Chapter 17

2.4K 194 0
                                    


Author POV's

Hari ini sesuai keinginan Tuan Song, Jungkook membawa Dahyun keruangan Tuan Song.

Mereka duduk bedampingan didepan Tuan Song. Tuan Song masih bungkam melihat Dahyun yang bisa dikatakan kembar dengan Ahri. "Dari mana asalmu?"

Orang yang ditanya menatap Tuan Song. "Daegu". "Kau tinggal bersama siapa disana?" Tanyanya lagi.

"Hanya bersama eomma-ku" jawabnya. Jungkook hanya diam, bukan waktunya untuk berbicara sekarang.

"Apa kau punya kakak atau adik?" Tuan Song terus bertanya. "Ani, aku anak tunggal".

Tuan Song berfikir sejenak, bagaimana bisa ada seorang yeoja sangat mirip dengan anaknya.

"Kalian pulanglah sekarang, aku banyak urusan" Tuan Song berkata lalu pergi keluar ruangan.

.

"Buddy eodigaa?" Rengek Ahri sambil memainkan ponselnya. "Bukannya kau berjanji untuk kesini eoh? Tapi sampai sekarang tak kunjung datang" Ahri terus berbicara dengan ponsel yang ia mainkan.

Ahri melihat isi kamar inapnya, tidak ada seorangpun selain dirinya. Ia sangatlah bosan sekarang, Taehyung? Ia sedang sibuk dengan comebacknya untuk saat ini, karena ada banyak yang ia belum urus saat ia menjaga Ahri.

"Ayolah buddy jawab pesanku kali ini saja" ucap Ahri sambil mengetik di papan ketiknya.

.

"Ada apa tuan?" Tanya Bibi Park yang berdiri di sebelah kursi Tuan Song.

"Apa Ahri punya kakak atau adik?". Bibi Park belum menjawabnya.

"Apa Ahri punya saudara kembar?" Tanya Tuan Song lagi.

Bibi Park masih tidak berkutik. "Mengapa kau tidak bilang dari awal?!" Tuan Song menggebrak meja.

"Sh shin Dahyun?" Tanya Bibi Park.
"Siapa dia? Apa kaitannya dengan Ahri" Ucap Tuan Song menatap tajam Bibi Park.

" D Dia kembaran Ahri tuan" Bibi Park menunduk. Ia sangat takut menatap Tuan Song.

Flashback

Suasana kota Seoul sangatlah sepi hari ini. Hujan deras membuat orang sungkan untuk bepergian. Namun tidak dengan Park Doyoon. Ia gelisah sambil membawa bayi yang baru berumur 3 minggu. Ia tidak punya tujuan.

Hingga akhirnya waktu sudah menunjukkan jam 1 malam. Ia terduduk di sebuah halte sambil menangis. Ia tak tau akan bagaimana nasibnya nanti.

Sejam kemudian ada sebuah mobil yang melintas disana dan memberhentikan mobilnya di halte tersebut. Seorang lelaki berusia berkepala tiga itu keluar keluar dari mobilnya. "Permisi" ucap lelaki tersebut. "Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah larut malam".

Park Doyoon hanya mengadahkan kepalanya dan menampakkan matanya yang bengkak karena menangis. "Aku tak punya tujuan" lirihnya.

"Kalau begitu kau bermalam dirumahku, aku takut anak ini bisa kedinginan" ujar Lelaki itu melihat bayi tersebut. Park Doyoon pun mengikuti apa katanya, setidaknya ia masih bisa bermalam di tempat yang layak.

.

Pagi pun tiba. Doyoon awalnya ingin pergi dari rumah tersebut karena ia merasa tak enak dengan tuan rumah. "Saya harus pamit" ucapnya lalu menundukkan kepalanya. "Terimakasih atas bantuan kalian" lanjutnya.

"Kau bisa tingal disini bersamanya" seru Nyonya Song.

"T tapi anak itu menjadi anakku" Nyonya Song tergagap. Tuan Son membulatkan matanya.

"Aku minta tolong padamu, aku tak bisa mempunyai anak selama ini" ucap Nyonya Shin berkaca-kaca. "B bayi ini b bukan anakku" Doyoon angkat bicara. "Dia anak keluargaku, ia tak mampu untuk membiayainya" lanjut Doyoon.

"Jadikanlah ia anakku Doyoon-ssi kumohon" ucap Nyonya Song.

Flashback off

.

Author POV's

Ahri hari ini boleh pulang dari rumah sakit, ia senang bisa kembali kerumah ia muak di rumah sakit.

"Akhirnyaa" ucap Ahri lega sembari duduk disofa.

Jimin POV's

Sudah 14 hari aku tak mengaktifkan ponselku yang satunya, aku berniat untuk menghilang dari dunia Ahri, tapi masih saja aku selalu bertemunya setelah ia keluar dari rumah sakit.

"Jimin ada yang salah?" Perkataan J-hope menbuatku tersadar dari lamunannya. "Tidak ada hyung" jawabku sembari tersenyum.

"Kita harus lanjutkan latihan kita sekarang" teriak Namjoon dari sudut ruangan.

Kami bertujuhpun kembali berlatih karena besok adalah first stage mereka untuk comeback lagu Run.

.

Author POV's

"Heol aku benar-benar gugup tadi" kata Jin sambil meletakkan tangannya didada untuk merasakan detak jantungnya.

"Rasanya seperti pertama kali debut" lanjut Jungkook.

"Jungkook-ah bagaimana kabar Dahyun?" Tanya Hoseok sambil menghempaskan badannya disofa.

"Untuk saat ini ia pulang ke daegu"jelas Jungkook singkat.

"Lalu Ahri?" Tanya Hoseok seraya menatap Taehyung. "Ia sudah keluar rumah sakit. Keadaanya juga sudah sangat membaik" Taehyung tersenyum melihat Hoseok.

Hoseok senang mendengar kabar tersebut. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Jimin yang memegangi ponselnya.

"Jimin-ah? Ponselmu rusak? Pantas saja aku menelponnya selalu tidak aktif" oceh Hoseok.

"Aniyo, aku hanya mematikannya saja" Jimin masih menatap ponselnya itu dan tersenyum miris.

Ahri masih bingung dengan semuanya, Taehyung adalah Taekim, Dahyun mempunyai wajah yang sangat mirip dengannya, buddy menghilang tak ada kabar. Ia bingung apa yang harus ia lakukan.

Ia bangkit dari duduknya lalu pergi kegedung bighit.

Ia mengetuk pintu ruangan appanya. Lalu melangkahkan kakinya dan duduk didepan meja appanya. "Appa" panggil Ahri. "Wae?" Jawab orang didepannya yang masih berkutat dengan layar komputernya.

"Banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan sekarang"

Tuang Song menatap Ahri lembut. "Appa sedang sibuk, beri appa waktu"

Ahri menekuk wajahnya. Sepertinya appa Ahri lebih menyayangi pekerjaannya dibandigkan dengan Ahri.

-tbc-

Makin awkward 😚

New Manager (Dalam Perbaikan)Where stories live. Discover now