Setelah menciptakan karakter, membuat konflik, sehingga bisa menentukan premis, saatnya penulis novel menyusun cerita. Sederhananya cerita adalah narasi kejadian-kejadian.
Cerita di dalam novel yang bagus adalah narasi kejadian-kejadian tentang karakter yang menarik yang mengalami perubahan sebagai akibat dari kejadian-kejadian tersebut.
Kenapa karakter harus mengalami perubahan?
Baca di bab sebelum-sebelumnya.
Lalu bagaimana bentuk cerita yang bagus itu?
Yaitu harus dramatis, karena inilah tipe cerita yang sangat enak untuk dibaca. Dalam cerita dramatis, karakternya berjuang menghadapi penghalang menuju passion-nya. Kalau sekedar cerita urutan kejadian, tidak membuat karakter bergerak dan berubah, berarti ini cerita yang membosankan.
Karakter yang menemukan konflik, hingga berubah dan berkembang setiap menghadapi kejadian, kemudian akan menghadapi kilmaks.
Klimaks adalah ujung dari konflik. Kenapa?
Seperti pembahasan minggu lalu, dalam membangun konflik, konflik dimunculkan semenjak awal, tetapi perlahan-lahan. Tampilkan konflik dari yang ringan-ringan bertahap sampai yang berat.
Titik berat ini disebut dengan klimaks, ujung dari konflik, puncaknya konflik, bagian cerita yang ditunggu-tunggu oleh pembaca.
Apakah masih ada konflik setelah kilmaks?
Ada, namanya 'konflik penyelesaian'. Konflik dengan intensitas menurun yang biasa disebut antiklimaks, menunjukkan akibat dari klimaks.
Konflik penyelesaian juga diperlukan untuk menyelesaikan konflik sekunder yang sebelumnya diberikan sebelum klimaks. Selain itu jangan lupakan karakter pendukung. Karakter pendukung juga harus mengalami perubahan.
Jika sebuah cerita itu diibaratkan mendaki gunung, konflik adallah saat mendaki semakin naik semakin tinggi, pada saat sudah di puncak gunung itu klimaksnya, dan saat turun itu disebut anti klimaks yang menuju penyelesaian.
Contohnya:
Premis : Seorang cowok mantan narapidana yang ingin mendapat pekerjaan, tapi tidak dipercaya masyarakat.
Cerita :
Seorang cowok mantan narapidana yang sedang mencari pekerjaan. Dia sulit mendapatkan pekerjaan sampai membuat pacar kecewa dan minta putus. Dia terus berusaha mencari pekerjaan dan membujuk pacarnya untuk balikan.
Klimaksnya dia mendapat pekerjaan.
Dan 'konflik penyelesaian'-nya adalah kembalinya si pacar setelah si cowok mendapat pekerjaan (happy ending) atau mereka memutuskan memang sebaiknya putus saja (sad ending).
Konflik penyelesaian diperlukan hanya jika ada konflik sekunder atau konflik yang belum diselesaikan pada klimaks, ini juga menghindari adanya plote hole.
Jadi klimaks tidak hanya untuk karakter utama? Jawabannya Ya.
Jadi, bagaimana cara membuat klimaks-resolusi yang berhasil?
Ikuti langkah berikut:
Pertama: berikan kejutan bagi pembaca
Kedua: gugah emosi pembaca
Ketiga: berikan ganjaran bagi karakter
Keempat: temukan sifat baru bagi karakter
Kelima: lengkapi cerita novel dengan klimaks-resolusion
****
Sekian.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Dapur Kepenulisan
Документальная прозаMohon maaf banyak part materi yang kami private dan hanya followers saja yang bisa melihatnya. Silahkan follow akun kami bila ingin membacanya. Mari kita berbagi dan sharing ilmu kepenulisan #133 Cerita Pendek - 20 Juli 2016