"Tempat yang buruk."

<>-<>-<>-<>-<>

"Ini yang kau harapkan huh? Memakan hoddeuk panas di luar sini dengan angin musim dingin yang sudah mulai bertiup? Semuanya menggunakan uangku?"

"Ayolah hubby," Yoongi menyeringai, kuikuti permainanmu Kim Namjoon! "bukankah sudah menjadi kewajibanmu untuk menafkahiku?"

"Sialan."

Kali ini Yoongi tertawa keras, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya sinis. Sementara Namjoon dengan kesal melahap hoddeuk-nya.

Melempar bungkus hoddeuk ke tempat sampah berjarak 5 meter dari bangku mereka duduk, Yoongi meneriakan 'three points!' seketika lemparannya sukses.

"Kau berbakat, bisa main basket?"

"Aku cukup ahli."

"Begitukah? Kalau begitu suatu saat, bermainlah one-on-one denganku."

"Aku optimis."

"Cih, dulu saja kau bilang kau pandai dalam rapping, tapi akirnya itu aku yang lebih pandai darimu."

"Kata siapa kau lebih pandai? Jangan karena kau menganggap dirimu sebagai Runchranda yang tak terkalahkan di kelima series Diss or Dissed, kau optimis lebih pandai dariku.

"Sebenarnya itu empat, karena tahun ini aku didiskualifikasi."

Yoongi masih ingat, malam ketika Runchranda menolongnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf," utarnya.

"Tidak masalah, toh apa gunanya menang, Diss or Dissed sudah lama menjadi hal yang membosankan bagiku."

"Kenapa?"

"Hm?" Namjoon menatap Yoongi yang sudah sedari tadi memperhatikan wajah si pria dewasa, mata mereka bertemu, Namjoon tersenyum, "karena tujuanku sudah menghilang."

Angin yang berhembus serasa berkali-kali lebih dingin dirasa oleh Yoongi, tubuhnya menggigil, ia menaruh tangannya memeluk dirinya sendiri, mengalihkan pandangannya ke tanah.

Namjoon berdiri, melempar bungkus hoddeuk yang sedari tadi masih ia pegang ke tempat sampah, "Sebaiknya kita kembali, suhu udara diluar sini semakin rendah, aku takut salju akan segera jatuh."

Yoongi mengangguk, ia kemudian mengikuti si blonde kembali ke mobil.

Di perjalanan pulang ke apartemen Namjoon, salju mulai turun, semakin lebat tiap menitnya membuat Namjoon khawatir.

Si blonde mengalihkan atensinya pada Yoongi, "Kurasa akan ada badai hari ini, Yoon-"

Matanya sempurna melebar, Namjoon refleks menaruh tangannya di dahi Yoongi, merasakan suhu tubuh yang lebih muda naik dengan signifikan.

"Fúck Yoongi, apa kau harus sakit disaat seperti ini?"

Salju mulai turun luar biasa lebatnya, membuat jalanan tertutup salju, dan Namjoon kesulitan menyetir mobilnya, ia pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kurasa kita harus menunggu badai salju ini selesai, akan berbahaya jika berkendara di situasi seperti ini."

Yoongi menimpal dengan anggukan lemah.

Mesin mobil masih menyala, begitu juga fitur penghangatnya, namun Namjoon takut akan segera ada masalah di accu-nya. Begitu hal itu terjadi, mesin mobil akan mati beserta penghangat yang menjaga mereka dari suhu rendah yang ekstrim.

Grey Scarf: The Needle & The Yarn {NamGi}Where stories live. Discover now