19

5.3K 459 35
                                    

"Aku ingin pulang" ucap seorang gadis kecil, berumur 8 tahun. Lalu tiba tiba datang sekumpulan lelaki, gadis kecil itu merasa senang karena sedari tadi tidak ada orang sekarang ia melihat sekumpulan lelaki itu dan berlari.

"Hey gadis kecil, mengapa kau sendirian" ucap lelaki yang bermata merah membuat gadis kecil itu takut.

"Aku i-ingin pulang, bisakah kau mengantarku?" ucap gadis kecil itu, sekumpulan lelaki itu menyerengai lalu membawa gadis kecil itu.

Tetapi gadis kecil itu bingung karena ia dibawa ke suatu tempat yang tidak ia kenali.  Sekumpulan lelaki itu tertawa, gadis kecil itu menangis.

"Ini rumah barumu sayang" ucap seorang lelaki yang berambut hitam, lalu ia menghampiri gadis kecil itu dan pakaian gadis kecil itu dibuka paksa.

"MOMMY TOLONG AKU! MOMMY!! TIDAK"

"TIDAK!!" aku terbangun terengah engah, mimpi itu selalu menghantuiku.

"Hey hey kau kenapa?" aku mendapati Harry menatapku khawatir, aku langsung memeluknya erat dan terisak.

"Mimpi itu datang lagi Harry, aku takut" Harry mengelus puncak kepalaku.

"Sshh itu hanya mimpi, tidak akan terjadi okay?" ucapnya seraya menangkup kedua pipiku, aku mengangguk.

"Sekarang kau tidur lagi ya" ucapnya, aku menggeleng.

"Aku tidak mau, aku takut mimpi itu datang lagi" ucapku, Harry tersenyum.

"Aku akan menemanimu, ayo kau harus tidur" ucapnya, aku tetap menggeleng.

"Kau tidur duluan saja, kau butuh istirahat. Aku akan tidur nanti" ucapku, Harry menggeleng.

Aku mendengus, "baiklah, aku akan tidur tetapi kau juga harus tidur okay?" Ucapku, Harry tersenyum kemenangan.

"Maukah kau tidur disampingku?" Mohonku dengan wajah memelasku yang paling terimut. Harry mengangguk lalu tersenyum, membuatku memekik senang.

Aku menempatkan kepalaku didada bidang Harry. Harry mengelus ngelus puncak kepalaku, aku tetap terdiam dan menikmati sentuhannya pada puncak kepalaku.

"Barbara?"

"Hmm?" Gumamku, Harry terdiam sejenak. Membuatku mendongak, "apa yang akan kau katakan Hazza?" Tanyaku.

"Apakah aku sudah pernah memberi tahumu, kalau aku mempunyai trauma juga?" Tanyanya, membuatku mengernyit. Harry mempunyai trauma?

Aku menggeleng, "tidak, kau tidak memberitahuku" ucapku, Harry tersenyum.

"Aku mempunyai trauma dan ketakutan sepertimu tahu, bukan kau saja" ucapnya, membuatku memukul dadanya pelan.

"Jadi beritahu aku, ayo cepat aku penasaran" ucapku memaksa, Harry terkekeh.

"Kau penasaran huh?" Godanya, aku mendengus kesal lalu mengangguk.

"Ayolah Harry, aku akan menuruti mu asal kau memberitahuku" ucapku memohon, Harry menyeringai. Oh aku salah berbicara, bodohnya aku!

"Baiklah, kalau begitu cium aku" ucapnya, benar dugaanku. Styles selalu menjadi mesum, sekali mesum tetap mesum.

Aku memutar bola mataku lalu mengecupnya, "sudah, aku tidak mau berlama lama menciummu" ucapku Harry tersenyum lalu terkekeh.

"Cepat Harry, beritahu aku!" Aku merengek seperti anak bayi, dia ini menyebalkan sekali sih.

"Tidak" ucapnya menggeleng, aku mendengus lalu berpindah posisi memunggunginya.

"Yasudah, jangan berbicara padaku selama 1 bulan" ucapku, lalu berpura pura tidur.

"Apa?! Tidak, baiklah aku beritahu" ucapnya, membuatku tersenyum kemenangan dan menghadapnya lagi. Aku menaik turunkan alisku, Harry mendengus.

"Kembali dahulu ke pelukanku" ucapnya, aku memutar bola mataku lalu memposisikan posisi awal aku berbaring didadanya.

"Sudah, sekarang kau harus beritahu aku" ucapku, Harry mengangguk.

"Aku mempunyai ketakutan akan kehilangan kau, aku takut sekali. Aku tidak bisa kehilanganmu, itu ketakutanku. Oh berarti aku salah bicara, bukan trauma melainkan ketakutan terbesarku atau sama saja?" Ucapnya polos, aku tersenyum malu lalu terkekeh.

"Oh kau merusak suasana bodoh!" Ucapnya, hey! Dia yang merusak terlebih dahulu.

"Kau tidak akan kehilanganku dan aku tidak akan kehilanganmu okay?" Ucapku, tetapi tidak ada jawaban.

"Harry?" Harry tetap diam tidak menjawab, aku mendongak. Aku tertawa, yatuhan dia tidur! Bagaimana bisa? Ia bahkan baru berbicara beberapa menit lalu. Aku mencubit pipinya, lalu mengecup keningnya.

"Aku mencintaimu majikan" ucapku, lalu aku tertidur di dada bidang Harry.

*****

Aku merasakan sesuatu memasuki hidungku. Membuat hidungku gatal, apa itu? Aku terlalu malas membuka mataku.

"Louis! Mereka akan marah nanti" ucap seseorang, Louis?

"Sshh! Jangan berisik bodoh!" ucap seseorang lagi, ugh siapa itu?

"Wake up baby Barb and Harold" lalu aku merasakan gatal lagi dihidungku, karena merasa terganggu aku membuka mataku mendapati Louis sedang menjahiliku dengan bulu ayam. Bulu ayam?!

"Oops!" Ucapnya lalu menjauh, aku menatapnya tajam.

"LOUIEHHH TOMLINSON–hatchi!" Oh tidak, aku mulai bersin bersin.

"Louis ini semua–hatchi gara gara–hatchi kau!" Ucapku, Harry membuka matanya lalu menatapku khawatir.

"Kau kenapa? Kenapa kau bersin bersin?" Tanyanya, aku menunjuk Louis. Louis menyengir bersembunyi dibelakang tubuh El.

"Aku–hatchi alergi bulu–hatchi ayam!" Ucapku, membuat semua menganga lebar. Louis menutup mulutnya sedangkan Harry menatap Louis sangat tajam.

El ikut menatapnya, Louis menggaruk tengkuk lehernya. "Maafkan a-aku, um uh aku t-tidak tahu" ucapnya, aku tetap bersin. Ah sial!

"LOUIS APA YANG KUKATAKAN?" Teriak Niall, Louis mengernyit.

"Emang apa yang kau katakan?" Tanya Louis membuat Niall menepuk dahinya.

Lalu Louis tersenyum bodoh menampilkan gigi nya yang putih.














Akhirnya! Setelah lama stuck wkwkkw aku mau nyelesain ff ini nanti aku mau buat ff lagi wdyt?

Mending ff atau tf?

Kl ff castnya mau sypp? Comment ya please

Nerd Assistant [H.S] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang