Empatbelas.

6.6K 380 3
                                    

Burung burung berkicauan membuat Vionna terbangun. Ia membuka matanya, ia sadar jika ia harus menengok saudaranya di makam.

Ia bergegas dengan cepat. Mandi, berdandan dan memakai pakaian untuk ke makam sudah ia lakukan, tinggal ia bertemu dengan Elle dan keluargnya

Elle sudah menunggu di depan pintu Vionna. Ia sudah memakai gaun terbaik nya itu.

"Elle, cepatlah!," Vionna berjalan cepat

"Baik Vionna," ia mengikuti langkah Vionna.

Vionna sengaja melewati ruang makan agar bertemu dengan ayah dan ibunya.

Saat ia sudah di ruang tamu terlihat semua keluarganya makan tanpa kehadiran Sonya dan pamannya.

"Ibu.." Vionna memeluk ibunya itu

"Kau mau kemana?," tanya ibunya

"Aku akan kemakam Sonya dan paman,"

"Tapi kau baru saja pulang. Semua meng khawatirkanmu, semua beranggapan kau telah meninggal dan hilang," ucap bibi ana.

"Tapi, bi.. Hanga sebentar..,"

"Tapi ada syaratnya," bibi Ana mengambil gelas dan meminumnya "kau harus diawasi oleh penjaga. Hanya lima penjaga,"

"Ta-"

"Lakukan yang diucapkan oleh bibimu,"

Vionna hanya mengangguk. Ia terpaksa ke makam dengan lima pengawal.

Vionna pun pergi dari ruang makan dan ia langsung menaiki kereta kudanya itu bersama dengan Elle.

Kereta pum berjalan..

"Semua orang beranggapan aku telah tiada," ucap Vionna sambil melihat kearah luar jendela

"Itu hanya gosip. Tapi kau kan sudah kembali,"

"Kehilangan dua anggota keluarga dan sahabat sangat menyakitkan,"

"Sahabat? Kau punya sahabat yang telah tiada? Siapa? Bretha?,"

"Bukan. Ah sudahlah,"

Elle menatap tajam Vionna "Vionna, tolong jelaskan, kau pergi hilang kemana? Semua seisi keluarga mengkhawatirkan mu, keluarga Bretha pun begitu,"

Vionna hanya terdiam

"Hei, kenapa kau tidak mau jawab? Kau sudah tak mau bercerita lagi dengan sahabatmu ini?,"

"Baiklah,Elle, ini ceritanya sangat panjang dan intinya aku akan menikah oleh Vampire,"

"Apa?!" tanya Elle tak yakin

"Stt! Diamlah! Ini hanya rahasia kita,"

"Apa bretha tahu?,"

"Mungkin,"

Kereta tiba tiba berhenti, mungkin saat ini sudah sampai pemakaman. Vionna pun turun dengan Elle.

🍂🍂🍂

Disisi lain.

Steven hanya duduk di sofa empuk besarnya itu. Ia memandang buku buku yang tersimpan dilemari.

Wajahnya sangat sedih dan terpukul kehilangan satu keluarganya.
Tiba tiba Alex menepuk pundak Steven.

Steven melirik Alex "eh, kau,"

"Kau memikirkan apa?," tanya Alex sambil duduk di dekat Steven

"Debra dan Vionna,"

Alex mengangkat alisnya "lalu kapan kau akan melamar Vionna?,"

"Entahlah, ia terlihat tak jatuh cinta kepadaku,"

"Percaya diri saja!"

"Hmm, kau bagaimana dengan Bretha? Sudah membaik hubunganmu?,"

"Lumayan, tiga minggu lagi aku akan menikah."

"Hari yang indah!,"

"Sudahlah, aku akan melihat Patrcik di atas. Ia sedang apa? Aku takut ia kenapa kenapa," Alex pun berdiri.

Steven kembali memikirkan Vionna

' apa perlu aku temui ia sekarang? Tapi, aku harus bilang apa? Takutnya ia tak suka kedatanganku!'

Steven pun memberanikan diri untuk pergi menemui Vionna. Dengan hati gugup dan takut ia hilangkan dengan hati yang penuh percaya diri.

Kali ini Steven menemui Vionna dengan kuda kesayangannya itu, ia pun mulai mencari Vionna

🍂🍂🍂

Disisi lain juga, Vionna sudah selesai ke makam.

Ia langsung menaiki kereta kudanya. Ia minta kepada kusir kuda untuk menurunkannya di dekat taman kerajaannya saja.

Kereta kuda pun pergi.

'Jujur aku sangat merindukanmu, Steven, aku harap aku bisa berjumpa denganmu' ucap batin Vionna.

VIONNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang