Lima Belas

3.7K 176 14
                                    

Lari pagi. Serangkaian kegiatan rutin yang wajib dilakukan setiap hari selama Vella bersekolah di sini. Kegiatan yang membuat Vella malas mengingat dirinya tidak terlalu suka untuk olahraga, tapi apa boleh buat? Sebagai calon pilot dibutuhkan fisik yang kuat dan kesehatan yang baik.

Di sinilah Vella, melalui perjalanan tes yang panjang, diputusin Venzo, mewek-mewekan dengan mama dan Reva sebelum berangkat, tidak ada papa karena hari itu papa ada jadwal penerbangan. Setelah mendapatkan Student Pilot License dan dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan siswa ikatan kontrak briefing, Vella menanda tangani kontrak dengan BIFA dan Garuda Indonesia, dan juga fitting baju akhirnya Vella berangkat ke Bali. Oh ya, jangan lupakan Rindam yang memberikan banyak pelajaran untuk Vella.

Jam setengh 5 pagi semua siswa sudah berkumpul di depan hanggar untuk menjalani kegiatan rutin setiap paginya, dilanjutkan pemanasan.

"5 orang terakhir yang sampai, push-up 20 kali." Ujar Capt. Eddy.

Priitt...

Peluit dibunyikan tanda siswa sudah bisa berlari, lumayan jauh dari apron menuju runway 32-14. Sangat capek memang, apalagi mendengar dari senior kalau runaway di sini bertambah panjang dari sebelumnya membuat Vella kelelahan sebelum balik menuju apron.

"Ah capek." Keluhnya sambil sesekali menyeka keringat yang memenuhi pelipisnya.

"Lo mah ngeluh mulu." Sahut Ardhan, teman yang kini berada di sampingnya.

"Ya kamu mah enak cowok, tenaganya lebih kuat."

"Kalo ngeluh mulu mending keluar aja deh lo." Ardhan mempercepat larinya mendahului Vella.

Bukannya kesal, Vella menganggap perkataan Ardhan membuat dirinya semakin semangat. Ardhan merupakan tipikal laki-laki cuek dan juga suka berkata tajam, tapi kata-kata Ardhan tidak mempan membuat Vella mundur, yang ada Vella semakin semangat, tidak mau kalah dari Ardhan.

Setelah jalan beberapa bulan, Vella merasa teman-temannya baik dan itu mengubah pemikiran Vella kalau tidak semua laki-laki tidak bisa dipercaya, bahkan kadang mereka memperlakukan Vella sebagai ratu dan itu benar-benar membuat Vella risih.

Satu..

Dua..

Tiga..

Empat..

Peluh mengucur deras di pelipis Vella, sekencang-kencangnya ia berlari tapi tetap saja masih kalah dengan teman-temannya. Jadilah ia push-up bersama keempat teman yang lainnya.

"Kalian mau ikut jalan-jalan gak?" Tanya Kania, salah satu senior satu angkatan diatas Vella ketika mereka sedang melakukan sarapan.

"Uhuk.. Uhuk.. Minum uhuk.." Ardhan merebut minuman yang sedang dipegang Vella.

"Aduuhh, makanya kalo makan pelan-pelan." Vella berkata sedikit kesal pada Ardhan, untung saja minumannya belum Vella minum.

"Kemana?" Tanya Aga.

Kania hanya menghedikkan bahu. "Gak tau, diajak sama Renal."

"Yuhuu.." Seru Vella dan Aris secara bersamaan. Akhirnya setelah sebulan gak jalan-jalan.

· · ·

"First flight yeaayyy." Vella berseru kencang sambil mengepalkan tangannya ke udara sampai-sampai Renal terlonjak kaget.

"Ckckck.. Suaranya." Renal menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkat Vella.

"Aku udah sering denger dia kaya begitu mas. Dulu pas pertama masuk aku kira Vella anaknya pendiam, kalem, malu-malu gitu kalo ngomong. Ewh.. Ternyata semua itu salah besar." Celetuk Terry yang sudah berdiri di samping Renal.

Woman PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang