18.

5.8K 498 21
                                    

"Barbara hey" Barbara tetap tidak menggubrisku, ia kesal padaku karena aku tidak membelikannya es krim. Barbara menjadi sedikit manja, tetapi aku suka.

Aku menghela nafasku, "Baiklah, kau marah? terserah" ucapku pura pura kesal padanya.

Ia menatapku tidak percaya, "Mengapa jadi kau yang kesal?! kau seharusnya membujukku dengan ciuman atau--" Barbara berhenti berbicara saat tau ia keceplosan. Aku menyeringai dan mendekati nya.

"Kau ingin ciumanku huh? kalau itu pasti akan kuberi sayang asal kau berbicara padaku" godaku, Barbara menjadi gelagapan. Ia menggigit bibir bawahnya dengan semburat merah di pipinya itu.

"Tidak! a-aku tidak--" aku mengecup bibirnya lalu aku menyeringai nakal padanya.

"Tidak ada ciuman untuk dirumah sakit baby, kecupan cukup okay?" ucapku terkekeh, Barbara mendengus kesal.

"Terserah, aku ingin istirahat" ucapnya, aku tertawa keras melihat tingkah nya yang begitu menggemaskan. Lihatlah Barbara! ia cenderung terlihat menggemaskan saat marah.

Aku menaiki kasur nya hati hati karena ada infusan sialan itu. Rumah sakit ini menyediakan kasur yang sedikit besar, tidak terlalu kecil jadi cukup untuk berdua. Aku memeluk nya dari belakang, aku menempatkan wajahku dibahunya.

"Kau terlihat lucu bila sedang marah atau kesal. Kau ini sakit atau tidak sebenarnya?" tanyaku, Barbara menoleh dan menajamkan alisnya.

"Menurutmu?" tanyanya sarkastik, aku terkekeh pelan lalu mengecup bahunya.

"Karena biasanya pasien dirumah sakit itu tidak akan marah marah karena tenaganya habis dihabisi oleh penyakitnya, sedangkan kau?" ucapku terkekeh pelan, Barbara tertawa kecil lau menampar pipiku pelan.

"Kekasih tidak tahu malu kau ini!" ucapnya, aku tidak menyangka dia dahulu assistant ku dan sekarang?

"Kau merasa aneh tidak? maksudku diawal kita bertemu kita seperti tom and jerry tetapi sekarang kita benar benar terikat satu sama lain itu hebat bukan?" ucapku, Barbara terlihat berfikir.

"Ya aku ingat sekali kau sangat membenciku karena aku berkacamata dan kunciran rambutku" tuturnya aku terkekeh lalu mengelus lembut pipinya itu.

"Benci bisa menjadi cinta bukan begitu?" Barbara mengangguk setuju, aku masih memeluknya. Nyaman sekali memeluknya, aku gemas sekali padanya.

"Kau bau sekali" ucapnya melepas pelukanku, aku mengernyit lalu mengendus pakaianku. Ah Barbara benar!

Aku tersenyum lebar, "aku lupa, aku belum mandi sedari tadi pagi" ucapku, mata Barbara membelalak bulat.

"Kau–ew sana mandi!" ucapnya, aku terkekeh pelan melihatnya.

"Baiklah aku pulang dulu, kau ingin menitip sesuatu?" tanyaku, Barbara memanggut manggut lalu wajahnya berubah menjadi berbinar binar.

"Es krim please please please" pintanya dengan memohon, aku terkekeh lalu menghampirinya.

"Dengan satu syarat" ucapku, Barbara mengangguk cepat.

"Kiss me?" pintaku menunjuk bibirku, Barbara menghela nafas lalu mengecup bibirku sekilas. Aku tersenyum senang, lalu mengecup puncak kepalanya.

"Nah begitu! baiklah aku pergi dulu jaga dirimu sayang" ucapku lalu meninggalkan nya, aku berniat pulang ke rumah untuk membersihkan tubuhku.

****

Barbara POV

Aku sedang menunggu Harry, mengapa ia sangat lama? Aku bosan sekali disini yaampun. Sebenarnya disini ada the boys, tapi tetap saja aku menunggu es krim itu.

Lalu tak lama, ada yang membuka pintu. Lelaki berambut curly, berbadan tegap, dengan senyum disambut dimplesnya. Bibirku mengembang keatas melihatnya.

"Jadi mana es krim nya?" ucapku, Harry memberiku es krim.

"Terimakasih Hazza! Aku mencintaimu" ucapku lalu langsung memeluknya.

"Ekhm dunia terasa hanya untuk berdua" sindir Liam, Harry menatap Liam sinis. Aku pun terkekeh melihatnya, mengapa Harry sangat lucu?

Aku melepas pelukanku lalu mulai memakan es krimnya. Ini enak sekali, sudah berapa lama aku tidak makan es krim?

"Kami tidak dibelikan es krim?" rengek Niall, Harry menatap Niall dengan jijik.

"Tidak, lagian aku tidak tahu kalian akan kesini" jawab Harry santai, Niall memasang wajah sedihnya.

"Jadi Barbara kapan kau pulang dari rumah sakit?" tanya Zayn disambut anggukan lainnya.

"Aku tidak tahu, aku sudah benar benar ingin pulang" ucapku seraya masih memakan es krim ku.

"Ya makanan disini benar benar tidak enak ugh" ucapku lagi, mereka tertawa. Apa yang lucu?

"Namanya saja rumah sakit untuk orang sakit pasti makanan yang disediakan adalah makanan sayuran pahit dan bubur" ucap Louis terkekeh, aku mengangguk.

"Yeah benar, untung saja ada Harry disini" ucap Liam, Harry memasang wajah bangganya. Aku memutar bola mataku melihat tingkahnya.

"Ya tetapi tempat tidurku semakin sempit" ucapku sarkastik, Harry menyengir lebar.

"Tapi kau suka bukan? setiap aku bangun tidur aku selalu melihat kau memelukku erat" ucapnya membuat pipiku memerah.

"Aku tidak–terserah" ucapku menunduk dan melanjutkan es krim yang sedikit lagi akan habis.

Harry dan the boys lainnya tertawa, aku hanya menunduk malu. Pipiku ini membuatku malu.

"Barbara dipinggir bibirmu ada es krim" ucap Harry lalu tiba tiba ia mendekat dan mengelap ujung bibirku dengan jarinya.

Aku hanya menatap ke mata hijau emeraldnya yang sangat indah. Dia sempurna sekali, dengan rambutnya yang begitu lucu, matanya hijau emeraldnya, hidungnya yang mancung, bibirnya merah mudanya, dan rahangnya yang tegas.

Aku sangat beruntung mempunyainya, awalnya kami sangat membenci satu sama lainnya dan lihatlah sekarang?

"Ayolah bukan waktunya bermain drama" ejek Louis, Harry menatap Louis sinis.

"Kau menganggu saja" ucap Harry membuatku terkekeh.












Maaf sekali lagi short chapter huhuhu btw baca ff harbara judulnya "married with dork"

Vomments yaa

Nerd Assistant [H.S] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang