok pemuda dengan rambut pirang yang saat ini sedang tertidur pulas di kursi yang ditempatkan disamping tempat tidurnya.

"Rumah sakit? Konoha?", pikirnya lagi.

"Naruto....", ucapnya lirih sambil memandang kearah rekannya itu.

Sang pemilik nama mulai membuka matanya. Pemuda itu kini menatap kearah Sakura dengan tatapan mengantuk.

"Selamat pagi, Sakura-chan..."




"S.....SAKURA-CHAN?!!! KAU SUDAH SADAR?!!", pekik pria itu saat kesadarannya benar benar kembali.

Sakura hanya bisa melemparkan senyum lemah kearah sahabatnya itu, reaksinya sudah bisa ditebak. Raut wajah khawatir bercampur senang dengan mudahnya terbaca di wajah Naruto.

"Kau tahu betapa paniknya aku ketika mendengar apa yang terjadi, dattebayo ?!! Kau...kau sudah terbaring disini dan mereka bilang kau mengalami luka parah, dattebayo!!!!", oceh Naruto dengan nada khawatir sambil memandang kearah gadis yang dianggapnya sebagai keluarganya sendiri.

"Arigatou, Naruto-kun.", jawab Sakura pelan. Energinya bahkan masih terlalu sedikit untuk mulai berbicara.

Tanpa disadarinya, Naruto kini berlari kecil dan membuka pintu tempat ruangannya dirawat dan mulai berteriak........seperti biasa.

"BAAA SAANN !! KAKASHI SENSEI !!! , DIA SUDAH SADAR!!"

Hanya perlu beberapa detik bagi Sakura untuk mengetahui bahwa hal selanjutnya yang akan ia lihat adalah Naruto yang sudah terkapai dilantai, dengan satu pukulan dari Shishou nya, Tsunade-sama.

Dan dugaannya benar.

Tsunade berjalan ceoat menuju tempat tidur Sakura dengan tatapan khawatir yang sangat jelas di raut wajahnya.

"Haruno Sakura. Kau....aku takkan pernah memaafkanmu jika kau mati begitu saja.", ujar wanita itu dengan nada gemetar.

"Shishou, aku tak apa apa. Kau lihat?", ujar Sakura pelan sambil berusaha melakukan apapun untuk membuat wanita dihadapannya itu berhenti bersikap cemas.

" Empat belas luka tusukan, tulang rusuk yang patah, kepala terbentur, otot yang sobek, masalah saraf, besi yang hampir mematahkan tulang belakang, dan kau masih bisa bilang kalau kau tak apa apa? Shinobi biasa akan tewas detik itu juga, Sakura.", sahut sebuah suara baritone yang sangat dikenalnya.

"Kakashi-sensei?".ujar gadis itu lirih.

"Hai, Sakura. Senang melihatmu kembali. Aku sudah tahu apa yang terjadi. Mereka semua telah dibereskan. Beruntung sekali kau masih mengaktifkan Byakugou mu. Aku bahkan tak berani membayangkan apa yang pastinya akan terjadi jika kau tak melakukan itu.", jelas pria itu sambil menghela nafas panjang.

"Jangan buat aku kehilangan muridku........lagi.", ucap pemilik nam belakang Hatake itu sambil memandang gadis dengan bibir yang saat ini terlihat pucat.

"Aku takkan memaafkan diriku sendiri jika aku sampai kehilangan salah satu murid kesayanganku, Sakura. Istirahatlah dan suruh anak bodoh ini untuk membantumu jika kau membutuhkan apapun.", tukas Tsunade sambil melirik kearah Naruto yang masih mengusap ngusap kepalanya untuk mengurangi rasa sakit akibat satu pukulan tadi.

Tepat setelah Tsunade meninggalkan ruangan, Sakura memberanikan diri untuk meminta jawaban dari pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

"Rokudai-.....umm, maksudku, Kakashi sensei.", panggil gadis itu

"Hmm?" , jawab pria didepannya sambil melihat laporan kondisi gadis itu.

"Bagaimana...bagaimana aku bisa sampai kesini? Maksudku, siapa yang menemukanku dan membawaku kesini? Seingatku, aku sedang sendirian saat aku bertarung melawan para ninja itu.", tanya Sakura sembari merintih ketika ia mencoba menggerakkan pergelangan tangannya.

"Sakura-chan, jangan banyak bergerak, dattebayo. Diamlah dulu, aku akan membawakanmu anmitsu!! Kakashi sensei, tolong jaga Sakura-chan !! Aku segera kembali, dattebayo!!"

Sakura hanya bisa menggeleng pelan melihat sahabatnya itu, meski dalam hati ia merasa kecewa karena sekali lagi, ia kembali menjadi beban bagi rekannya.

Lamunan Sakura terhenti saat suara baritone Kakashi memecah keheningan ruangan itu.

"Seseorang menemukanmu tergeletak ditengah hutan dalam kondisi yang....mengerikan, dan dia membawamu kesini.", ujar Kakahi dengan nada datar sambil memandang kearah gadis itu.

"Patah pada tulang lengan dan kaki, memar seluruh tubuh, dan yang paling parah...................hampir kehabisan chakra.", ucapnya sambil meletakkan kembali laporan itu di kaki tempat tidur Sakura.

"Uuum, sensei. Kau kenal siapa yang membawaku kemari?", tanya Sakura mengabaikan ucapan Kakashi barusan.

"Ya. Aku sangat mengenalnya, Sakura. Dan kau pun begitu."




Unfinished TaleWhere stories live. Discover now