16.

5.8K 542 8
                                    

"Barbara pernah mempunyai trauma sebelumnya?" tanya dokter itu, aku mengangguk.

"Ya, dia pernah" ucapku lirih, dokter menghela nafasnya.

"Begini Mr.Styles kondisi Barbara sangat tertekan, mungkin sementara ia harus dirawat" ucap dokter, aku mengangguk.

"Baiklah, terimakasih dokter" ucapku lalu melesat pergi keluar dari ruangan dokter.

Aku membawa Barbara ke rumah sakit, ia pingsan tadi. Taylor sudah berkali kali menghubungiku tetapi tidak kujawab. Aku benar benar sedang fokus kepada Barbara saat ini, aku benar benar hancur. Entahlah, pertama aku melihat Barbara aku sangat membencinya, sangat sangat membencinya.

Tetapi entah kenapa ada yang menarik dari Barbara. Awalnya dia memang nerd, aku mengubah nya mengubah gaya rambut, cara berpakaian, dan lainnya. Ia berubah secara fisik, tetapi sifat lembutnya dan hati malaikatnya selalu melekat padanya.

Karena biasanya orang yang berubah hati dan sifatnya selalu ikut berubah sesuai keadaan dirinya sekarang. Tetapi tidak dengan Barbara, ia selalu bersabar menghadapiku, menghadapi sikap menjengkelkanku.

"Mate kau tidak melihat keadaan Barbara?" tanya Zayn membuat lamunanku terbuyar, aku mendongak melihatnya dan yang lain.

"Um ya, aku akan keruangannya sekarang" ucapku tersenyum kecil, mereka mengangguk lalu meminta izin pulang kepadaku karena sudah hampir malam. Aku hanya mengiyakan sebagai jawaban, dan mereka melesat pergi. Aku memasuki ruangan Barbara, tangannya yang diikat.

Yatuhan, dia seperti bukan orang skait melainkan seperti astaga. Barbara tidak gila, ia hanya mempunyai trauma. Aku mendaratkan bokongku di kursi yang terdapat disamping kasurnya ditempat ia berbaring.

Aku mengenggam tangannya walau sedikit sulit, "Hey assistant, kau kapan sadar? aku sudah merindukamu. Maafkan aku, karen aku lalai menjagamu. Hey kalau kau bangun, kau akan tetap menjadi assistantku. Aku merindukan bentakanmu dan omelanmu. Barbara um aku baru menyadari perasaanku, aku mencintaimu Barb. Ayolah bangun, kau tau? kau tertidur sudah beberapa jam tapi seperti 1 tahun, okay dramatis sekali aku. Barbara maafkan aku karena telah brengsek, aku mohon bangunlah" ucapku lalu bangkit dari dudukku dan mencium keningnya, secara tak sadar air mataku terjatuh. Aku juga melihat air mata keluar dari matanya, dia meresponku!

Aku tersenyum senang, aku kembali duduk. Menunggu dirinya membuka mata biru nya, tetapi mataku sungguh sangat berat dan tak lama aku tertidur dikursi keras ini. Dengan menggenggam tangannya, lalu semua gelap.

****

"Hey ayo bangun, ini sudah pagi" seseorang menepuk pipi ku pelan, aku mengerjapkan mataku. Aku masih berada dirumah sakit ternyata, aku melihat Barbara masih menutup matanya.

"Kau harus pulang Harry, kami akan menjaganya disini" ucap Liam tersenyum, aku mengangguk. Lalu segera bangkit dari dudukku, sebelum pergi aku mengecup kening Barbara.

"Cepatlah bangun dari tidurmu, putri tidur" bisikku pelan, lalu mengecup keningnya lagi sedikit lebih lama. Aku menyudahi kecupanku dan melihatnya. Aku mengelus puncak kepalanya pelan dengan sayang.

"Jaga dia baik baik, bila ada apa apa kau harus memberi tahu ku" ucapku tegas pada mereka semua, the boys.

"Aye aye captain!" ucap mereka serempak, aku mengangguk lalu pergi.

****

Aku sudah selesai mengistirahatkan tubuhku sebentar dirumah dan sudah menyiapkan pakaian yang akan dibawa untuk di rumah sakit. Aku akan menginap dirumah sakit, kebetulan disana memang ada sofa yang menurutku nyaman.

Aku sudah berada dirumah sakit, memasuki ruangan Barbara berharap mata birunya sudah terbuka. Ternyata aku salah, mata indahnya masih ia tutup dengan rapat seakan akan ada lem dimatanya. Aku tersenyum masam lalu menghampirinya, aku menggenggam lengannya. The boys masih disini menjaga Barbara.

"Hey maaf tadi aku pergi sebentar, aku kira kau sudah membuka matamu. Huh kau tidak bosan ya tidur? cepatlah bangun, aku ini banyak sekali pekerjaan dan kau assistant ku kau harus membantuku. Kau ini kenapa hanya tidur?" ucapku sedikit terkekeh hambar, the boys menatapku nanar dan kasihan.

"Basecamp sangat sepi tanpamu, tidak ada yang bertengkar lagi denganku setiap saat. Tidak ada yang membuatkanku sarapan, pancake spesial darimu. Tidak ada yang aku peluk saat dibalkon. Aku benar benar merindukan semuanya" lanjutku aku berusaha tidak menangis, melihatnya terbaring lemah sangat membuatku benar benar merasa bersalah.

Aku menatap wajahnya, ia merespon kata kataku dengan air mata yang mengalir dari matanya yang tertutup. Ini sudah kedua kalinya, tetapi ia tidak membuka mata indahnya.

"Barbara aku lapar kau harus membuatkanku makanan!" rengek Niall menghampiri Barbara yang masih tertidur, Niall menangis.

"Barbara adik kecilku aku sangat rindu bermain air denganmu tau!" ucap Louis dan menghampiri Barbara dan berdiri disamping Niall.

"Kami merindukanmu Barbara, bangunlah" ucap Liam seraya menepuk bahuku.

"Barbara aku tidak mempunyai teman curhat lagi selain kau" ucap Zayn, aku benar benar tidak bisa menahan air mataku.

"Bangunlah, aku akan berjanji bahwa saat kau bangun aku akan menjadi orang pertama yang melihat dan memelukmu"











Aaaaahh:( barbara cepet sadar napaa;(

Vomments!! Sebel deh commentnya dikit:(

Comments + vote banyak? Fast update

Nerd Assistant [H.S] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang