Nothing Normal

249 76 2
                                    

Tidak lagi ada yang normal.
Sudah bergerak terlalu jauh untuk kembali ke normal.


- Lutfia Ihwani Umar























Rechap :

" Tidak konyol. Gangguan medan geomagnetik menyebabkan kawanan burung berubah arah, "

" Menyebabkan mereka berubah arah. " aku mulai memancing. " Lalu gangguan medan macam apa yang menyebabkan mereka mematahkan leher mereka sendiri? "

>>>>><<<<<

" Don't judge me, itu yang kulihat di berita. "

" Itu juga ada disana, " kataku.

Aku mulai berpikir aku tidak bisa menyimpan rahasia ini sendirian lebih lama lagi.

Aku butuh seseorang yang setidaknya mengetahui apa yang terjadi padaku meski ceritaku tidak satupun di percayai.

Dengan begitu ketika aku mati, anggapan bahwa aku bunuh diri mungkin tidak ada.

Jadi kuberitahu Maria semua yang terjadi di high school. Mulai dari perasaan aneh yang menghantuiku, perasaan seperti diawasi, diikuti kemanapun, hingga ke gagak pertama yang menyerbu kaca jendela disampingku.

Kuberitahu semua hingga kejadian di lorong sekolah dimana ketakutan menjalariku dan membuatku pasrah mati.
Mati, tenang. Tidak akan ada lagi teror yang mengikuti, menghantui, ataupun memburuku.

Karena aku tahu.
Tidak peduli apapun yang kulakukan, aku tidak akan bisa lari.
Tidak akan bisa sembunyi.

"Mereka" akan mendapatkanku mau bagaimanapun juga.

Kuceritakan juga bagaimana aku tahu kalau aku tidak jatuh tertidur dan diteror di mimpi, tapi kenyataannya mereka memang mendatangiku disini. Dunia nyata.

Bagaimana ketika aku tahu mereka begitu menginginkanku, bagaimana mereka tidak berhenti mengejarku, hingga bagaimana Peter disana dan membuyarkan semuanya, menarikku ke kenyataan seolah tidak ada yang terjadi.

Seolah semuanya normal.

Maria meringis mendengarku. Dia memberiku tatapan, Apa yang kau bicarakan? Kau bercanda?

Ku tunjuk laptop dengan bola mataku.

Maria menatapku bingung dan meraih laptop meletakkannya di pangkuan.

Hening. Hanya ada napas kami berdua.

" Sumpah, aku tidak mengetik apapun. Tapi tidak tahu bagaimana semuanya sudah disana. Setiap bait katanya- "

" Kau mengetiknya lagi, kan? " Maria menuduhku. "

" Menurutmu kapan aku sempat menyentuh benda ini, huh? " pancingku. " Semalam Greyson disini. Aku tidak mungkin mengacuhkannya dengan menaruh perhatian lebih ke benda sialan itu, kan? Sepulang high school. Kau tahu tidak apa yang terjadi padaku? Kalian tahu kenapa aku pulang terlambat? Kalian tahu kenapa Peter pulang bersamaku- "

" Namanya Peter? Cowok keren, " potong Maria.

" Lihat? Mengerti maksudku? Seolah kehadiran Peter merubah segalanya. Kalian menanyakan asalnya, keadaannya, kabarnya, bahkan menanyakan rupa pangerannya- "

" Sebenarnya tidak ada yang menyinggung rupa pangerannya, "

Mulutku tetutup.

" Kecuali kau memang berpikir Peter memiliki rupa pangeran. " Maria mulai menggoda.

Ugggghh  !!!

Aku mengerang mengeluh. " Kembali ke topik. " perintahku. " Peter disini dan tiba - tiba semua perhatian tertuju padanya padahal aku yang hampir mati! "

" Mati? Kau tidak menyinggung apa - apa tentang mati. "

" Senjata di depanku. " ku buat skema penodongan dengan jari.

Mata maria membulat. " Kau tertembak? " tangan Maria mulai menjalari tubuhku.

Aku menggeleng memberitahunya tidak. Kalaupun aku tertembak, pasti akan ada darah.

Tapi kemudian tangan Maria menyentuh lebam biru di lenganku.

Hhhhh.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerang sakit.

" Apa ini? " tanya Maria. " Kau bilang kau tidak kena tembak, "

" Memang tidak. " jawabku. Karena kenyataannya, Peter yang hampir tertembak karenaku.

Maria menatapku tidak percaya.

Kemudian tangannya meraup lengan kardigan panjang penuh debu di lenganku, menariknya hingga ke siku. Menampakkan luka lebam biru keunguan di sepanjang lengan.

Napas Maria tertahan. " Ini semakin parah. "















.
.
.
.
.
.
.
.

Author's Note :

Disela jadwal sama latihan yang padat aku nyempatin tekan publish.

Jangan lupa vote & comment.
It'll really gonna made my day :*
Love ya..

Untuk yang mau lebih kenal aku follow:

Twitter : @Lutfia_Umar
Instagram : lutfia_ihwani_umar

.
.
.
.
.
.
.
.

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar



The Author #Wattys2016Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora