He is Everything

1.9K 129 9
                                    

"Hi Prilly, how are you?" tanya pria berambut pirang itu sambil memeluknya sekilas.

"Em hi Niall, im fine."

"Apa Stive belum menjemputmu?"

Prilly menggelengkan kepalanya. "Kalian duluan saja, aku akan menunggunya di sini. Mungkin sebentar lagi dia datang."

"Tidak Pril, aku dan Niall akan menunggumu sampai Stive datang," ucap Jessy.

"Thank you."

Akhirnya mereka bertiga saling mengobrol sampai Prilly benar-benar di jemput oleh Stive.

Jessy POV

"Babe, kau ini kenapa dari tadi diam saja?" tanya Niall saat sedang di perjalanan menuju apartemennya. Ya, dia memang mau mengajakku ke sana.

"Tidak, memang aku biasanya bagaimana?"

Niall menatapku sekilas sambil tersenyum. "Kau itu suka sekali bicara Valerie."

"Niall don't call me like that. Please," ucapku kesal.

Akhirnya kita sampai di apartemennya yang amat besar itu, entah apa tujuannya membeli apartemen sebesar ini. Lalu Niall memutari mobilnya dan membukakan pintu untukku kemudian mengajakku masuk.

"Huh, im tired." Aku langsung menghempaskan diri di sofa miliknya.

"Why? Apa kau habis lari-lari?" tanya Niall sok polos.

"Iya tadi aku mengelilingi lapangan stadion terbesar di London," ucapku sebal.

"Hahaha kau ini ada-ada saja, tapi aku jadi teringat saat kau meminta follback dariku."

"Niall please jangan bahas tentang itu, kau tau itu membuatku-mmph."

Tiba-tiba Niall menciumku tepat di bibir dan aku diam karena sangat kesal dengannya.

"Hei kenapa kau tak membalas ciuman dariku? Kau tau banyak fansku yang ingin mendapatkannya. Tapi kau malah menyia-nyiakannya, Jes aku ini-mmph!"

Dan akhirnya aku yang menciumnya tepat di bibir sama seperti Niall tadi. Aku juga sangat kesal mendengar ocehan darinya.

Dan kami pun tenggelam dalam suasana yang sangat indah ini.

"Niall, aku ingin pulang bisakah kau mengantarku?"

"Memang apa yang akan kau lakukan di rumah nanti? lagi pula kau kan sendirian?" jawab Niall yang sedang duduk di sampingku.

"Entahlah, hanya saja ini sudah malam dan aku ingin tidur."

"Kalau begitu tidur saja di sini."

"Kau gila? Apa kata orang jika aku tidur di sini?"

"Babe kan tidak ada yang tau kau ada di sini atau tidak? Who's care?"

"All of your fans are care with you."

Ku lihat Niall memutar bola matanya. "Listen to me, jika mereka ada yang tidak suka denganmu dan dengan hubungan ini jangan kau pedulikan. Ini adalah masalah kita pribadi jadi buat apa mereka yang susah-susah mengurusi kita. Orang yang tidak suka dengan kita, mereka hanya iri. Iri dengamu Jes," jelas Niall sambil menangkup pipiku.

Aku mencerna kata-kata dari Niall barusan. Niall akhirnya memelukku erat sambil mengelus punggungku. "Don't scared i'm here, jika ada yang menyakitimu bilang padaku."

"Thank you," ucapku sambil tersenyum di dadanya yang bidang itu.

"So, kau akan menginap kan babe?" tanya Niall memantapkan.

Our Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang