Not Him

393 52 6
                                    

It's killing me.

- Lutfia Ihwani Umar















Rechap :

Aku meringis menahan sakit.

Lenganku gemetar tidak karuan mendapat tumbukan sudut meja dan gigiku berkuat menahan sakit.

Jantungku berpacu lebih cepat lagi.

Suara serak parau menjawabku, menyentuhku, dan jelas itu sama sekali bukan suara ataupun Greyson.

>>>>><<<<<

Aku hanya bisa bersyukur belum mendaratkan ciuman ke bibir Greyson palsu itu.

Yee.. Enak aja mau dapat ciuman gratis. Menang banyak lo!

Aku tahu seharusnya tidak berpikir seperti itu, tapi aku harus mengalihkan takut dari serangan panik yang sedang menyerangku atau jantungku sendiri yang akan berhenti berdetak sungguhan hanya dengan satu kagetan lagi.

" So Greyson the one, huh? "

Tanganku refleks melayang ke lampu tidur disamping, menyalakannya, dan kamar mulai disinari warna ungu neon khas lampu tidur.

Mataku liar menjelajah ranjang mencari siapapun pemilik suara serak parau itu.

Tapi nyatanya tidak ada siapapun selain diriku di tempat tidur.

Lalu siapa tadi?

Ranjangku kosong. Tidak ada Greyson atau siapapun. Hanya ada aku dan tempat tidur.

Tubuhku mulai berkeringat dingin. Ujung tangan dan kaki mendingin dan gemetar. Jantungku memompa diri lebih cepat dibanding biasanya.

Udara terasa berat. Dadaku sesak dan aku kesulitan bernapas.

Keringat dingin membasahi seluruh tubuh hingga ke baju dan ikut membasahi bantal dan seprai.

Aku memegang dada. Jantungku berdetak sangat kencang dibanding biasanya.

Rasa nyeri mulai kurasakan di dada dan rasanya tidak ada udara lagi yang tersisa.

Udara disekitarku berat persis seperti bernapas di bawah air.

Dinginnya ruangan memperparah keadaanku.

Tulang - tulang tubuhku meraung

Aku tidak bisa mengontrol ketakutanku.

Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku yang gemetar hebat atau bahkan jantungku yang berdetak seolah mau meledak.

Aku di luar kendali.

Tanganku merampas bantal disamping kemudian memeluknya erat mencoba menenangkan diriku sendiri.

Aku ingin saja berlari ketakutan histeris keluar kamar hingga membangunkan semua orang, tapi seolah baru pergi meninggalkan tubuhku, aku kesulitan merasakan setiap bagian tubuh.

Aku bisa saja teriak histeris dan membangunkan semua orang, tapi aku tidak mau Mom mendapatiku di ranjang kesulitan bernapas dengan jantung yang membunuhku disetiap detakannya.

Mom sangat over-protective. Dia tidak akan mengijinkanku sekolah selama berbulan - bulan hanya karena mendapatiku kesulitan bernapas di ranjang dengan jantung yang membunuh.

Luka lecet di lututku bahkan di tangani oleh Mom seolah itu akan di amputasi.

Aku meringkuk sendirian di tempat tidur dengan lengan yang memeluk bantal. Jemariku berkutik meremas jari - jari lain. Aku ketakutan.

Meski aku tahu, don't worry. Worry is useless. Tapi tetap saja aku khawatir.

Nama Greyson disebut dan-

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi.

C'mon! Aku memutuskan Greyson untuk ini, agar mereka tidak menyakitinya.

Kini mereka tahu. Mereka tahu.

Greyson.. Kau akan baik - baik saja sekarang?

Ribuan pertanyaan muncul di kepalaku dan aku begitu bimbang tentang haruskah aku menunggu sampai besok pagi di high school untuk mengetahui kabarnya atau kutelepon saja tengah malam begini dan mengganggu tidurnya?

. . . . .

Aku tidak bisa membuat keputusan.

Aku sedang sibuk berpikir saat aku merasakan sesuatu bergerak di atas kakiku.

Selimut yang menyelimuti sebagian kakiku bergerak jatuh ke bawah. Perlahan.

Aku menarik kaki.

Tidak.
Jangan teror lagi.

Aku memeluk kaki dan wajahku terbenam sembunyi di lutut. Tubuhku gemetar hebat dan aku kesulitan mengendalikannya.

Kumohon. Tolong, kumohon hentikan!











.
.
.
.
.
.
.
.

Author's Note :

Votes 10+ untuk membuka segel chapter berikutnya

*jangan lupa vote*

Untuk yang mau lebih kenal aku follow:

Twitter : @Lutfia_Umar
Instagram : lutfia_ihwani_umar

.
.
.
.
.
.
.
.

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.



VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE





SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar

The Author #Wattys2016Donde viven las historias. Descúbrelo ahora