This Is My Ending

359 100 10
                                    

" Jika kami tidak bisa memilikimu, maka tidak ada yang bisa. "

Apa maksudnya itu?

- Lutfia Ihwani Umar




















Rechap :

Pistolnya ditodongkan tepat kearahku yang sedang tersungkur tidak berdaya diatas aspal. " Jika kami tidak bisa memilikimu, maka tidak ada yang bisa. "

Ujung pistol tepat ditodongkan di depanku. Aku tidak bisa berkutik. Tubuhku rapuh dan remuk penuh dengan luka. Belum lagi luka - luka sebelumnya yang membantu membunuhku perlahan.

Aku berpaling menutup mata dan pasrah.

Mungkinkah ini akhirku?

>>>>><<<<<

Mataku terpejam pasrah menerima tembakan. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi karena aku terlalu takut akan 'kematian' hingga aku menutup mata.

Kuharap kematianku cepat dan tidak menyakitkan.

Hal yang selanjutnya terjadi, aku mendengar suara auman motor si pahlawan keterlambatan (Sedikit klise, aku tahu).

Kemudian aku tidak mendengar suara letusan tembakanpun.

Aku juga tidak merasakan bagian tubuh manapun yang tertembus peluru.

Tapi aku mendengar suara sambatan. Kemudian belum sempat aku membuka mata, kurasakan tubuhku digenggam.

Aaaaahh !!!

Aku berteriak. Lagi.

Aku membuka mata, dan aku lega bukan si dua bangsat yang menggenggamku. Tapi dia.

Si orang asing, pengendara sepeda motor.

Dia memapah tubuh rapuhku ke arah motor besarnya dan membantuku naik.

Aku sempat melirik ke arah dua pria bangsat. Mereka habis tersambar motor si orang misterius dan menggeliat diatas aspal.

Tapi para bangsat ini tidak bisa dibilang pengecut, karena baru tiga detik terbaring diatas aspal, mereka sudah bangun dan berancang - ancang mengejarku.

Mengejar kami tepatnya.

Aku+si orang misterius.

Para pria bangsat mengumpat dan menarik kokang pistol mereka kemudian menodongkannya ke arah kami.

Mereka siap menembak.

Dengan satu lengan, si pria misterius menarik lenganku dan memaksaku untuk memeluknya dari belakang diatas sepeda motor.

Peluru meluncur.

Tapi kami sudah ngebut pergi meninggalkan tempat itu.

Meninggalkan area lokasi konstruksi sepi yang hampir membunuhku.

Dua pria bangsat itu memang tidak menyerah, dan aku tidak tahu bagaimana cara membuat mereka menyerah.

Mereka terus menembak kearah sepeda motor yang kami tunggangi menuju jalanan umum meskipun meleset.

Mereka hanya membuang - buang peluru -_-.

Kami melesat pergi dan akhirnya berada di jalan umum.

Mereka tidak bisa membunuhku ditempat umum, kan?

Sepeda motor melesat melambung beberapa kendaraan dengan cepat dan lihainya berbelok dibeberapa belokan. Kami melaju begitu cepat hingga bisa kurasakan mereka para pria bangsat sudah tertinggal jauh dibelakang.

The Author #Wattys2016Where stories live. Discover now