13. heartbreak girl x Luke

4K 732 142
                                    

Luke menyetir ke apartemen Aelita dalam diam. Aelita sendiri sekarang sedang tertidur pulas di kursi penumpang sebelah Luke. Jejak-jejak air mata masih terlihat jelas di pipi gadis itu. Sungguh, hati Luke benar-benar sakit melihat kondisi gadis itu sekarang. Gadis yang sangat ia sayangi.

Ya, Luke sangat menyayangi Aelita. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama, saat pertama kali Calum menyuruhnya menjemput gadis itu untuk pertama kalinya. Belum lagi gadis itu bersikap ramah dan cepat akrab. Luke tahu ini semua salah, ia mencintai pacar bosnya, sahabatnya.

Dan sekarang, melihat gadis itu tersakiti, rasanya ia ikut tersakiti juga. Walau ada sebagian dari dirinya yang merasa senang karena hubungan Calum dan Aelita sedang terancam sekarang. Namun melihat gadis itu menangis seperti tadi... ia tidak sanggup.

Luke menggendong Aelita pelan-pelan menuju kamar apartemennya, lalu menidurkan gadis itu di kamarnya. Ia mengecup puncak kepala gadis itu berkali-kali dan mengelap sisa-sisa air mata gadis itu.

"i will always protect you, Aelita. I promise."

***

Aelita mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat berat karena efek menangis semalam. Gadis itu yakin Luke yang membawanya kemari. Dan ia sangat berterima kasih untuk itu. Berterima kasih karena Luke sudah menjadi teman yang sangat baik. Aelita berjalan ke dapur untuk mengambil air putih dan terkejut saat melihat Luke sedang asyik berkutat dengan kompornya.

"L-Luke?" panggil Aelita. "ngapain lo disini?"

Luke berbalik dan tersenyum. "good morning juga, princess."

"Luke? Lo nginep semalem? Ngapain lo nginep? Terus emang lo tidur dimana? Idih, gangerti gue?" tanya Aelita bertubi-tubi. Membuat Luke mematikan kompornya dan menghadap Aelita.

"Sabar gue jawab satu-satu," ujar Luke. "iya, ini Luke. iya, gue nginep. Gue nginep gara-gara gue khawatir sama lo, bego. Terus, gue itu tidur di sofa kesayangan lo tuh, sofa ruang tamu. Dan lo ga harus ngerti, kok."

Aelita berjalan melewati Luke dan mengambil air putih. Setelah meminum air putihnya gadis itu duduk di meja bar apartemennya, dan menelungkupkan kepalanya di sana. Mulai menangis.

"Idih, si goblo malah nangis lagi." Luke bergumam lalu duduk disebelah Aelita. Luke mengusap-ngusap punggung gadis itu perlahan untuk menenangkannya.

"Mending kita coba telepon Calum, biar semuanya jelas."

Aelita mengangkat kepalanya dan meminjam ponsel Luke untuk menelepon Calum.

"Halo, Luke? Kenapa?"

"Ini Aelita."

"Kenapa telpon pake hape Luke dah?"

"Gue males ambil hape. Gue juga ga mau bertele-tele sih, cuma mau nanya."

"Lo abis nangis ya, Ta? Kenapa sih?"

"Gausa banyak ngomong deh. Gue cuma mau nanya kok. Gimana rasanya ena-ena sama Diara? Enak?"

"T-ta.."

"Jawab anjing!"

"Ma-maaf."

Tangis Aelita pecah, ia tahu jelas apa arti kata maaf tersebut. Dan kalau boleh pilih, ia justru mengharapkan kata lain yang keluar dari mulut Calum. Bukannya maaf. Karena maaf berarti membenarkan semuanya. Membenarkan semua kesalahan Calum.

"Ta, gue bisa jelasi-"

Aelita sudah lebih dahulu memutuskan sambungan karena ia tidak butuh penjelasan, ia tidak ingin mendengarkan penjelasan dari Calum yang justru akan memperjelas semuanya, jauh menyakiti hatinya.

Dan Aelita berakhir menumpahkan air matanya di dalam pelukan Luke lagi.

ni chapter lirik heartbreak girl banget ga si?


pls jangan bunuh gwa alurnya jadi kek gini

emang ini konflik mereka udah gue rencanain dari awal kok wkwkwk

dan gue cuma mau ingetin, itu judulnya ft. calum hood.

got it?

after story//calum.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang