Tigabelas.

6.8K 380 3
                                    

Saat malam hari..

Suasana dingin membuat tubuh Vionna sedikit kedinginan. Hal yang ia lakukan sekarang adalah memandang langit langit dan bintang bintang di jendela yang terbuka lebar.

Ia hanya tersenyum. Mengingat, bagaimana ia dikerajaan.

'Apa yang mereka lakukan sekarang? Apa mereka tahu jika aku diculik oleh vampire itu? Apa mereka merindukanku?' senyum Vionna pudar ketika ia mengingat keluarga di kerajaannya.

Vionna menutup jendela itu dan berjalan menuju kasur yang sudah tua itu. Ia membaringkan badannya

Terasa nyaman? Sangat nyaman, bahkan hangat walaupun sedikit kedinginan.
Vionna mulai menutup matanya dan tertidur.

Tiba tiba pintu kamar Vionna terbuka. Vionna tak menghiraukan hal itu, yang ia hanya inginkan hanyalah tidur, dan bermimpi keluarganya.

Tubuh Vionna kini merasa hangat, ia seperti di peluk oleh ibunya. Ia tersenyum.

'Steven? Kau kah itu?' tanya batin Vionna, berharap jika itu Steven

"Vionna.. Selamat tidur," bisikan suara itu membuat Vionna membuka matanya. Ia membalikan badannya

"Steven?," harapan Vionna tercapai, yang menyelimuti badan Vionna adalah Steven "apa yang kau lakukan?,"

"Kau akan sakit perut atau masuk angin jika aku tidak menyelimuti kau, udara disini sangat dingin," ucap Steven.

"Terimakasih,"

"Baiklah, selamat tidur," saat Lucius membuka pintu kamar Vionna, tiba tiba terdengar suara teriakan

Hal ini membuat Steven dan Vionna terkejut. Mereka berdua langsung keluar kamar dan mencari sumber suara.

"Suara siapa itu? Bretha?," tanya Vionna sambil berlarian

"Tak mungkin, bretha? Ia sedang tidur dengan Patrick dan pasti dijaga oleh Alex," jawab Steven sambil berlarian

"Lalu siapa?," langkah Vionna terhenti

Steven menatap mata Vionna "debra?,"

Mereka berdua langsung berlari keruangan Debra. Saat sudah di depan pintu Debra, Vionna dan Steven langsung membuka pintu itu.

Betapa terkejutnya mereka saat mereka lihat satu Vampire wanita telah membunuh Debra dengan menusuknya .

Vampire wanita itu melirik kearah mereka berdua dengan wajah yang menakutkan.

"Kaka?," tanya Steven

"Ya adikku, inilah kakakmu!," ucap Vampire itu sambil merentangkan tangannya "kau sudah lihat? Inilah buktiku!,"

"Darimana kau tau di disini?,"

"Tenanglah. Aku tahu sendiri dari Debra,"

"Apa?!,"

Vampire wanita itu hanya tertawa dan pergi dengan sayap terbangnya itu. Entah kemana ia pergi.

Vionna dan Steven mendekat kearah Debra, wajah Vionna sangat ketakutan air mata dari mata Vionna pun keluar.

"Debra..," Vionna memegang tangan Debra dengan erat "kau.. Akan aku bawa kau ke-,"

"Tidak Vionna, tidak.."

Air mata Vionna kembali keluar "tapi, kau sedang sekarat.. Hiks..,"

"Sudahlah, aku tak apa apa..," Debra hanya tersenyum

Lucius pun mengeluarkan air matanya "debra...,"

"Steven, sudahlah.. Terimakasih telah menjadi saudaraku, dan semoga kau langgeng dengan Vioona,"

Setelah itu Debra pun menjadi abu. Vionna hampir terkejut dan histeris. Ia hanya menatap abu abunya.

"Debraaa!!!!!," teriak Vionna dengan histeris sambil memeluk Steven

Tap.. Tap.. Tap.. Tap..

Suara orang berlarian menuju arah kamar Debra.

"Ada apa ini?!," tanya Alex tiba tiba

"Vionna?," Bretha mendekat kearah Vionna dan memeluknya.

"Steven, ada apa ini?! Dimana Debra?," tanya Alex frustasi.

"Dimana kak Debra?," tanya patrick

"Dia sudah mati, oleh kakakku," jawab pasrah Steven sambil menangis.

"Apa?!," tiba tiba air mata Alex keluar "apa yang telah kakakmu lakukan?!,"

Vionna menangis histeris, sungguh frustasi. Bretha hanya memeluk tubuh Vionna

"Vionna, Bretha.. Kalian harus pulang," suara Alex kali ini benar benar pasrah

"Mereka akan pulang kak?," tanya Patrcik.

"Iya.. Iya mereka akan pulang," jawab Alex

Bretha melepaskan pelukan dari Vionna dan ia kini memeluk Patrcik.

"Patrick, aku akan pulang, dan kau bisa kan main tanpaku? Atau kau bisa mengunjungi ku kapan saja,"

"Serius?,"

Bretha hanya mengangguk. Kini Patrick melirik Vionna. Ia memeluk Vionna dengan erat

"Aku akan merindukanmu," ucap Patrick

"Aku juga,"

"Baiklah, mungkin sekarang," Alex merentangkan sayapnya

"Ayo Vionna," Steven mengangkat tubuh Vionna dan merentangkan

Mereka pun pergi terbang. Terlihat Patrick dari jendela. Dengan hati berat Bretha meninggalkan Patrick.

🍂🍂

Saat sudah sampai dikerajaan, Steven menurunkan Vionna di dekat taman kerajaan.

Terlihat wajah Vionna sangat sedih. Steven mengusap air mata di pipi Vionna

"Jangan menangis lagi,"

Vionna hanya tersenyum. Ia pun pergi dari hadapan Steven, dengan cepat Steven pun pergi. Saat badan Vionna membalik, Steven sudah pergi.

Ia pun akhirnya pergi berlari menuju kerajaan. Penjaga kerajaan sungguh tak percaya jika Vionna telah kembali

Saat sudah masuk kerajaan, bibi Ana, ratu Hana, ayah Robert, kaka iparnya, kaka Vionna dan Ethan menyambutnya dengan tak percaya Vionna sudah kembali

"Kau dari mana saja?," tanya ibu Vionna

"Apa kau baik baik saja?," tanya ayah Robert

"Aku tak apa apa, dimana sonya dan paman?," tanya Vionna

"Mereka telah tiada,"

"Apa?!,"

Vionna kembali terkejut, ia pingsan karena tak percaya akan hal ini. Sungguh tak dipercaya ia ditinggalkan oleh dua anggota keluarganya.

VIONNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang