The Show

677 66 6
                                    

"Ada apa dengan Jonathan? "

"Sejujurnya aku sudah malas dengannya." Prilly memutar bola matanya. "Kau tau? Aku sampai harus membolos kuliah karena menuruti semua permintaannya yang bertubi-tubi."

"Lalu kenapa kau mau? "

"Ya tentu aku mau, jika aku menolak dia akan selalu mengancamku. "

Jonathan memang benar-benar menyebalkan.

"Bagaimana dia mengancammu? "

"Dia akan memberi tau Stive jika aku itu masih mencintai Niall. Kau tau kan Jes, jika Stive akhir-akhir ini sedikit sensitif padaku."

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Bisa-bisanya Jonathan akan mengadu domba Prilly seperti itu. Padahal dia sebentar lagi akan bertunangan dengan Stive.

Aku tidak tau ingin menjawab apa sekarang. Jika aku diposisi Prilly entah apa yang akan terjadi saat ini.

"Aku akan membuat suatu pernyataan dengan segera bahwa aku tak ingin lagi berurusan dengan Jonathan dan segala bualannya itu. "

"Bagaimana caranya? "

Prilly mengambil nafas dalam seperti akan menjelaskan sesuatu yang sangat panjang. "Jadi aku memiliki sebuah rencana, tapi aku membutuhkan bantuanmu Jes. "

Jika itu akan membuat keadaan menjadi baik aku akan melakukan apapun demi hubunganku dan Niall juga Prilly dengan Stive.

"Tapi, jika ini gagal reputasi one direction bisa turun. "

"Hah?!" aku berteriak terlalu kencang sehingga semua mata tertuju padaku. "Memang apa rencanamu sampai bisa membuat reputasi one direction itu turun."

Jika resiko yang akan ditanggung besar kurasa aku tidak bisa melakukannya karena pasti akan ada jalan lain bukan?

Wajah Prilly mendekatiku seperti akan berbisik. "Jadi kau akan muncul di atas panggung saat acara talk show besok malam."

"What?! "seketika semua orang tertuju padaku lagi.

"Ba-bagaimana bisa?" tanyaku lagi.

"Jadi kau ikut bersamaku masuk ke backstage. Lalu saat namaku dipanggil maka kau lah yang akan muncul."

"Are you serious?" ini terdengar sangat gila.

"Ya, aku sudah memikirkan ini matang-matang. Saat kau muncul nanti kau harus membuat para penonton terkejut dan senang melihat kau di atas panggung. You know Jes, anggaplah ini seolah-olah kau memberikan surprise pada Niall. Seperti saat kau lihat di televisi ketika kekasih selebriti itu memberinya surprise. "

"Lalu hubungannya dengan reputasi turun? "

"Nah itu yang aku takutkan jika kau muncul dan ternyata penonton tak menyukainya karena mereka berfikir itu termasuk pemalsuan maka reputasi one direction akan turun."

"Pemalsuan? Apa maksudmu? "

Prilly berdeham sedikit. "Ya karena selama aku berada di acara tv dengan Niall, aku sebagai kekasihnya."

Aku melongo mendengarnya. "Jadi semua orang sudah mengira jika kau adalah kekasihnya Niall? "

Prilly mengangguk."Jes, kita harus mengakhiri ini semua. Aku yakin kau pasti bisa membuat penonton senang melihatmu. Kau pasti bisa Jes. Aku yakin."

"Bagaimana dengan Jonathan?"

"Dia pasti sangat kaget dan sangat malu nantinya. Lebih bersyukur lagi dia mundur jadi manajer the boys. "

Aku sebenarnya tidak yakin tapi, "aku akan memikirkan ini lagi Pril. Nanti aku akan mengabarimu."

Lalu aku keluar dari kantin menuju parkiran untuk pulang. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang.

Aku terbangun dari tidur siangku karena ponselku yang bergetar.

"Halo?"

"Hey babe, kau pasti bangun tidur ya? "

"Niall?!"

"Calm down hahaha. Apakah kau sudah makan? "

"Sudah, aku makan di kampus tadi. Pertanyaanmu itu terlalu basi."

"Ugh kau selalu seperti itu. I miss you so much Jessy. "

"Aku tidak merindukanmu. "

"Kau sering sekali mengucapkan hal itu. Aku tau kau tak serius, setelah kau mengatakan hal itu kau pasti akan bilang, "

"Tapi aku sangat merindukanmu hahahahah."

"Hahaha sudah kuduga babe. Oiya aku mau mengatakan sesuatu padamu Jessy. "

Aku mengerutkan keningku. "Apa? "

"Besok dan lusa aku tidak bisa memberi kabar dan menelfonmu seperti biasa babe. Aku akan mengadakan konser dan besok aku ada acara talk show lagi dengan Prilly."

Oh my god. "Tak apa. Tapi, kenapa kau tidak bisa mengabariku? Kau biasanya menyuruh Paul?"

"Manajer tua itu yang akan mengambil ponselku. Dia itu terkadang sangat lebay. "

Sialan.

"Baiklah."

"Jessy, kau marah padaku?"

"Niall, aku tidak marah padamu. Apa suaraku ini terlihat sedang marah?"

"Em, no babe. Tapi aku takut jika kau marah karena selalu melihat berita tentangku dan Prilly berpasangan."

Kudengar suara sedih Niall. "Oh Niall, tak apa. Aku tau itu demi kau dan reputasimu. Kau selalu bilang kan jika aku harus terbiasa dengan keadaan yang seperti ini?"

"Jessy, kau memang gadis impianku selama ini."

"Oh God, berhenti mengatakan itu."

"Baiklah, aku harus pergi sekarang. Bye Jessy i love you to the moon and back."

Aku tertawa kecil mendengarnya. "Love you too."

Apa aku harus melakukan rencana Prilly saja ya?

---

Yang benar saja, aku saat ini memang benar-benar tak bisa tidur karena memikirkan rencana itu. Jam sudah menunjukkan angka 12:35 am. Sesungguhnya rencana itu terdengar sangat gila menurutku. Menurut kalian bagaimana?

Jika aku melakukannya dan akhirnya gagal, akulah yang disalahkan. Jika ini berhasil maka semua akan berubah menjadi seperti dulu lagi tanpa ada halangan.

"Ahhhhhh pusing!!! "

Tiba-tiba saja aku teringat tentang perjalananku selama ini sampai aku bisa mendapatkan hati Niall. Apa aku ceritakan semuanya saja ya? Pasti penonton tertarik untuk mendengarnya dan mungkin senang?

Lagi pula apa yang perlu aku takutkan jika aku tidak salah dan aku berhak untuk berada di samping Niall. Banyak juga yang meng-ship hubunganku dengannya. Tapi-

Ah sudahlah aku akan..

"Hello Prilly, i'm ready to the show. "

____________

Okayyy guyssssss see you on the next part.

Dont forget to vote and comment! Gaada vomment cerita ga lanjut lohhhh :)))

With love

Fauziah

Our Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang