Empat.

8.5K 519 6
                                    

Vionna, Elle dan bretha pun melawan segerombolan vampire vampire yang menyerang para pelayan.

Vionna melepaskan anak panahnya kearah vampire yang bertubuh tinggi. Elle memasuki ruangan bawah tanah dan melihat mayat para pelayan yang begitu banyak

Elle menggelengkan kepalanya.

Vionna dan Bretha masih melawan segerombolan vampire. Bretha kelihatan kesusahan dengan melawan para pasukan vampire ini. Elle pun datang untuk membantu Vionna dan Bretha

"Vionna, Bretha, Ada banyak pelayan di ruang bawah tanah yang mati!," ucap Elle sambil melawan segerombolan Vampire

Vionna tidak menjawab, ia terlalu serius untuk melawan para gerombolan vampire ini.

Tak terasa, Vionna sudah membunuh gerombolan vampire hampir 20 atau lebih. Ia mengehla nafas. Bretha terlihat kelelahan, Elle hanya tersenyum sambil melihat busurnya

"wow" Bretha terlihat tak percaya jika ia melawan gerombolan vampire

"aku tak percaya, kita melawan gerombolan vampire vampire ini" ucap elle

vionna hanya tersenyum "Hei, sebaiknya kita lihat keadaan ibuku di kamarku!" ajak Vionna

Bretha dan Elle pun jalan duluan sementara Vionna berjalan dibelakang. ia memegangi busurnya dengan erat.

Tiba tiba Vionna mendengar suara orang yang berjalan dibelakangnya.Ia melihat kearah belakang ternyata itu adalah vampire, Vionna pun menyiapkan anak panahnya untuk membunuh Vampire itu. Vampire itu bertubuh tinggi, bertaring besar dan tidak mengerikan bagi Vionna

"Kau telah membunuh keluargaku!," ucap vampire itu "Kau akan lihat akibatnya! dan kau akan mendapatkan pembalasan yang begitu kejam," ancam Vampire itu

saat Vionna menyiapkan anak panahnya tiba tiba vampire itu menghilang dan pergi entah kemana. Jatung Vionna berdear kencang. Ia takut ancaman Vampire itu benar benar nyata.

"Hei vionna!" tiba tiba Bretha menarik tangan Vionna

Pikiran Vionna kini kosong. Ia masih memikirkan kata kata Vapire tadi, ia berusaha agar tidak kelihatan ketakutan dan berusaha melupakan kata kata vampire tersebut.

Ia masuk kedalam kamarnya. Ia melihat Ethan menggigigil kedinginan diatas kasur Vionna.

Vionna mendekat kearah Ethan "kau kenapa?"

"Entahlah Vionna, sejak kau pergi Ethan selalu menginggil dan merasakan kesakitan. Vionna, bisakah kau panggil dokter kemari?" Bibi Ana terlihat menangis begitu pula dengan Sonya

"Baik bi,"

Vionna pun pergi dari kamarnya untuk memanggil dokter yang ada di ruangan para pelayan. Vionna hanya sendiri kesana.

Ia melihat para pelayan ketakutan dan bersembunyi di dalam kamarnya. Vionna pun mengetuk kamar dokter

'tok.. tok.. tok..'

"Dokter, tolong aku! aku Vionna!" ucapnya

Dokter pun keluar dari kamarnya, terlihat keringat bercucuran dari tubuhnya

"Nyonya, baiklah, siapa yang sakit? aku mengambil peralatan ku dulu" ia pun mengambil kotak yang mungkin berisi barang barang untuk memeriksa pasien

"Ethan. Ia terlihat menginggil" Vionna terlihat khawatir

"baiklah,"

Vionna dan dokter pun berjalan pergi ke kamar vionna. Dokter pun mulai memeriksa keadaan tubuh Ethan. Vionna sangat khawatir dengan keadaan saudaranya itu.

setelah 10 menit Ethan diperiksa kini sang dokter mulai memasukkan barang barang periksaannya itu kedalam kotak.

"dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanya bibi Ana

"hhmm, Pangeran Ethan terkena penyakit yang langka, Sampai sekarang belum diketahui apa penyakitnya semacam demam berdarah dan cacar. Nanti saya usahakan agar obat untuk Ethan akan ada" jelas dokter itu

Bibi Ana terlihat putus asa dengan hal ini, ia kembali merintikan air matanya.

Vionna kembali teringat kata kata Vampire tadi. Mungkin ini pembalasan dari Vampire tersebut?

VIONNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang