Empat Belas

3.3K 188 3
                                    

Ting tong..

"Ma, aku berangkat." Venzo menggeret kopernya keluar rumah yang langsung disambut oleh sopir antar jemput.

"Hati-hati sayang."

"Cuma saya sendiri pak?" Tanya Venzo ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

Sang sopir pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena ini pagi hari maka jalanan masih belum terlalu padat. "Ada Mbak Melia mas." Mbak Melia itu pramugari.

"Oh."

Venzo melihat pemandangan di luar jendela dengan tatapan kosong. Semenjak dirinya ditinggal oleh Vella di klub beberapa hari yang lalu, mereka sudah tidak pernah berhubungan lagi.

Ia bisa gila kalau begini terus, memikirkan Vella dan pertunangannya di waktu yang sama. Bagaimana bisa orang tuanya menjodohkan dirinya dengan anak dari sahabat kedua orang tuanya, sedangkan Venzo sudah punya Vella. Satu-satunya jalan adalah meminta Vella untuk fokus dengan sekolahnya, dan tidak terlibat dalam urusan ini.

"Pagi mas." Sapa Melia yang baru saja masuk ke dalam mobil.

Tidak ada jawaban. Melia pun menepuk pundak Venzo pelan hingga laki-laki itu menoleh dengan senyum ramahnya. "Pagi."

Mobil yang ditumpangi Venzo benar-benar sunyi. Hanya suara radio yang terdengar, bahkan suara itu tidak melenyapkan kesunyian di dalam mobil. Tidak ada yang berminat membuka pembicaraan hingga mereka sampai di Garuda Operation Center.

• • •

Jungle and sea survival.

Empat kata yang membuat dirinya bersemangat mendengarkan ketika Reva sudah mulai menceritakan pengalamannya selama jungle and sea survival. Dari kecil, Vella sangat suka dengan yang namanya traveling apalagi berhubungan dengan alam, tapi tidak dipungkiri, cerita Reva yang menurutnya menarik menjadi tidak menarik lagi setelah dialami sendiri.

Hari pertama menginjakkan kaki di sekolah, tempat dimana Vella akan mempelajari berbagai macam ilmu untuk menjadi pilot mulai dari radio aids navigation, aerodinamika, sistem pesawat, meteorologi, airspace system dan masih banyak lagi hingga Vella siap untuk menjadi pilot yang sesungguhnya, Vella beserta teman seangkatannya dibawa ke lapangan untuk dibriefing oleh Chief Ground Instructor dan disuruh bersiap menuju Rindam IX Kodam Udayana.

"Lo dari mana?" Tanya salah satu siswa ketika mereka sedang bersantai bersama.

"Eh?" Vella melirik temannya yang sudah duduk di sebelahnya.

Hari ini, Vella merasakan atmosphere yang berbeda. Berbeda karena biasanya teman-temannya adalah perempuan dan sekarang laki-laki, apalagi Vella sangat sangat menjaga jarak pada laki-laki membuat dirinya kaget jika harus berhadapan dengan laki-laki yang bahkan belum dikenalnya, dan hanya dirinya lah yang perempuan di angkatannya.

"Aris." Katanya.

"Vella." Vella memperkenalkan dirinya dengan canggung. Tidak beberapa lama, teman-teman yang lain sudah duduk bersama dirinya dan saling memperkenalkan diri mereka masing-masing sambil sesekali tertawa bersama.

• • •

"Lo kenapa deh?" Ardhan yang sudah menempati kursi kosong di sebelah Vella menatap Vella yang duduk diam dengan pandangan kosong.

Apakah ia bersedih?

Setelah kejadian Venzo memutuskan Vella tanpa alasan yang jelas. Ya. Menurut Vella alasan Venzo tidak jelas, karena dirinya dan juga Venzo jarang berselisih dan juga jarang bertemu. Setelah satu bulan tidak bertemu, Venzo memutuskannya sepihak. Walaupun baru satu bulan lebih Vella menjalin hubungan dengan Venzo, tapi kan ia selalu bersama Venzo selama satu tahun, Vella merasa sedih, dan Vella menginginkan Venzo kembali bersama dirinya, memulai semuanya dari awal, serta menyelesaikan masalah yang menurut Vella tidak pernah terjadi diantara dirinya dan juga Venzo.

Woman PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang