Enam Belas

5.3K 211 25
                                    

Beep Beep.. Beep Beep..

Vella meraba-raba meja kecil disamping tempat tidurnya lalu mematikan alarm yang berbunyi berbarengan dengan ponselnya. Ia pun beralih mengambil ponselnya untuk mematikan alarm juga.

"Tumben sih gak langsung bangun." Kania masuk dengan handuk masih melilit di kepalanya dan menghampiri Vella yang masih berbaring tengkurap.

"Males banget ke Rindam." Ujarnya malas-malasan.

Vella merasa malas sekali untuk ke Rindam, ia sedang tidak ingin pergi kemana-mana dan istirahat di dorm. Lagipula dulu ia juga sudah pernah ke sana menemani siswa satu angkatan dibawah Vella.

Kania menarik selimut yang membalut tubuh Vella sehingga Vella membalikkan tubuhnya lalu menendang-nendang kecil.

"Dingiinn." Ujarnya sambil berusaha meraih selimut yang kini sedang dilipat oleh Kania.

"Ayo bangun bangun. Aku panggilin Ardhan nih." Seketika rasa kantuk Vella hilang setelah mendengar nama Ardhan.

Jangan lagi deh, Vella pernah dibangunkan oleh Ardhan. Saat itu masih jam 3 pagi dan Vella baru saja tidur jam 12 padahal keesokan harinya ia beserta teman-teman dan juga para senior sudah berjanji untuk pergi ke Lovina pagi-pagi sekali untuk melihat lumba-lumba sekaligus scuba dive. Kania yang sudah menyerah untuk membangunkan Vella akhirnya memanggil Ardhan karena yang Kania tahu Vella dan Ardhan cukup dekat sehingga akan lebih mudah jika Ardhan yang membangunkan. Walaupun Ardhan sempat menolaknya.

Bukannya Vella cepat bangun, ia dan Ardhan malah berdebat cukup lama karena Vella terjatuh dari tempat tidur sewaktu Ardhan menarik selimutnya, dan ternyata Vella membungkus dirinya dengan selimut seperti kue roll sehingga ketika selimut itu ditarik kuat-kuat maka ia akan ikut menggelinding.

Beberapa hari Vella tidak berbicara dan berusaha untuk mengacuhkan Ardhan membuat siswa yang lain bingung akan perubahan sikap Vella. Ardhan pun tidak berusaha mendekatkan dirinya pada Vella hingga suatu hari Ardhan meminta tolong Vella untuk ikut mengisi tanki fuel, langung ditanggapi oleh Vella dan dari situ mereka mulai berbaikan. Segampang itu, tanpa mengucapkan kata maaf.

Itu merupakan pertama kalinya Vella mendiamkan orang hingga 2 hari lamanya semenjak insiden Rena dan Reyhan.

"Datang jam berapa sih mereka?" Vella merubah posisi tubuhnya menjadi duduk dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih setengah tertutup, ternyata ia masih merasa ngantuk dan malas.

Kania berjalan menuju lemari pakaiannya dan membukanya. "Ya mereka udah dari kemarin di sana."

"Mbak aku gak ikut ya?" Vella memohon.

"Gak boleh, udah cepetan mandi sana." Kania melempar handuk Vella.

Mau tidak mau akhirnya Vella berjalan menuju kamar mandi dengan malas-malasan.

• • •

Ardhan turun dari bus dengan semangat yang menggebu-gebu, entah apa yang membuatnya semangat tapi dari wajahnya terlihat Ardhan sudah membuat rencana untuk mengerjai siswa baru hari ini.

"Ada yang perempuan gak mbak?" Tanya Vella pada Kania, karena kemarin Kania beserta teman-teman seangkatannya lah yang mengantar siswa baru ke Rindam.

"Ada." Jawabnya sambil melihat barisan siswa baru yang sedang melakukan push-up, sedangkan Ardhan dan Aris sudah berada disamping pelatih.

"Anak itu ngapain sih?" Vella berjalan kearah Ardhan dan Aris sambil membawa snack. Kania yang sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan anak-anak itu hanya menggelengkan kepalanya karena ia juga pernah melakukan hal seperti Ardhan dan Aris.

Woman PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang